Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
FIRASAT
Suka
Favorit
Bagikan
74. Scene #74

INT. MESJID NURUL. SIANG

Keisya memberikan uang yangn sudah dia masukkan ke dalam amplop cokelat kepada pengurus mesjid. 

IBRAHIM

Alhamdulillah, terima kasih banyak, Mbak Kei. Semoga rezeki mbak semakin bertambah ke depannya. 

KEISYA

Saya tidak perlu itu, Pak Ustadz. Saya hanya ingin doa untuk suami saya Dimas, anak saya Gilang dan saya sendiri. 

IBRAHIM

(menghela napas)

Mas Dimas orang yang baik, saya yakin dia akan bangga dengan apa yang Mbak Keisya lakukan. keinginan terakhir Mas Dimas yang Mbak Kei ceritakan, membuat saya yakin kalau saat ini, Mas Dimas tersenyum bahagia. 

KEISYA

(tersenyum)

Saya juga bahagia, Pak, jika Dimas bahagia. 

(menghela napas)

Kalau begitu, saya permisi dulu, Pak. Dan tolong doakan kami tepat di seratus hari kepergian Dimas nanti. 

IBRAHIM

Insya Allah, Mbak. Saya akan doakan. 

Keisya mengarahkan pandangan ke Dave, mengangguk pelan seakan memberikannya isyarat untuk balik. Dave beranjak dari tempatnya duduk, menyalam Ibrahim dan pergi bersama Keisya ke luar dari mesjid menuju mobil Dave yang sudah terparkir di depan mesjid 

Sesaat Keisya menghentikan langkahnya naik ke dalam mobil, mengarahkan tatapan ke mesjid dan tersenyum menenangkan. Keisya menghela napas panjang, melangkah masuk ke dalam mobil dan menutup pintunya dari dalam. 

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar