Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Gue Anak IPA
Suka
Favorit
Bagikan
35. Bagian#35

246. EXT. BELAKANG TOILET MURID COWOK — SIANG, AKHIR FEBRUARI 2007

Vira menerima amplop putih, dia lalu menyerahkan uang. Dewa menerima uangnya dan memasukkan di saku celana.

DEWA

Inget, kalau sampe pihak OSIS tau, gue bakal cari elu kemanapun!

Vira melengos.

VIRA

(Wajah serius)

Dengan beli kunci UN ama elu, gue udah ambil resiko buat ngehancurin nama baik gue kalau ampe ketauan! Otak elu terlalu sempit!

DEWA

Gue tau semua nama anak yang beli kunci UN ke gue... Kalau sampai ketauan, gue bakal suruh mereka buat nyalahin elu!

Vira berdecak sebal.

VIRA

(Wajah marah)

Kalau hari ini gue lapor OSIS dan nyerahin nih amplop ke mereka, gue yakin nama baik gue tambah membumbung! Jadi jaga sikap elu!

Vira pergi meninggalkan Dewa. Sampai di belokan, lengan Vira di tarik oleh seseorang. Vira terseret di sudut tembok, mulutnya dibekap oleh tangan. Vira mau meronta, tapi kemudian memilih diam.

Fx. Suara langkah mendekat.

DEWA (O.S)

Awas ajah kalau tuh cewek berani lapor ke OSIS! Gue kudu laporin kasus ini ke bandar!

Vira masih diam, lalu tangan itu melepas mulut Vira. Vira menoleh.

VIRA

(Kaget)

A- Al...

Alvaro melihat Vira, lalu merebut amplop di tangan Vira.

VIRA

Ah... I- itu...

Alvaro memasukkan amplop ke dalam baju seragamnya dengan cepat. Vira hanya melongo. Lalu Alvaro menggandeng tangan Vira, dan berjalan penuh waspada.

CUT TO

247. EXT. BELAKANG MASJID — SIANG

Alvaro berjalan sambil menoleh kanan dan kiri. Vira ikut berjalan sambil gemetar ketakutan.

VIRA

Al... Elu mau ngajakin gue kemana? Di belakang masjid 'kan cuma ada kebun pisang. (Beat) Nah di sana ada sumur yang kata anak - anak, disitu angker banget. Gue gak mau kesana!

ALVARO

(Cuek)

Karena angker, jadi gak akan ada manusia yang berani dateng, 'kan?

VIRA

(Gelisah)

Ya elu manusia, 'kan?

ALVARO

Tergantung situasi...

Vira menarik tangannya, tapi Alvaro menahan.

VIRA

Al, gue beneran gak mau kesana! Gue takut! Bulu kuduk gue udah meremang!

ALVARO

Kalau ntar ada penampakan, gue bakal temenin elu lari bareng, tenang aja...

Vira menahan tangis, Alvaro dan Vira berhenti di belakang masjid, di dekat sumur. Vira menoleh ke kanan dan kiri. Dia memegang lengan kiri Alvaro dengan erat.

ALVARO

(Wajah marah)

Elu sadar gak kalau elu bakal kena kasus kalau ketauan beli kunci UN?

Vira tidak fokus, dia menoleh ke kiri dan ke kanan sambil gemetaran. Wajahnya ketakutan. Nafasnya berat.

ALVARO

(Meninggikan nada)

Jawab gue, Ra!

Vira kaget dan menangis, dia menyembunyikan wajah di lengan Alvaro, dan memegang lengan Alvaro lebih erat.

VIRA

Iya iya gue tau, hik, gue sadar kalau gue salah.. Hik.. Maafin gue, huaaa...

Vira terisak. Alvaro menghela nafas dan mendongakkan kepala melihat langit.

ALVARO

(Melihat Vira)

Mulai hari ini, elu kudu ikuti apa kata gue.

Vira mengangguk cepat sambil terisak.

INTERCUT TO

248. INT. RUANG OSIS — SIANG

Ruang Osis sepi, hanya ada Anggi yang duduk sendiri. Dia sedang serius menulis, lalu diam dan berhenti menulis. Anggi meletakkan pena di meja. Kemudian menghela nafas panjang.

ANGGI (V.O)

Dulu gue suka sama kak Al waktu MOS... Gara - gara itu, gue ikut Osis biar sering ketemu ama dia... (Beat)Gue pikir kalau gue jadi ketua Osis, gue bakal dapat perhatian lebih dari kak Al, tapi ternyata, kak Al sama sekali gak noleh ke gue...

ANGGI (V.O)

(Menopang dagu)

Apa gue kudu menang olimpiade, biar kayak kak Vira? Tapi... (Beat) biarpun Kak Vira bersalah dengan beli kunci UN, kak Al tetep ngelindungin dia... (Beat) sebenarnya, apa yang kak Al sukain dari kak Vira ampe--

Pintu ruang OSIS terbuka. Anggi menoleh ke pintu dan kaget.

Fx. Suara pintu di tutup.

INSERT:

Alvaro menggandeng tangan cewek, cewek itu mengenakan tudung jaket milik Alvaro. Mereka berdua berjalan bergandengan. Alvaro mendudukkan cewek itu dengan pelan di bangku, dan tudung itu tak sengaja terbuka.

ANGGI (V.O)

Ka- Kak Vira?


Vira mengelap air mata di pipi, dia menyedot ingusnya sekuat tenaga berkali - kali. Alvaro duduk di kursi depannya sambil diam memperhatikan Vira.

VIRA

(Nyolot)

Bisa gak sih, elu ngomong ama gue baik - baik dan gak perlu ampe kesana? Gue tuh takut beneran, bego'!

(Menyedot ingus)

Elu gak liat gue gemeteran sampe nangis segala? Rasanya gue pengen jambak rambut elu sampe botak seakar - akarnya dan gak tumbuh lagi!

Alvaro tersenyum. Anggi hanya diam dengan canggung, dia melihat Alvaro dan Vira bergantian. Alvaro mengelus kepala Vira.

ALVARO

Gue nglakuin itu karena care ama elu...

VIRA

Alasan!

Vira menepis tangan Alvaro, tapi Alvaro tetap menyentuh kepala Vira. Vira menepis lagi. Dan Alvaro mengelus lagi, Vira menepis, kejadian itu berulang hingga 5 kali berturut - turut.

VIRA

(Marah)

Berhenti begoooo'!

Alvaro tertawa dan masih mengelus kepala Vira. Vira melanjutkan menangis.

ANGGI (V.O)

(Wajah bingung)

Hubungan macam apa ini???

Vira menoleh ke kiri, lalu dia kaget dan langsung berhenti menangis. Anggi juga kaget. Vira dan Anggi saling menatap lama.

VIRA

(Wajah datar)

Sejak kapan elu disitu?

Anggi melongo dan gelagapan. Anggi memaksakan senyum kaku.

ANGGI

Se- sejak awal saya udah duduk disini, Kak...

Vira menoleh ke Alvaro.

VIRA

Kenapa elu gak bilang kalau disini ada ketua OSIS?

ALVARO

(Wajah polos)

Nah elu sibuk nangis...

Anggi melihat Vira dan Alvaro sambil kebingungan.

VIRA (O.S)

Elu sengaja 'kan bikin gue malu?

ALVARO (O.S)

Enggak...

VIRA (O.S)

Ngaku aja!

CUT TO

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar