Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Anemoi
Suka
Favorit
Bagikan
10. Bagian 10

SCENE 19 INT. KELAS ATAU KANTOR BU TITA

Cast. Sadajiwa, Prianka, Zafia, Bu Tita, Candra

Bu Tita : Sekian untuk hari ini. Saya jadi migrain gara-gara kalian

(Bu Tita melepas kacamata dan memijat pelipisnya. Keempat magang berdiri di depan mejanya dengan punggung tegak, menunggu perintah berikutnya datang - sambil memegang kertas laporan mereka dengan tenang)

Bu Tita : Candra masih kurang memahami tentang perbedaan antara mood dan perasaan. Zafia masih belum mengerti tentang penilaian dan wawasan pasiennya. Sayangnya, Prianka juga bahkan tak tahu halusinasi dan ide seperti apa yang dimiliki pasiennya dan Sadajiwa-

(Bu Tita berhenti, mengangkat matanya untuk melihat sekilas pada Sadajiwa dan berdehem)

Bu Tita : Kamu melakukannya dengan cukup baik. Tidak luar biasa, tapi oke. Kamu punya keterampilan abstraksi yang kacau, tapi proses berpikir, koherensi, dan yang lainnya udah lumayan

(Sadajiwa berusaha sekuat tenaga untuk tidak tersenyum dan Bu Tita akhirnya mengizinkan mereka keluar dari ruang kerjanya)

(Laporan mingguan memakan waktu lebih lama dari biasanya sampai waktu makan siang sudah mepet)

Zafia : Hei, Sada

(Zafia berseru, dan Sadajiwa berbalik dengan ceria)

Sadajiwa : Apa?

(Sadajiwa bahkan hampir menyenandungkan jawabannya. Dia benar-benar merasa sangat bahagia akhir-akhir ini, itu terlihat bodoh)

Zafia : Kamu mau gabung makan siang sama kita nggak? Candra udah mesan pizza karena ini hari ulang tahunnya dan dia nunggu kita di basecamp

(Zafia menatap Sadajiwa dengan penuh harap, Sadajiwa mempertimbangkan tawaran itu sesaat sebelum berkata)

Sadajiwa : Maaf. Aku udah ada janji sama orang lain

Zafia : Cuma bentar doang kok

(Zafia bersikeras, dan Sadajiwa mulai gugup)

Zafia : Aku yakin pasienmu nggak akan keberatan. Makanan dia pasti dikasihin kok sama perawat, tepat waktu

(Sadajiwa membuka mulutnya untuk membalas tapi Zafia menyerobot lebih cepat, tersenyum. Tak terlihat mencurigakan sama sekali tapi ada sebuah kilatan aneh - seolah Zafia tahu sesuatu – bahkan sinar di matanya sangat aneh. Sadajiwa merasa ingin mengatakan sesuatu, tapi urung)

Zafia : Jadi, kamu gabung atau nggak?

SCENE 20 INT. BASECAMP RSJ

Cast. Sadajiwa, Prianka, Zafia, Candra

(Aneh, duduk di antara teman-temannya dan makan siang bersama seperti ini. Dia sudah tidak melakukan hal ini untuk waktu yang sangat lama. Waktu makan siangnya biasanya dihabiskan bersama Dayana)

Sadajiwa : Terus sekarang mau ngapain lagi?

Candra : Aku mau cuci tangan

(Candra berkata setelah menghabiskan potongan pizzanya yang terakhir. Zafia mencibir di sampingnya)

Zafia : Mau nyelinap keluar biar bisa ngerokok di halaman belakang, kan?

Candra : Berisik deh

(Candra melotot, lalu berlalu begitu saja. Prianka menyelesaikan pizza bagiannya juga dan lari ke kamar mandi)

Zafia : Jadi

(Zafia memulai obrolan saat mereka ditinggal berdua)

Zafia : Hidungnya gimana sekarang? Maksudku, Laras- pasienmu, siapa namanya?

Sadajiwa : Dayana

(Sadajiwa menjawab dengan simple, memilih untuk mengabaikan suasana aneh yang menjulang di antara mereka dan hanya mengunyah makanannya)

Sadajiwa : Dia baik-baik aja kok. Dia paham kalau waktu itu kamu nggak sengaja

Zafia : Seneng dengernya

(Zafia menjawab. Sadajiwa mengangkat alisnya kali ini. Sadajiwa benar-benar terlihat ingin mengatakan sesuatu tapi ragu)

Zafia : Kayanya kamu cukup deket sama dia, ya?

Sadajiwa : Ya. Lumayan. Ngobrol biasa aja gitu

(Sadajiwa meletakkan potongan pizzanya yang terakhir, terlalu kenyang untuk dihabiskan. Dia melihat ke arah jam tangannya dan sudah lewat 30 menit berlalu. Sadajiwa bertanya-tanya apa gadis yang lebih tua itu makan sendirian atau menunggunya datang)

Zafia : Kamu menyukainya?

(Pertanyaan itu membuat Sadajiwa seperti di terpa petir di siang hari yang cerah dan matanya melebar karena terkejut)

Sadajiwa : Maksudnya apa? Kok nanya hal aneh kaya gitu?

Zafia : Aku nanya nih, kamu suka sama dia. Bukan suka sebagai pasien sama dokter, lebih ke perasaan romantis—

(Zafia mencondongkan tubuh ke depan mejanya, dagu bertumpu di atas kedua tangannya yang bersatu)

Zafia : Kalau kamu menyangkalnya, kamu harus memenuhi janji ke Prianka sama aku. Waktu cutimu harus dihabiskan sama kita juga ayahmu

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar