Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
EXT. INT. AMBULANCE. MALAM
Suara mobil ambulance memenuhi kedua telinga Dimas yang masih terjaga. Rasa sakit di perutnya, tidak membuatnya melupakan janjinya pada Keisya malam ini. Berulang kali dia menyebutkan nama Keisya lirih, meneteskan air mata menyesali semua janjinya yang dia ingkari.
GERY
Dim, yang kuat, Dim. Sebentar lagi kita sampai ke rumah sakit.
DIMAS
Keisya, to-tolong kabari Keisya. Di-dia menungguku.
Gery mengalihkan sorot matanya ke tangan kanan Dimas yang sudah dipenuhi darah karena sempat memegangi luka di perutnya. Dimas berusaha menjangkau saku celananya. Gery yang mengerti maksud dari tindakan Dimas, langsung menahan tangannya.
GERY
Tenang aja, Dim, aku bakalan ngehubungi mereka nanti. Yang terpenting sekarang, lu harus berusaha tetap sadar sampai rumah sakit.
DIMAS
Ja-jangan sampai lu-lupa.
GERY
Gue janji sama lu. Jangan mikir yang aneh-aneh dulu.
Dimas menelan air liurnya. Rasa nyeri semakin menjadi-jadi di perutnya yang membuat Gery meminta suster untuk melihat lukanya kembali.