Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Tomatouch
Suka
Favorit
Bagikan
28. BAG. 28 - KEPUTUSAN (scene#194-201)

194. INT. RUMAH NIKI — SIANG MENJELANG SORE

Di ruang tamu, sudah berkumpul VERA, ANGGI, dan DIAN. NIKI bersandar di bahu VERA, sementara yang lain duduk di samping kanan dan kiri.

DIAN mengupas buah, ANGGI memotongnya.

 

ANGGI

(menyodorkan garpu berisi potongan apel)

Aaah ….

 

NIKI memakannya dengan malu-malu manja.

 

VERA

(tertawa)

Ya, ampun … bayi besar ini lucu banget, ya … masih disuapin ….

 

NIKI dan yang lain ikut tertawa.

 

DIAN

Udah mendingan, ‘kan, Nik?

 

NIKI

(mengangguk)

Berkat kalian, aku jadi nggak kesepian.

 

ANGGI

(agak sedih)

Sayangnya, formasi kita nggak lengkap nih. Pasti makin rame kalau semua dateng.

 

VERA

Oh, iya. Niko mestinya bareng kita sih, cuma katanya mendadak ada urusan.

 

NIKI mengangguk-angguk dan seperti memikirkan sesuatu.

CUT TO:

195. INT. APARTEMEN NIKO — SIANG

TRISHA masih berlutut di depan NIKO. PAPA NIKO berusaha mengangkatnya berdiri, tapi TRISHA menolak. NIKO heran.

 

PAPA NIKO

(memegang bahu TRISHA)

Kamu nggak perlu seperti ini ….

 

TRISHA

(terisak)

Dia harus tahu … bagaimana pun dia harus tahu ….

CUT TO:

196. INT. KAMAR NIKO — SIANG

MONTAGE:

  1. NIKO merenung di tempat tidurnya. Hatinya gelisah mendengar perkataan TRISHA tentang ibunya.
  2. NIKO mengambil bingkai foto di meja, melihatnya sejenak, lalu meletakkannya lagi dengan hembusan napas panjang.
  3. NIKO teringat saat ia menemani NIKI setelah IAN kecelakaan.

MONTAGE END.

DISSOLVE TO:

197. EXT. TAMAN RUMAH SAKIT — SORE

NIKI dan NIKO berjalan-jalan sore di taman setelah IAN tertidur.

 

NIKI

Nik, thank’s banget, ya buat semuanya. Kamu sama Vera … aku bener-bener nggak enak udah ngerepotin kalian.

 

NIKO

(tersenyum)

Makanya, lain kali kamu harus baik sama aku.

 

NIKI tertawa sekaligus mencibir.

 

NIKO (CONT’D)

(cemberut)

Jangan marah-marah mulu, pukul-pukul mulu. Sakit tau!

 

NIKI

(tertawa)

Kayaknya salah ngomong sama kamu. Aku tarik balik deh.

 

NIKO

Apa yang udah diucapkan, nggak boleh ditarik lagi. Pamali!

 

NIKI dan NIKO tertawa lalu berjalan sambil melihat sekeliling.

 

NIKO

(agak ragu)

Ehm, Ki … misalnya … misalnya ya … aku bikin kesalahan fatal sama kamu. Parah banget lah pokoknya, nyakitin banget, sampai rasanya kamu benci banget sama aku, nggak mau temenan sama aku, bahkan nggak mau liat mukaku, dan …

 

NIKI

(menyela)

Oh, kapan, ya, ada saat-saat kayak gitu? Kebetulan banget deh, nggak perlu kenal sama anak reseh kayak kamu.

 

NIKO

Dengerin dulu! Masa tega sih kamu sama aku?

 

NIKI tertawa.

NIKO (CONT’D)

Nah, terus, suatu saat, aku minta maaf sama kamu. Menyesal banget sampai hidup rasanya tersiksa. Nggak damai banget lah pokoknya! Kamu maafin nggak?

 

NIKI mengerutkan dahi dan menatap curiga.

NIKI

Kamu habis lakuin kesalahan? Jangan bilang kalau kamu pernah bikin Vera nangis atau kenapa-kenapa. Beneran nggak bakal kumaafin kamu!

 

NIKO

(menggelengkan kepala)

Bukan! Bukan itu!

 

NIKI

Terus?

 

NIKO

Ya, andaikan aja lah kayak gitu. Gimana?

 

NIKI berpikir sejenak.

NIKI

Entahlah. Mungkin tergantung kesalahannya apa. Kalau masih bisa diterima alasannya, mungkin bisa. Aku dulu juga pernah lakuin kesalahan sampai mamaku harus meregang nyawa gara-gara kelalaianku. Kak Ian emang marah besar ke aku. Papa juga terkejut. Tapi, mereka masih menerima dan sayang sama aku. Justru aku yang ngerasa bersalah sampai sekarang.

 

NIKO

(mengangguk-angguk)

Jadi … kamu bakal maafin aku juga ‘kan nantinya?

 

NIKI

Nggak! Khusus buatmu, nggak. Kamu udah terlalu banyak kesalahannya.

 

NIKO

Nggak adil!

 

NIKI

Biarin!

 

NIKI mencibir lalu berlari kecil. NIKO mengejar dan menangkap tangannya. NIKI terkejut, tapi NIKO tidak melepaskan pegangannya.


NIKI

(menunjuk tangan NIKO)

Nik … tanganmu …

 

NIKO buru-buru melepasnya.

NIKO

Sori …

 

NIKI

(menatap tangan NIKO)

Nggak, bukan itu. Tanganmu nggak apa-apa?

 

NIKO gugup dan mengusap-usap tangannya yang ternyata tidak gatal.


NIKO

Nggak apa-apa. Yuk, balik.

 

CUT BACK TO:

198. INT. APARTEMEN NIKO — SORE

NIKO berdiri menghadap PAPA NIKO yang sedang meminum kopi dan TRISHA yang baru saja meletakkan cangkir tehnya ke meja.

 

NIKO

(ekspresi datar dan tegas)

Sekali ini aja. Yang terakhir, aku turutin apa kata Papa.

 

PAPA NIKO dan TRISHA tampak terkejut, tapi senang.

 

NIKO (CONT’D)

Tapi, aku minta waktu.

 

PAPA NIKO dan TRISHA berpandangan, lalu mengangguk bersamaan.

CUT TO:

199. EXT. RUMAH NIKI — MALAM

NIKO muncul dengan membawa ransel di punggung dan tersenyum lebar.


NIKI

Niko! Ngapain malem-malem ke sini? Eh, urusanmu udah selesai? Tadi Vera bilang gitu.

 

NIKO mengangguk lalu mengeluarkan beberapa buku dan menyodorkannya pada NIKI.

 

NIKI (CONT’D)

(bingung)

Apa ini?

 

NIKO

(mendengus)

Kamu nggak bisa liat itu apa?

 

NIKI

Iya, tau ini buku. Tapi buat apa?

 

NIKO

Kamu nggak butuh? Bentar lagi ujian lho. Aku khusus minjemin kamu buat belajar karena tadi nggak masuk.

 

NIKI masih bengong menatap buku di tangan NIKO.

 

NIKO (CONT’D)

Buruan! Pegel nih! Aku mau langsung balik soalnya.

 

NIKI

(menerima buku)

Jadi, kamu ke sini cuma anterin ini? Padahal aku besok udah masuk, nggak perlu repot-repot begini. Nanti ada yang salah paham.

 

NIKO

(berdecak sambil menutup tas)

Salah paham gimana. Kamu jangan terlalu dengerin apa kata orang lah. (beat) Ya, udah aku balik dulu.

 

NIKO pergi tapi berbalik lagi dan menatap NIKI. Tangannya mengepal di belakang punggung, ingin menyentuh dahi NIKI, tapi tidak bisa.

 

NIKO (CONT’D)

Kamu beneran udah nggak apa-apa? Kalau masih belum fit, nggak usah masuk dulu. Daripada waktu ujian malah sakit.

 

NIKI

Udah sembuh kok. Beneran. Mau bukti?

 

NIKI mengacungkan tangan siap memukul. NIKO cengar-cengir.

 

NIKO

Oke deh. Aku balik.

 

NIKO pergi. NIKI menatap mobil NIKO yang berlalu, kemudian buku di tangannya.


NIKI (VO)

(sedih)

Orang yang kutungguin, nggak bisa dateng. Malah dia yang dateng.

FADE OUT TO:

200. INT. SEKOLAH NIKI — PAGI

Desember 2022. Satu minggu setelah NIKI sakit, ujian akhir semester 1 dilaksanakan. Dari jendela-jendela kelas, semua murid fokus dan sibuk dengan soal ujian, termasuk NIKI, NIKO, VERA, ANGGI, DIAN, dan RAVEN.

JUMP CUT TO:

Hari terakhir ujian.


SFX: bel berbunyi dan sorak sorai anak-anak yang lega karena ujian sudah selesai.


NIKI, NIKO, dan VERA berdiri dan keluar dari kelas sambil tersenyum senang.


NIKO

(meninju udara)

Yes! Akhirnya bebas!

 

VERA

Gimana kalau kita main-main dulu?

 

NIKI

Ide bagus! Ajak lainnya juga.

CUT TO:

201. INT. ARENA PERMAINAN DI MAL — SIANG

NIKI, NIKO, VERA, DIAN, ANGGI, dan RAVEN menikmati beberapa permainan individu dan kelompok di sana. Mereka tertawa dan saling mengejek dengan nada bercanda. Mereka juga bermain dalam dua tim di permainan tertentu. NIKI, NIKO, VERA melawan ANGGI, DIAN, RAVEN. Ketika menang, mereka akan saling toss.

CUT TO:



















Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar