Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Anemoi
Suka
Favorit
Bagikan
8. Bagian 8

SCENE 15 EXT LAPANGAN RSJ

Cast. Dayana, Sadajiwa, Zafia, Candra, Prianka, Pasien ODGJ

Zafia : Oke, jadi apa semuanya udah tahu cara main game ini?

(Zafia berdiri di tengah halaman belakang, tangan kirinya bertumpu pada pinggul dan tangan kanannya memegang dodgeball dengan kekuatan memerintah)

(Dua tim berdiri terpisah di setiap sisinya — Dayana satu tim dengan Sadajiwa dan Zafia, Prianka, Candra di tim yang lain)

Zafia : Kalian mengusir tim musuh dengan melempar bola ke arah mereka. Jika bola mengenai salah satu bagian tubuh, maka kalian keluar dari permainan. Tapi jika kalian berhasil menangkap bolanya, itu akan jadi hak kalian. Jika King atau Queen kena, seluruh permainan berakhir dan tim itu kalah. Ngerti?

(Tiga dokter magang lainnya mengangguk dan begitu pula pasien muda di sana. Para pasien yang lebih tua tentu saja dikeluarkan, karena tak ada yang menginginkan insiden tulang patah dan lebih tepatnya, tak ada yang ingin tulang mereka dipatahkan oleh Bu Tita kalau itu sampai terjadi)

Zafia : Kita lotre aja siapa yang bakalan jadi King atau Queen di masing-masing tim, ya?

(Zafia berkeliling dengan lotre tulisan tangannya dan ada desahan serta sorakan bergema di sekitarnya. Sayangnya Sadajiwa adalah salah satu dari mereka yang mendesah)

Sadajiwa : Sial, aku benci jadi King

(Sadajiwa menggeram, menginjak kertas lotre dengan marah)

Sadajiwa : Semua orang pasti ngincer kepalaku dengan sadis

Dayana : Tapi kita bisa juga, kan, ngincer kepala Ratu mereka?

(Dayana bertanya dengan polos, tak menyadari fakta bahwa Zafia, Candra dan beberapa pasien lain sudah menatap Sadajiwa dengan seringai licik)

Sadajiwa : Aku bukan King biasa, Dayana

(Sadajiwa berkata saat mereka mulai mengelompokkan dan membentuk sebuah garis untuk melindungi setiap pemimpin mereka)

Sadajiwa : Orang-orang lagi sensi sama aku

(Dayana mengangkat alis dan dengan bangga mulai berkata)

Dayana : Nggak apa-apa, aku akan melindungi -

Sadajiwa : Diamlah, kepalamu lebih pendek dariku. Pasti kepalaku bakal kena sebelum bola menyentuh bagian atas kepalamu

Dayana : Jahat

(Dayana cemberut tapi senyum merayap di bibirnya ketika Sadajiwa tetap bersembunyi di belakangnya. Sisanya berkerumun di sekitar mereka juga, dan Zafia memegang bola dari sisi lain, tampak sangat senang dengan angan-angan ingin menghancurkan Sadajiwa dengan bola tersebut)

Candra : MULAI!

■SCENE 16 EXT LAPANGAN RSJ

Cast. Dayana, Sadajiwa, Zafia, Candra, Prianka, Pasien ODGJ

(Permainan itu layaknya pembantaian. Sebuah kekacauan yang tragis. Sebelum 15 menit berlalu, hanya ada tiga orang tersisa di tim Sadajiwa yang sebelumnya beranggotakan enam orang. Sementara itu, tim Zafia masih memiliki lima orang tersisa dan Ratu mereka, Prianka, tampak seperti dia akan memiliki masa depan yang lebih cerah daripada Sadajiwa. Sadajiwa mulai berpikir bahwa Candra sengaja menjatuhkan diri dengan mudah dan terpukul bola di lima menit pertama hanya untuk membuatnya kesal. Atau mungkin Zafia mengancamnya, dia tak yakin)

(Sisanya, kacau. Dan terlebih lagi ketika anggota ketiganya ditampar dengan bola tepat di dada oleh serangan tanpa ampun Zafia. Gadis itu sangat marah, dan Sadajiwa mulai menyesal karena sudah cuek padanya selama beberapa bulan kebelakang)

Zafia : Tinggal dua lagi!

(Zafia berteriak dan timnya bersorak-sorai seolah-olah mereka telah menang)

Zafia : Atau mungkin tinggal satu lagi, karena kita bisa langsung menerobos King

(Zafia menyeringai picik dan Sadajiwa bersumpah akan memperlakukan gadis itu lebih baik kedepannya, atau bahkan menerima ajakan kencannya yang selama ini ia tolak)

(Sadajiwa pasti akan kalah. Tak mungkin Dayana, gadis kecil yang lemah dan suka menghabiskan waktu bermain dengan kucing dan bunga, bisa membelanya dari lima serigala yang lapar itu)

(Asumsi Sadajiwa terbukti karena Dayana tersandung sana-sini dan hampir jatuh ke tanah hanya karena mencoba lari)

Dayana : Sada, pegang bahuku

Sadajiwa : Ini nggak ada gunanya, kita pasti kalah –

(Sadajiwa tiba-tiba merunduk saat bola melayang tepat di atas kepalanya, niscaya akan memukul wajah Dayana seandainya Sadajiwa tak menariknya lebih cepat)

Sadajiwa: Kamu bahkan nggak bisa merhatiin arah bolanya!

(Dayana tersentak lagi dan begitu pula Sadajiwa, bersembunyi di balik punggung gadis yang lebih pendek itu)

Dayana : Pegang aja bahuku, itu akan membuat segalanya lebih mudah!

(Dayana berteriak sambil mengelak dengan panik dan Sadajiwa dengan enggan diseretnya)

Sadajiwa : Oke, fine! Ya Tuhan

(Sadajiwa malah meletakkan tangannya di pinggang Dayana dan mereka berpegangan erat)

Dayana : Bagus, aku akan membuatmu tetap am—

Sadajiwa : Bola!

(Sadajiwa menjerit dan mereka merunduk lagi bersama-sama)

Dayana : —an. Aman!

(Dayana menyeringai konyol)

(Jeritan dan larian seperti ayam berlangsung selama sepuluh menit - Dayana secara mengejutkan dapat bertahan meskipun tampak seperti selembar kertas tisu yang rapuh - sebelum Zafia menyeka keringatnya dan berkata dengan raungan marah)

Zafia : Oke, cukup iseng-isengnya! Mari kita selesaikan permainan ini sekarang juga!

(Dan itu bukan hanya sekadar gertakan. Bola terlempar ke arah Sadajiwa dengan kecepatan yang tidak manusiawi, sangat cepat dan kejam, dan tak ada cukup waktu untuk menghindar sehingga Sadajiwa hanya menutup matanya dan bersiap-siap untuk hal yang terburuk)

(VO Sadajiwa) Selamat tinggal wajah tampanku

(Namun beberapa detik kemudian, tak ada bola yang menghantam wajahnya kecuali suara ‘AW!’ ditambah dengan erangan yang familiar. Sadajiwa membuka matanya dan menemukan bola itu tergeletak di samping Dayana yang sedang berjongkok di tanah dengan menyedihkan sambil menangkupkan hidungnya yang berdarah. Mimisan)

Sadajiwa : Darah?!

(Pekik Sadajiwa)

Zafia : Ya Tuhan, kamu baik-baik aja?!

(Zafia berlari ke arah korbannya dan panik karena bukan niatnya untuk mematahkan hidung orang lain kecuali hidung Sadajiwa)

Zafia : Aku minta maaf! Aku nggak bermaksud menghantam – kenapa kamu sengaja berlari ke arah bola?!

Sadajiwa : Minggir!

(Sadajiwa mendorong Zafia yang panik dan berjongkok untuk memeriksa Dayana yang masih menutupi wajahnya dengan tangan. Sisanya berkerumun di sekitar mereka juga termasuk Ratu tim lain, Prianka)

Prianka : Dayana, kamu baik-baik aja? Ya Tuhan, apa hidungmu patah, apa kamu perlu -

(Dayana tiba-tiba membuka telapak tangannya dan menjulurkan lidah sehingga mengejutkan semua orang, ia melempar bola di sampingnya ke Prianka dan mendaratkannya tepat di kaki Prianka)

Dayana : Kita menang?

(Dayana bertanya dengan malu-malu, dan mata Sadajiwa  membelalak tak percaya begitu pun dengan mata yang lainnya)

Sadajiwa : Apa-apaan ini?

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar