Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
EXT. PEMAKAMAN UMUM. SIANG
Semua orang berkumpul. Tangisan terdengar saling bersahutan. Semua orang mengelilingi tiga makam yang kini saling berdampingan. Makam Dimas berada di tengah-tengah antara makam Gilang dan juga Makam bertuliskan nama Keisya di batu nisannya yang terletak di sisi kiri makam Dimas.
MIA
Sayang... Jangan tinggalin mama.
Suara Mia, membuat semua hati semakin tertusuk rasa sakit. Tanpa semua orang sadari, Keisya berdiri bersama Dimas tidak jauh dari kumpulan orang-orag yang masih meratapi kepergiannya. Dimas menggenggam tangan Keisya sembari tersenyum.
KEISYA
Aku menepati janjiku, Mas.
DIMAS
Aku tau itu. Kamu tidak pernah ingkar janji.
KEISYA
Kamu menantiku?
Dimas mengangguk. Keisya mengalihkan kembali tatapannya ke semua orang sembari tersenyum.
CUT TO FLASHBACK:
DIMAS
Seandainya kamu dikasih kesempatan untuk memilih waktu kematian, kamu ingin mati kapan, Sayang?
KEISYA
(menghela napas)
Aku ingin, meninggal di saat kita sudah menikah dan bertepatan dengan di hari ke 100 setelah kamu meninggal. Aku ingin menyelesaikan tugas terakhirku sebagai istri di dunia. Memandikanmu, mengantarkanmu, menyirami makam kamu menaburkan bunga dan mengabulkan semua keinginanmu yang belum tercapai.
Dimas merangkul Keisya dan mendaratkan kecupan di keningnya.
DIMAS
Aku tunggu kamu di saat itu terjadi. Tetap tidurlah di sampingku, seperti saat kita menikah nanti, kamu tertidur di sampingku di tempat tidur. Berbaringlah di sisi kiriku, Kei. Aku akan menjagamu di mana pun kita berada.