Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Tomatouch
Suka
Favorit
Bagikan
8. BAG. 8 - MARAH (scene#43-49)

43. INT. APARTEMEN NIKO — SORE

NIKO berdiri di ambang pintu dan melihat ayahnya sedang memasukkan sesuatu di tas. Sebuah koper besar ada di samping sofa.

 

PAPA NIKO

(meresleting tas)

Ah, Nik. Sudah pulang?

 

NIKO diam dan mengamati ruangan. Ia seperti sedang menahan diri untuk tidak marah atau sedih atau mengucapkan sesuatu yang salah.

 

NIKO

(bergetar)

Papa … jadi pergi …?

 

PAPA NIKO menghampiri dan menepuk bahu NIKO. Ia tersenyum dan mengangguk.

 

PAPA NIKO

(tersenyum)

Iya, nggak lama kok. Setelah urusan di sana selesai, Papa langsung balik. Kamu bisa ‘kan sendiri? Nanti biar sekretaris Papa yang bantu urus kebutuhanmu.

 

NIKO diam memperhatikan ayahnya membawa tas dan menyeret koper.

PAPA NIKO lalu memeluk NIKO. Wajah NIKO tanpa ekspresi dan tidak membalas pelukan ayahnya.

 

PAPA NIKO

(menatap NIKO dan memegang kedua bahu NIKO)

Papa tahu kamu masih belum menerimanya, tapi … yaaah … (beat) Kamu baik-baik ya di sini. Papa pergi dulu.

 

NIKO menatap ayahnya yang membawa koper lalu menutup pintu apartemen. Tangannya mengepal dan bergetar. Matanya mulai berkaca-kaca.

FADE IN TO:

44. EXT. TAMAN SEKOLAH — PAGI

NIKI dan NIKO berdiri berhadapan. NIKO berkacak pinggang dan terlihat sangat marah. NIKI diam menunduk mendengar semua omelan NIKO.


INSERT: pohon tomat mereka tampak layu.


NIKO masih terus memarahi NIKI, lalu pergi begitu saja.

CUT TO:

45. INT. DALAM KELAS NIKO — PAGI

NIKO membanting tas di meja lalu duduk dengan kesal. Raven yang sudah datang lebih dulu dan beberapa anak lainnya, terkejut.

 

RAVEN

Lu kenapa, Nik? Dateng-dateng marah.

 

NIKO tidak menjawab, tapi menatap ketus pada RAVEN.

 

RAVEN (CONT’D)

(mengangkat bahu)

Terserah lu dah!

CUT TO:

46. INT. DEPAN KELAS NIKI — ISTIRAHAT PAGI

DIAN dan VERA melongok dari pintu kelas.

 

VERA

(berseru sambil tersenyum)

Kiki!

 

DIAN

(berbisik dan menjawil lengan VERA)

Ver, kamu mau cari masalah sama Niki?

 

VERA

(mengibaskan tangan)

Udah, nggak apa-apa. Sekali-sekali doang.

 

Dari dalam kelas NIKI berjalan cepat ke arah pintu. Anggi buru-buru mengikuti sambil memberi kode pada DIAN dan VERA untuk tidak berkata apa-apa.

 

NIKI

(kesal)

Kenapa kamu ikut-ikutan, Ver?!

 

VERA

(santai)

Lho, kenapa? Kiki juga manis kok, kayak orangnya.

 

NIKI melotot. 

VERA (CONT’D)

(tertawa)

Oh, lagi PMS, ya? Serem amat mukanya.

 

ANGGI tampak khawatir dan melambaikan tangan seperti melarang VERA meneruskan candaannya.

 

DIAN

(berbisik)

Ssst, Ver, jangan diterusin. Ntar marah beneran lho!

 

VERA

(tidak peduli)

Tapi, cerdas juga si Niko. Bisa aja dia dapet ide ganti namamu. Jadi nggak salah panggil lagi. Ya, ‘kan, Nik?

 

NIKI sudah habis kesabaran.

 

NIKI

(marah, berteriak)

Bisa nggak sih kalian nggak ikut-ikutan gitu? Aku benci banget tau!

 

INTERCUT TO:


Di waktu yang bersamaan, di depan kelas NIKO juga terjadi keributan. NIKO keluar dari kelas dengan marah. Ia berjalan cepat menuju kelas NIKI. RAVEN di belakangnya berusaha menenangkan.

 

RAVEN

(mencekal lengan NIKO)

Nik! Kenapa sih lu marah-marah?

 

NIKO menatap RAVEN, tapi tidak menjawab.

INTERCUT TO:

VERA

Jangan terlalu benci, Nik. Ntar lama-lama kamu suka sama dia lho!

 

ANGGI dan DIAN benar-benar khawatir karena ucapan VERA akan menambah kemarahan NIKI.

 

NIKI

(marah)

Aku suka sama Niko? Idih! Amit-amit! Mending jomlo daripada sama dia!

 

NIKO (OS)

Siapa juga yang mau sama cewek banyak tingkah kayak kamu?!

 

NIKO dan RAVEN sudah berada di depan kelas NIKI. NIKO menatap NIKI.

NIKI tidak mau kalah, balas melotot. Mereka berdua seperti lomba melotot.

 

ANGGI

(menarik NIKI mundur)

Udah, Nik. Kita ke kantin aja.

 

Susah payah ANGGI, DIAN, dan VERA membujuk NIKI dan tidak meladeni NIKO. Sementara itu, RAVEN juga mengajak NIKO pergi.

 

NIKO

(mendengus keras)

Ngurus tomat yang gampang aja nggak bisa! Nggak becus! Apalagi ngurus orang lain! Bisa mati beneran! Bah!

 

NIKI yang mendengar itu berbalik dan hendak menghampiri NIKO, tapi teman-teman menahannya.

 

ANGGI

Udah, Nik. Nggak usah diladeni lagi!

 

Tiba-tiba NIKI menangis. Teman-teman panik dan bingung.

 

DIAN

(kaget)

Nik! Kok nangis?!

 

INTERCUT TO:

NIKO sudah agak jauh dari sana dan melihat tiga gadis lainnya menghibur NIKI.

 

NIKO

(sinis)

Gitu aja nangis! Dasar cengeng!

 

CUT TO:

47. EXT. TROTOAR KE TOKO IAN — MENJELANG SORE

NIKI berjalan cepat di trotoar. Raut wajahnya masih kesal dengan kejadian tadi. Kata-kata NIKO kembali terngiang di telinganya.

NIKO (OS)

Ngurus tomat yang gampang aja nggak bisa! Nggak becus! Apalagi ngurus orang lain! Bisa mati beneran! Bah!


Air mata NIKI menetes lagi, tapi segera dihapus. NIKI teringat kejadian masa lalu.

 

FLASHBACK TO:

48. INT. RUMAH NIKI — SIANG

Tiga tahun lalu, NIKI masih SMP. NIKI di kamarnya sepulang sekolah membaca komik sambil mendengarkan musik dengan earphone.

INTERCUT TO:

MAMA NIKI yang sedang sakit dan tidur di kamarnya, tiba-tiba terbangun. Dengan tubuh lemah, ia pergi ke kamar mandi.

SFX: suara jatuh dari dalam kamar mandi.

JUMP CUT TO:

Beberapa menit kemudian, NIKI masih di kamar, lalu mendengar teriakan dari bawah.

 

IAN (OS)

(berteriak)

Nikiii!

 

NIKI buru-buru mencopot earphone dan keluar dari kamar.

INTERCUT TO:


MAMA NIKI terbaring di lantai kamar mandi. IAN menatap panik pada ibunya yang tidak bergerak. Ia lalu menoleh pada NIKI yang diam saja seperti patung karena kaget.

 

IAN

(berteriak, panik, wajah merah)

Niki! Telepon ambulans!

 

NIKI masih bengong.

IAN (CONT’D)

(membentak)

Niki!!!

 

NIKI

(terkejut, gugup)

A … apa …?

 

MONTAGE:

1. IAN mengambil ponsel yang tadi ia lempar begitu saja karena terkejut melihat ibunya jatuh.

2. IAN menelepon ambulans dan ayahnya dengan panik.

3. IAN menghadap NIKI yang seperti orang linglung.

MONTAGE END. 

IAN

(marah, membentak)

Niki! Bukannya aku minta kamu jaga Mama yang bener?! Kenapa Mama ke kamar mandi, kamu nggak bantuin?! Kamu ngapain sampai nggak tau Mama jatuh?! (beat) Kalau sampai ada apa-apa sama Mama ….

 

IAN berhenti ketika wajah NIKI memerah dan air matan mulai menetes. NIKI menangis keras. IAN memeluknya.

CUT TO:


49. INT. KAMAR RUMAH SAKIT — SORE

NIKI, IAN dan PAPA NIKI (44) mengelilingi ranjang rumah sakit tempat MAMA NIKI berbaring. NIKI masih menangis sesenggukan. Wajahnya sembab dan basah. MAMA NIKI menyuruh NIKI mendekat.

 

MAMA NIKI

(tersenyum dan membelai kepala NIKI)

Jangan nangis lagi. Mama nggak apa-apa kok. Ini bukan salah Niki.

 

IAN ingin membantah, tapi PAPA NIKI melarangnya.

 

NIKI

(sesenggukan, terbata-bata)

Ta-tapi … Kak Ian bilang … ini gara-gara Niki …

 

IAN menunduk ketika MAMA NIKI menatapnya.

MAMA NIKI sembuh dan sejak dua tahun lalu, MAMA NIKI mengikuti PAPA NIKI bekerja di luar negeri. Sejak itu pula NIKI jadi lebih sensitif bila berbicara tentang hal-hal kritis atau kematian.

 

FLASHBACK OFF.

CUT BACK TO:






Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar