Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Gue Anak IPA
Suka
Favorit
Bagikan
14. Bagian#14

66. INT. BIOSKOP RUANG THEATER 2 — SORE

Di dalam ruangan terisi penuh oleh penonton, penerangan sedikit redup. Hanya terlihat layar besar dari proyektor. Beni dan Cacha duduk tepat di tengah ruangan.

Cacha dan Beni melihat ke layar. Beni tersenyum lebar, sambil melirik Cacha. Sedangkan Cacha duduk kaku. Ketakutan, dengan mulut terisi penuh dengan popcorn. Bucket popcorn ada di tangan kirinya.

INSERT:

FILM: Suasana malam, sedikit berkabut, seorang hansip berjalan pelan, menengok ke kanan dan kiri, mengecek area sekitar pemakaman JERUK NIPIS, sambil membawa senter.

Fx. Suara burung hantu.

Terlihat batu nisan berjejer, ada sebuah pohon besar di tengah makam. Hansip memicingkan mata, melihat sosok bayangan di dekat pohon dengan seksama.

Fx. Suara backsound mencekam.

(Jumpscare) tampak lelaki berbaju PASTOR leher buntung, dengan tangan kanan membawa kepalanya.

Fx. Suara jeritan pengunjung bioskop.

Cacha reflek melempar bucket popcorn ke arah Beni. Beni kaget tersiram popcorn. Senyumnya hilang. Cacha meremas lengan kiri Beni sambil menghentakkan kedua kaki bergantian di lantai.

CACHA

(Berteriak)

Kyaaa! Setan! Setan! Setan, Ben!

Wajah Cacha bersembunyi di lengan Beni. Lalu mengintip layar dengan takut - takut. Beni menyingkirkan popcorn yang tersebar di rambut dan bajunya dengan tangan kanan. Sambil meringis menahan sakit di lengan.

BENI (V.O)

Sabar, Ben, sabar, ini cobaan...

(Tersenyum gila)

Setelah lulus cobaan dapet hadiah...

INSERT:

FILM:

Fx. Suara backsound menengangkan.

(Jumpscare) penampakan sosok kuntilanak menyeramkan.

Cacha kembali meremas lengan Beni, sambil memukul - mukul bahu Beni dengan keras. Beni hanya diam menahan pukulan dengan muka kesakitan.

CACHA

(Berteriak)

Kyaaa! Tante kunti! Ya Tuhan, ya Tuhan! mukanya ancur banget kayak elu!

(Histeris)

Ben! Gue mau balik! Pokoknya mau balik sekarang! Elu napa sih milih film horor? Elu sengaja, 'kan? Iya, 'kan? Bilang ke gue kalau elu sengajaaa!

Cacha masih memukul - mukul bahu Beni. Beni menahan pukulan tanpa membalas Cacha.

CUT TO

67. INT. RUANG MAKAN RUMAH ALVARO — MALAM

Suasana tenang di ruang makan. Alvaro dan Vira duduk di depan Nita dan Pram. Di meja, ada banyak menu makanan yang tersaji. Ada piring berisi nasi, sayur, dan lauk di depan masing - masing.

Alvaro makan dengan cuek, Vira makan dengan sedikit gugup. Nita melihat Vira.

NITA

(Tersenyum)

Tante seneng banget kamu bisa dateng buat makan malam di sini, Vira...

Vira melihat Nita, lalu tersenyum.

VIRA

Vira juga seneng bisa makan masakannya Tante, ini enak banget lho, Tan. Serius...

PRAM

(Sambil mengunyah)

Masakan Tantemu sudah banyak berkembang sejak ikut kursus, jadi semakin enak!

Nita malu - malu, sambil melirik ke Pram. Nita menoleh ke Vira.

NITA

Syukur, deh, kalau kamu doyan masakan Tante...

(Menunjuk menu di piring)

Eh, ini Tante buat masakannya banyak lho, ayo tambah lagi...

Vira mengangguk.

VIRA

Iy-- iya Tante...

NITA

Emh... Nanti Tante bungkusin juga buat di makan di kos, ya... Di dapur masih ada banyak!

ALVARO (O.S)

(Lirih)

Pffftt...

Vira melirik Alvaro, menendang kaki Alvaro di bawah meja, hingga Alvaro menoleh sekilas. Vira melotot kesal. Vira menoleh dan melihat Nita dengan tersenyum.

VIRA

Makasih, Tan! Vira jadi ngrepotin...

NITA

Enggak sayang, Tante memang sengaja masak banyak, kok! Ayo dikenyangin makannya!

Vira mengangguk pasrah sambil tersenyum, lalu menyuap sedok ke mulut.

FLASHBACK

68. INT. KELAS 12 IPA 4 - SIANG

Alvaro mencondongkan tubuh kedepan. Melihat Vira dengan tajam.

ALVARO

Hari ini elu bisa 'kan, makan malam di rumah gue?

Vira kaget, melongo. Vira mengerjapkan mata dengan cepat.

VIRA

(Berteriak)

Apaaaa??

ALVARO

(Menghela nafas)

Mama ngajakin makan malam di rumah. Elu kudu dateng!

Vira menaikkan alis.

VIRA

Ngajakin kok maksa?

Alvaro bersandar di kursi sambil mengendikkan bahu.

ALVARO

Elu 'kan dah tau, kalau Mama gue emang pemaksa, jadi elu kudu dateng.

Vira menghela nafas panjang.

VIRA

(Protes)

Dadakan amat sih, Al. Gue kerja, tau! Jatah libur udah gue ambil kemaren - kemaren. Lagian--

ALVARO

Kalau gitu gue biarin aja Mama dateng sendiri ke kos elu tanpa konfirmasi, dan maksa elu makan di rumah.

(Wajah cuek)

Itu terserah elu aja, sih. Ntar jangan salahin gue, kalau Mama bisa aja mergokin elu kerja partime di warnet sebelah...

Vira kaget dan melotot, lalu menggelengkan kepala dengan cepat.

VIRA

Aduh, jangan deh, jangan, jangan! Ntar mama elu bisa laporan ama emak gue! Gue bisa di gantung!

ALVARO

Yaudah dateng aja, sih! Libur dulu kerjanya. Lumayan 'kan, dapet makan gratis, elu bisa bungkus juga buat di bawa pulang ke kos.

Vira mencibir kesal. Alvaro reflek menutup mulut dengan tangan.

ALVARO

(Nada mengejek)

Upss.. (Beat) Ini gue lagi ngerayu elu, bukan ngehina... Serius!

Vira melengos.

VIRA

Bodo amat!

BACK TO SCENE

69. INT. RUANG MAKAN RUMAH ALVARO — MALAM

Semua orang makan dengan khidmat.

Fx. Bunyi ponsel Vira.

Nita, Pram dan Alvaro menoleh ke Vira. Vira membuka tas dan melihat layar ponsel.

INSERT: Layar ponsel: Ibu memanggil.

Vira melihat Pram dan Nita.

VIRA

(Mengangguk sopan)

Maaf, Om, Tan... Ibu telepon, Vira angkat dulu sebentar.

Pram dan Nita mengangguk. Vira berdiri dan berjalan sedikit menjauhi meja makan, lalu menerima panggilan.

VIRA

(On phone)

Halo, Ibu...

MIRA (O.S)

(Terisak pelan)

Nak... Ibu mau ngabarin (Beat) nenek meninggal dunia...

FREEZE: Vira kaget hingga menjatuhkan ponselnya, kakinya terhuyung hingga tubuhnya jatuh.

Nita berteriak histeris.

NITA

(Kaget)

Viraaa!!

Pram dan Alvaro berdiri. Alvaro berjalan cepat mendekati Vira.

Vira menangis, badannya gemetar. Alvaro berjongkok dan memegang kedua lengan Vira.

ALVARO

(Cemas)

Elu kenapa, Ra?

Vira terus menangis, Alvaro bingung. Pram mengambil ponsel Vira dan meletakkan di telinga.

PRAM

(On phone)

Mira, ini aku, Pram. Apa yang terjadi?

Pram diam, wajahnya berubah kaget dan sedih, Nita mendekati Pram dan melihat Pram dengan cemas.

NITA

(Lirih)

Pah?

ALVARO (O.S)

(Berteriak)

Ra? Ra!

Pram dan Nita menoleh ke Vira.

INSERT: Vira pingsan, bersandar di tangan Alvaro. Alvaro gelisah.

Pram dan Nita mendekat. Nita histeris dan menangis.

NITA (O.S)

Viraaaa! Tolongin, Vira, Pah, tolongin!

PRAM

(Melihat Alvaro)

Ayo kita istirahatkan Vira di kamar...

Alvaro mengangguk. Pram dan Alvaro menggotong Vira menuju kamar. Diikuti dengan Nita yang sudah menangis.

CUT TO

70. INT. DEPAN KAMAR NENEK — MALAM

Mira berdiri di depan pintu kamar. Wajahnya sembab, ada bekas air mata di pipi. Mira menurunkan ponsel yang menempel di telinga.

Mira mengintip kamar nenek dari depan pintu. Melihat suaminya.

INSERT: Brata bersimpuh di pinggir kasur sambil menggenggam tangan nenek.

INTERCUT TO

71. INT. KAMAR NENEK — MALAM

Brata terisak pelan, menangis tanpa suara. Lalu menciumi tangan nenek.

BRATA

Ibu... Cepat sekali Tuhan mengambil Ibu pulang, Brata belum sempat meminta maaf akan semua kesalahan dan kekurangan Brata sebagai anak Ibu.

BRATA

(Akan menangis)

(Beat) Maafin Brata karena tidak bisa membalas kebaikan Ibu, Brata belum sepenuhnya berbakti pada Ibu. Hik... (Beat) Terimakasih atas semua yang Ibu lakuin buat Brata... Terimakasih.

CUT BACK TO

72. INT. DEPAN KAMAR NENEK — MALAM

Mira bersandar pada pintu, menahan tangis, lalu berpaling. Rafi datang dan memeluk perut Mira.

RAFI

(Terisak)

Nenek tadi cuma bilang mau tidur, karena habis minum obat, Bu. Tapi kenapa.. (Beat) Kenapa sekarang... Hik...

Mira memeluk erat Rafi.

MIRA

(Menahan tangis)

Ikhlaskan, Nak... Doakan nenek agar ditempatkan di surga-Nya, ya...

Rafi mengangguk dan terisak pelan.

CUT TO

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar