Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
84. EXT. LOBI APARTEMEN NIKO — SABTU SIANG
NIKI berdiri di tengah lobi dengan membawa tas berisi sekotak kue di tangan. Ia menatap sekeliling lalu layar ponselnya.
NIKI (VO)
NIKI berjalan menuju lift.
CUT TO:
85. INT. LIFT — SIANG
NIKI berdiri di antara dua orang lain. Masing-masing dari mereka menempelkan kartu pada sisi pintu lift dan menekan tombol angka lantai tujuan. NIKI bingung dan gelisah karena tidak punya kartu.
SFX: suara operator lift yang akan menutup pintu.
WANITA#1 (OS)
(berseru)
WANITA#1 buru-buru masuk.
WANITA#1 (CONT'D)
(mengangguk)
WANITA#1 menempelkan kartu dan menekan tombol angka 20. NIKI lega melihatnya.
CUT TO:
86. INT. DEPAN PINTU APARTEMEN NIKO — SIANG
NIKI menatap pintu apartemen yang tertutup. Ia mengambil napas panjang. Tangannya terangkat hendak menekan bel.
NIKI (VO)
(ragu)
NIKI menurunkan tangan dan meletakkan tas di lantai.
CUT TO:
87. INT. APARTEMEN NIKO — SIANG
NIKO sedang bertengkar dengan PAPA NIKO. TRISHA berdiri di pojok ruangan dengan dua tangan menutup mulut. Wajahnya cemas.
NIKO
(berteriak marah dan menunjuk TRISHA)
PAPA NIKO
(suara besar dan tegas)
NIKO
(mendengus dan tertawa sinis)
SFX: suara tamparan keras dan jeritan TRISHA.
PAPA NIKO
(membentak)
NIKO
(berteriak, mata dan wajah merah karena marah))
PAPA NIKO hendak memukul lagi, tapi ditahan TRISHA. Napas NIKO memburu menatap dua orang itu.
CUT TO:
88. INT. DEPAN PINTU APARTEMEN NIKO — SIANG
NIKI mengambil lagi tas di lantai dan bersiap menekan bel.
NIKO (VO)
(mengembuskan napas)
Jari NIKI hampir menyentuh bel, ketika pintu tiba-tiba terbuka. Wajah NIKO yang merah muncul di depannya. NIKI dan NIKO terkejut.
CUT TO:
89. EXT. TAMAN DEKAT KOLAM RENANG — SIANG
NIKI dan NIKO berjalan-jalan di taman dekat kolam renang apartemen. Mereka lalu duduk di salah satu bangku yang tersedia di sana. NIKI di ujung sini, NIKO di ujung satunya.
Cuaca cerah tapi tidak begitu panas. Angin semilir berembus. Beberapa orang terlihat berenang dan bermain di sekitar kolam.
NIKO
(menatap NIKI)
NIKI
(menelengkan kepala)
NIKO memandang area kolam. Bibirnya tersenyum, tapi seperti mentertawakan diri sendiri.
NIKO
NIKI menggeser tas yang dibawanya ke dekat NIKO.
NIKO(CONT’D)
(membuka isi tas)
NIKI
NIKO tertawa melihat kotak chiffon cake blueberry yang pernah mereka perebutkan dulu.
NIKI (CONT’D)
(kesal dan hendak mengambil tas lagi)
NIKO
(meletakkan tas di samping)
NIKI
(cemberut)
NIKO
(tertawa)
NIKI
(pelan, tapi masih bisa terdengar)
NIKO
NIKI tidak menjawab, melainkan bergerak kikuk menghalau poni dan rambutnya ke belakang.
NIKO membulatkan matanya seperti mengerti sesuatu.
NIKO (CONT’D)
(tertawa kecil)
NIKI
(kesal)
NIKO tertawa. NIKI menatapnya, lalu matanya tertuju pada tangan NIKO yang terlihat sedikit merah. NIKI agak ragu bertanya.
NIKI (CONT’D)
(menunjuk tangan NIKO)
NIKO mengamati telapak tangan dan pergelangan tangannya, lalu menggeleng.
NIKO
NIKI
(prihatin)
NIKO
(datar)
NIKI
(mengalihkan pembicaraan)
NIKO
(datar dan dingin)
NIKI terkejut.
NIKI
(merasa bersalah)
NIKI dan NIKO sama-sama diam karena canggung sambil mengamati sekitar kolam renang yang ramai. Sesekali tertawa bersama ketika ada kejadian lucu.
Tiba-tiba hujan turun dengan lebat. NIKO dan NIKO langsung berlari ke gedung apartemen.
CUT TO:
90. INT. APARTEMEN DEKAT KOLAM — SIANG
NIKI dan NIKO menatap langit yang mendung dari pintu kaca. Rambut dan pakaian mereka sedikit basah.
NIKO
(menoleh pada NIKI)
NIKI
(mengangguk)
NIKO
NIKI
(menatap NIKO dengan panik)
Tanpa sadar NIKI menepuk-nepuk lengan NIKO.
NIKI (CONT’D)
(menjerit)
NIKI hendak berlari ke luar, tapi NIKO menarik kerah baju NIKI.
NIKO
(agak membentak)
NIKI
(menunjuk arah luar)
NIKO
NIKI merasa sedih karena kue itu ketinggalan dan basah terkena hujan.
NIKO (CONT’D)
CUT TO:
91. INT. LIFT — SIANG
NIKO dan NIKI bergerak naik ke lantai 20.
SFX: suara operator lift dan pintu terbuka.
NIKO tertegun melihat PAPA NIKO dan TRISHA yang membawa koper ada di depannya.
CUT TO:
92. INT. LORONG LANTAI 20 — SIANG
NIKO dan NIKI berdiri berhadapan dengan PAPA NIKO dan TRISHA. Suasana tegang membuat NIKI bingung harus bersikap apa.
TRISHA
(tersenyum, tapi agak sedih)
NIKO bergeming.
TRISHA (CONT’D)
(menepuk dan mengusap bahu NIKO)
PAPA NIKO
(melirik NIKI)
NIKI mengangguk dan tersenyum kikuk ketika PAPA NIKO dan TRISHA berpamitan padanya, lalu masuk ke lift yang terbuka.
NIKI menatap NIKO yang tampak pucat. NIKO seperti menahan rasa sakit dan gatal yang amat sangat. Setelah pintu lift tertutup, NIKO langsung meringis dan mulai menggaruk.
CUT TO: