Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
EXT. HALAMAN RUMAH ARUMI. MALAM
Keisya duduk sendirian di ayunan besi, menatap langit malam sembari tersenyum lebar, seolah melihat Dimas di sana. Ingatannya kembali ke pembicaraan di danau kala itu. Saat Dimas membahas tentang kematian bersamanya.
CUT TO FLASHBACK:
DIMAS
Seandainya kamu dikasih kesempatan untuk memilih waktu kematian, kamu ingin mati kapan, Sayang?
Keisya mengarahkan pandangan kaget ke Dimas.
KEISYA
Kok ngomongnya gitu? Males agh ngomongnya tentang begituan. Takut.
DIMAS
Cuma nanya doang. Teringat gara-gara lihat matahari tenggelam.
(tersenyum)
Jawab saja, Sayang.
KEISYA
(menghela napas)
Kei ingin, meninggal di saat kita sudah menikah dan bertepatan dengan di hari ke 100 setelah kamu meninggal.
DIMAS
(mengernyitkan dahi)
Kenapa gitu? Mas pikir kamu mau meninggal di hari yang sama dengan mas.
KEISYA
(menggeleng)
Kei ingin jadi istri yang mengabdi pada suami. Kei ingin tunjukkan kalau kei akan menyelesaikan semua yang mas tinggalkan terlebih dulu selama seratus hari, dan setelah itu, kei akan menyusul.
DIMAS
Kamu mau menyelesaikan apa?
KEISYA
Tugas terakhir kei sebagai istri di dunia. Memandikanmu, mengantarkanmu, menyirami makam kamu menaburkan bunga dan mengabulkan semua keinginanmu yang belum tercapai.
Dimas merangkul Keisya dan mendaratkan kecupan di keningnya.
DIMAS
Mendengar jawaban kamu, mas semakin yakin memilihmu, Kei.
(menghela napas)
Mas tunggu kamu di saat itu terjadi. Tetap tidurlah di samping mas, seperti saat kita menikah nanti, mas tertidur di samping kei di tempat tidur. Berbaringlah di sisi kiriku, Kei. Mas akan menjagamu di mana pun kita berada.
BACK TO:
KEISYA (V.O)
(tersenyum)
Selamat jalan, Sayang. Tunggu kei di sana ya. Kei buktikan pada kamu dulu, kalau pilihamu yang jatuh padaku, bukan pilihan yang sia-sia. Jemput kei di saat waktunya tiba ya. kei sayang kamu, Mas.
Keisya terus menatap langit sembari tersenyum seorang diri.