Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
FIRASAT
Suka
Favorit
Bagikan
75. Scene #75

INT. KAMAR KEISYA. MALAM

Keisya menyalakan lilin. Lampu kamar sengaja dia matikan. Malam ini, dia ingin duduk di bawah sinar rembulan yang menembus kaca kamarnya. Keisya duduk dengan kursi santai di bawah jendela, membiarkan kedua matanya mengarah ke langit sembari tersenyum. 

KEISYA

Kamu tau, Mas? Sejujurnya aku rindu. Tapi aku yakin, kamu ada di sana melihatku. Aku sudah mewujudkan apa yang ingin kamu lakukan. Aku hanya tinggal menunggu waktu saja, kapan pun, aku siap.

Keisya meraih boneka pemberian Dimas, memperhatikan boneka itu sembari meneteskan air mata, walau senyuman terus hadir di bibirnya. 

KEISYA

Aku sadar, aku tidak bisa memaksa takdir untuk mempertemukan kita sesuai pembicaraan waktu itu. Namun jika keinginanku tidak tercapai untuk bisa bertemu denganmu, di seratus hari kepergianmu, aku pun ikhlas. Namun aku berjanji, tidak akan pernah menikah lagi sampai kapan pun. Hanya kamu, Mas. 

CUT TO FLASHBACK:

MIA

(menghampiri Keisya yang sedang duduk di pinggir kolam renang)

Ini untuk kamu, Kei.

(memberikan segelas orange jus)

KEISYA

Makasih, Ma.

MIA

(tersenyum)

Kei, mama tau segalanya. Bahkan pembicaraanmu tentang kematian seratus hari sejak kepergian Dimas.

KEISYA

(kaget)

Mama tau dari mana?

MIA

Buku harianmu. Kamu pernah menulis kejadian kamu di buku diarymu, kan? Mama tidak sengaja membacanya. Dan setelah kepergian Dimas, mama merasa kamu menantikan hari itu. Mama benar, kan?

Keisya menundukkan kepala dengan kesedihan yang tidak bisa lagi dia sembunyikan. 

MIA

Mama tau kamu sangat mencintai Dimas. Tapi, kita tidak bisa memaksa takdir untuk menuruti apa yang kita inginkan, Kei. Jika waktu tidak mengizinkanmu untuk pergi sesuai keinginanmu itu, kamu jangan terus terpuruk.

Karena bisa saja, Allah membiarkanmu tetap di sini, untuk terus menguji seberapa besar cintamu untuk Dimas. Apakah kamu bisa setia sampai waktumu tiba, Sayang.

Keisya mengarahkan tatapannya ke Mia. 

KEISYA

Mama serius?

MIA

Mungkin saja, kan?

(menghela napas)

Lagian, mama belum siap jika harus kehilangan kamu, Sayang. Jangan lakukan hal nekat hanya karena hari keseratus nanti, kamu tidak bisa bertemu dengan Dimas ya, Sayang? Jika kamu nekat melakukannya, kamu tidak akan pernah bisa bertemu dengan Dimas. Kalian akan terpisah di tempat yang berbeda. 

Keisya terdiam. Dia tahu hal itu. Bunuh diri hanya akan membuatnya semakin tersiksa. Dia tidak ingin hal itu. 

BACK TO:

KEISYA

Aku akan buktikan kalau aku, bisa setia di sini, Sayang. Tunggu aku ya?

Keisya menyandarkan tubuhnya di kursi, memeluk boneka pemberian Dimas yang kini menjadi temannya tidur kembali.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar