Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. CAFE. SIANG
RANIA
Lu seriusan? Gak nyangka gue!
TITA
Nanti dia bohong karena di depan lu. Lu tau sendiri kan tuh cowok suka banget bohong dari dulu. Jangan mudah percaya, Kei.
RANIA
Lagian gak ada gunanya juga, Keisya mau percaya atau gak. Toh sekarang Keisya udah mau nikah. Kecuali kalau nih anak malah ragu sama rencana pernikahannya dengan Dimas.
KEISYA
(menolak pelan tubuh Rania)
Apaan sih, ya gak mungkinlah!
Keisya menyendok nasi gorengnya, lantas memasukkan suapan ke sekian kalinya ke dalam mulut.
TITA
Sakit apa anaknya? Cantik gak?
KEISYA
Cuma radang tenggorokan sama flu aja. Lumayan sih, tapi lebih mirip istrinya kayaknya. Kalau hidungnya, mirip dia sih.
RANIA
Kalau ingat dulu dia ngeduain lu sama tuh perempuan, kesel gue. Pengen gue jambak tuh dua orang.
KEISYA
(tertawa)
Pantesan aja cowok pada lari dari lu, lu garang amat sih.
RANIA
Garang di waktu-waktu tertentu itu harus. Jangan malah lemah mulu.
TITA
Lu gak ada niat dekat lagi sama dia kan, Kei?
KEISYA
Ya enggaklah, ngapain pula.
Tita dan Rania mengangguk lega, sedangkan Keisya mengarahkan kedua matanya ke nasi gorengnya yang tinggal setengah. Pikirannya tertuju ke ekspresi sedih Rafa dan ucapannya.
RAFA (S.O)
Aku sudah mendengar rencana pernikahanmu, Kei. Aku cuma ingin minta maaf atas kesalahanku dulu. Aku benar-benar menyesal sudah menyakitimu.
Keisya menghela napas pelan sembari mendengar cerita kedua sahabatnya yang mulai berbagi cerita satu sama lain