Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Tomatouch
Suka
Favorit
Bagikan
33. BAG. 33 - HILANG (scene#235-243)

235. INT. KABIN PESAWAT — SIANG

Suasana cukup ramai. Beberapa kursi sudah ditempati.

MONTAGE:

1. NIKO menyusuri lorong mencari nomor kursinya dengan ransel di bahu.

2. NIKO melihat TRISHA agak kesulitan meletakkan tas di bagasi kabin.

3. NIKO pura-pura tidak melihat dan meletakkan ranselnya sendiri.

4. NIKO duduk di kursinya dan menatap keluar jendela.

5. NIKO meraba saku celananya dan mengeluarkan sebuah kertas yang dilipat kecil.

6. NIKO menengok ke belakang mencari papanya, sementara TRISHA kesusahan menutup bagasi.

7. NIKO gusar dan bingung, tapi akhirnya berdiri dan membantu TRISHA.

8. NIKO duduk kembali.

MONTAGE END.

TRISHA

(tersenyum dan menatap NIKO)

Makasih, Niko.

 

NIKO balas menatap tapi tidak menjawab. NIKO lalu memalingkan wajah ke jendela, membayangkan kejadian di makam dan yang ditemukan di rumahnya tadi.

DISSOLVE TO:

236. EXT. AREA PEMAKAMAN — PAGI

NIKO, PAPA NIKO, dan TRISHA berjongkok di depan makam. Taburan bunga yang masih segar ada di atasnya.


TRISHA

(memegang makam)

Mbak Dea, aku datang lagi. Aku sudah menepati janjiku membawa Niko ke sini.

 

PAPA NIKO dan TRISHA menatap NIKO. Kesedihan mereka tampak tulus. Mereka berdiri, menepuk bahu NIKO pelan, lalu menjauh beberapa langkah.

NIKO menatap makam ibunya. Dadanya sakit oleh sesuatu yang tidak bisa dijelaskan. Air mata NIKO menetes. Bahunya berguncang lalu NIKO menangis keras.


NIKO

(menangis dan suara bergetar)

Maafin, Niko, Ma …. Sudah lama Niko nggak datang …. Maafin, Niko ….

CUT TO:


237. INT. KAMAR IBU NIKO — PAGI

NIKO berdiri di ambang pintu yang terbuka dan menatap kamar itu. Kamar yang ditempati almarhum ibunya saat sakit.

PAPA NIKO dan TRISHA ada di samping kanan NIKO.

 

PAPA NIKO

(suara pelan dan sedih)

Tiap bulan, ada orang yang membersihkan kamar ini. Papa nggak mengubah atau membuang apa pun yang ada di sini. Semuanya masih sama seperti dulu.


Perlahan, NIKO masuk. PAPA NIKO dan TRISHA berbalik meninggalkan kamar.

 

MONTAGE:

1. NIKO melihat-lihat dan berjalan pelan ke sekeliling kamar.

2. NIKO menyentuh beberapa meja, lemari, dan benda-benda peninggalan ibunya.

3. NIKO duduk di tempat tidur dan mengusap sprei dan bantal.

4. NIKO melihat laci di nakas yang sedikit terbuka.

5. NIKO membuka laci dan menemukan sepucuk surat.

6. NIKO membuka lipatan surat dan menemukan sebuah foto.

7. NIKO membaca surat tersebut, kemudian matanya berkaca-kaca dan menangis sambil meremas surat itu.

 

INSERT: selembar foto ada di atas bantal dekat NIKO. Foto itu menunjukkan PAPA NIKO dan TRISHA yang saling merangkul bahu, sementara ibunya menggandeng lengan TRISHA sambil tersenyum.

 

MAMA NIKO (OS)

Tidak ada manusia yang sempurna, Niko. Mama juga manusia biasa yang bisa memiliki rasa iri dan dengki. Ini semua kesalahan Mama yang terlalu egois. Maafkan Mama menyembunyikan kebenarannya. Maafkan Mama yang sudah merusak kepercayaanmu selama ini. Mama harap Niko mau mengerti.

CUT BACK TO:

238. INT. KABIN PESAWAT — SIANG

Pesawat sudah lepas landas dan sedang berada di udara. NIKO menatap jendela dengan awan-awan putih di bawahnya sambil menggenggam lipatan surat dari ibunya.

NIKO mengalihkan pandang dari jendela ke kursi TRISHA. TRISHA diam-diam sedang menatapnya lalu segera memalingkan wajah.

Sudut bibir NIKO bergerak sedikit, seperti bergumam tapi tidak ada suara yang keluar.

CUT TO:

239. INT. KAMAR NIKI — MALAM

MONTAGE:

1. NIKI mondar-mandir di kamar sambil menggigit bibir. Satu tangannya memegang ponsel di telinga berusaha menelepon NIKO, tapi tidak tersambung.

2. NIKI kesal dan mematikan panggilan.

3. NIKI membaca pesan-pesan yang dikirim teman-temannya sejak tadi.

MONTAGE END.

 

INSERT: layar pesan NIKI menunjukkan pertanyaan serupa, “Nik, cerita soal Niko di grup itu beneran?”, “Nik, ibu Niko meninggal karena apa?”, “Kenapa Niko sampai mogok sekolah?”, “Nik, soal Niko kamu nggak tau?”, “Kalian ‘kan deket?”, dan sebagainya.

 

NIKI mengempaskan badan ke tempat tidur.

NIKI

(menjerit)

Aaah, nggak tau lah!

JUMP CUT TO:

Pagi harinya.

MONTAGE:

1. NIKI langsung bangun dan mengecek jam di ponselnya.

2. NIKI membaca pesan yang dikirim NIKO terakhir kali tentang jadwal keberangkatannya.

3. NIKI bergegas mandi dan bersiap-siap.

4. NIKI mengambil kotak kecil berwarna hijau dengan pita merah.

5. NIKI tersenyum menatap kotak itu.

6. NIKI keluar sambil mencoba menelepon NIKO lagi.

MONTAGE END.

CUT TO:

240. INT. RUANG TAMU — PAGI

26 Desember 2022.

IAN sedang bersiap berkerja ketika NIKI keluar dari kamar.

 

IAN

(heran)

Mau ke mana pagi-pagi?

 

NIKI

(tersenyum)

Ada urusan. Daaah!

NIKI membuka pintu dan keluar.

CUT TO:

241. INT. BANDARA AREA KEBERANGKATAN — PAGI

NIKI menunggu di dekat pintu masuk dan berkali-kali menengok ketika pintu terbuka otomatis. NIKI sengaja datang lebih dulu dari jadwal yang dikirim NIKO.


NIKI (VO)

(melihat jam di ponsel)

Belum telat, ‘kan?

 

Untuk mengisi waktu, NIKI berjalan berkeliling sambil tetap menengok ke pintu masuk.

 

NIKI

(bergumam)

Hari ini aku juga mau minta pertanggungjawaban. Chat nggak dibales. Telepon mati. Belum lagi semua cerita yang nggak pernah aku tau. Awas aja kalau sampai dia nggak mau cerita.

JUMP CUT TO:

 

Satu jam berikutnya, NIKI masih menunggu dengan gelisah. NIKO belum datang, padahal jadwal keberangkatannya tinggal beberapa menit lagi.

 

NIKI

(bergumam)

Apa macet, ya?

 

NIKI menelepon lagi, tapi tidak tersambung.

JUMP CUT TO:


Beberapa jam berikutnya. NIKI berdiri di depan pintu masuk, menengok ke segala arah mencari NIKO, tapi tidak ketemu.

 

NIKI (VO)

(membuka ponsel)

Apa aku salah baca? (beat) Udah bener kok. Tapi, kok belum dateng?

JUMP CUT TO:


Dari siang hingga sore menjelang malam, NIKI masih menunggu dengan berbagai posisi. Bersandar di dinding, berjongkok di dekat pilar, berdiri dan mondar-mandir sambil menggigit kuku jari. Sesekali ia mencoba menelepon NIKO.

 

SFX: bunyi peringatan baterai lemah.

NIKI

(menggerutu)

Sial! Nggak bawa power bank pula!

 

NIKI menelepon lagi dan baterainya benar-benar habis.

 

NIKI

(sedih)

Niko, kamu di mana …?

CUT TO:

242. EXT. RUMAH NIKI — MALAM

IAN berjalan mondar-mandir di teras dengan ponsel di telinga, lalu melihat NIKI yang berjalan lesu.

 

IAN

(menghela napas lega)

Syukurlah, Nik, kamu udah dateng. Kirain ke mana, ditelepon nggak nyambung.

 

NIKI

(menatap IAN dengan mata sembab)

Baterainya habis.

 

IAN

(menatap heran)

Nik, kamu habis nangis?

 

NIKI menatap IAN lalu berjalan gontai masuk ke rumah. IAN bingung.

 FADE OUT TO:

243. EXT. SEKOLAH NIKI — PAGI

Januari 2023.

Semester baru dimulai. Anak-anak lain saling menyapa dan melepas rindu.

MONTAGE:

1. NIKI datang dengan lesu, sapaan dari teman-temannya dibalas dengan senyum lemah.

2. NIKI menjalani pelajaran tanpa semangat dan membuat teman-temannya heran.

3. NIKI juga sering menengok ke tempat duduk kosong di sebelahnya dan melamun.

MONTAGE END.

CUT TO:




Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar