Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. CAFE. SIANG
Dimas mulai menyantap makan siangnya. Nasi goreng special yang juga sama dengan pesanan Keisya, sudah mulai dia makan. Keisya memperhatikannya, tersenyum yang membuat Dimas heran melihatnya.
DIMAS
Emangnya bisa kenyang cuma lihatin mas doang?
KEISYA
Bisa, kalau kamunya nyuapin aku selagi aku ngelihatin kamu mas.
Dimas tertawa mendengarnya, meraih sendok Keisya lantas mengarahkan suapan pertama ke bibir Keisya. Keisya tersenyum manja, lantas membuka mulutnya.
DIMAS
Kita harus cepat, Sayang. Mama dan Tante Mia udah menuju ke butik. Bisa-bisa mereka marah lho nanti. Satu aja udah panas nih telinga, apa lagi dua ibu-ibu
(tertawa)
KEISYA
(ikut tertawa)
Iya juga ya.
(menghela napas)
Tapi kenapa ya, kei merasa ada sesuatu yang bakalan terjadi ke depannya nanti. Cuma kei gak tau apa itu.
Dimas menghentikan gerakan tangannya menyendok nasi gorengnya, memperhatikan Keisya yang menatapnya sendu.
DIMAS
Ada apa, Sayang? Kamu berubah pikiran buat menikah denganku?
KEISYA
(menggeleng cepat)
Bukan itu, kei hanya ngerasa aneh aja sama perasaan kei sendiri. Cuma ya kei juga bingung gimana ngejelasinnya
(memegang dadanya)
Ada rasa aneh di sini.
Dimas tersenyum sembari menggenggam tangan kanan Keisya.
DIMAS
Semua akan baik-baik aja, kamu gak perlu khawatir. Mas bisa pastikan, semua akan sesuai rencana kita. Oke?
Keisya mengangguk pelan sembari memaksakan senyuman.
DIMAS
Ya udah kamu makan dulu gih, bisa-bisa perasaan kamu yang gak enak itu terjadi kalau sampai kita telat, dan kena omel ibu-ibu itu.
Keisya tertawa mendengarnya, meraih sendoknya dan mulai menyuap sendiri makanannya. Keduanya kembali berbicara ringan di sela-sela makan siang.