Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Tomatouch
Suka
Favorit
Bagikan
3. BAG. 3 - BOCAH TENGIL (scene#16-22)

16. INT. RUANG TAMU RUMAH NIKI — MALAM

IAN bersiap berangkat di depan pintu.

IAN

(memakai jaket)

Nik, yakin nih nggak ada yang dibutuhin lagi? Ntar bisa kuambilin di toko.

 

INTERCUT TO:

NIKI hendak masuk ke kamarnya.

NIKI

(mengangguk)

Iya, udah beres semua kok. Lagian, Kak Ian kan shift malam. Mana bisa anter?

 

INTERCUT TO:

IAN

Bisa diatur lah itu. Yakin? Fix? Deal?

INTERCUT TO:

NIKI

(sebal)

Iya, yakin. Kak Ian berangkat aja. Ntar telat!

 

INTERCUT TO:

IAN keluar dan menutup pintu. NIKI masuk ke kamar.

 

SFX: mesin motor dinyalakan, berderum sebentar, lalu pergi.

 

FADE IN TO:

17. EXT. HALAMAN SEKOLAH — PAGI

NIKO turun dari mobil dan mengamati halaman depan sekolah yang sudah sepi. Wajahnya terlihat segar dan pemanpilannya rapi. Rambut gondrongnya sudah dipotong dengan model cepak ala tentara.


PAPA NIKO (OS)

Telat, ya?

 

NIKO menoleh ke ayahnya yang melongok dari jendela mobil.

 

NIKO

Nggak masalah. Toh, masih MPLS.

 

PAPA NIKO

Maaf, ya. Gara-gara Papa salah jalan. Belum terbiasa soalnya.

 

NIKO

(menggeleng)

Sans, Pa. Aku masuk dulu, ya.

 

PAPA NIKO

(melambaikan tangan)

Oke. Baik-baik di sekolah.

 

NIKO melihat mobil ayahnya pergi, lalu masuk ke halaman sekolah.

CUT TO:

 

18. EXT. LAPANGAN SEKOLAH — PAGI

Masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) ini berlangsung selama tiga hari. Di hari terakhir, murid-murid kelas 1 masing-masing berkelompok 4 orang, menyebar di beberapa tempat sedang berdiskusi dan mencatat sesuatu.

Di bawah pohon rindang NIKI, ANGGITA GIOVANI (ANGGI, 16), FARADIANY (DIAN, 16), dan VERA THIODORE (VERA, 16) sedang asyik menulis.

 

RAVEN (OS)

Nik!

 

NIKI mengangkat kepala dan menoleh ke asal suara.

INTERCUT TO:

Di balik pohon rindang ada DOMINIC RAVENIO (RAVEN, 16) sedang berbicara dengan NIKO yang hanya terlihat punggungnya.

 INTERCUT TO:

NIKI (VO)

(mengernyitkan dahi)

Nik? Perasaan kemarin-kemarin nggak ada yang dipanggil gitu selain aku.

 

RAVEN (OS)

Nik! Woi, Nik! Jangan kabur!

INTERCUT TO:

RAVEN mengejar NIKO sambil berteriak dan memanggil-manggil.

 

RAVEN

(berteriak)

Woi, Nik!

 

NIKO

(tertawa)

Coba kejar!

INTERCUT TO:

NIKI melihat kejar-kejaran itu.

 

NIKI

(bergumam)

Kayaknya aku harus ganti nama deh.

 

DIAN mendongak dari catatan dan menatap NIKI.

 

DIAN

(heran)

Kenapa, Nik?

 

NIKI

(menggeleng dan tersenyum)

Nggak apa-apa. (beat) Kalian udah selesai?

 

DIAN dan ANGGI masih sibuk menulis.

 

VERA

(menggeleng dan tetap menulis)

Belooomm!

 

ANGGI

(menyodorkan tangan)

Pinjem dong, Nik!

 

NIKI

(mengomel dan menyerahkan catatannya)

Kalian ini, masa nyontek mulu. Dasar!

 

KETUA PANITIA (OS)

Yak! Yang sudah selesai, harap dikumpulkan di kakak pembimbing masing-masing. Setelah itu kalian boleh istirahat!

INTERCUT TO:

Murid-murid berhamburan mengumpulkan tugas dan bergegas ke kantin.

 

CUT TO:

19. INT. KANTIN — SIANG

Suasana kantin cukup ramai. Anak-anak mengantre di beberapa stan penjual makanan, lainnya ada yang sudah duduk dan makan.

ANGGI, DIAN, VERA berdiri di depan stan penjual camilan. Sesekali menelan ludah karena tampak menggiurkan.

NIKI sedang membawa bungkusan berisi beberapa macam gorengan dan memakan salah satunya.

 

DIAN

(menunjuk etalase berisi donat)

Nik, itu enak nggak?

 

NIKI

(mengangguk sambil mengunyah gorengan dengan mulut penuh)

Enak kok.

 

ANGGI

(menunjuk kotak mika berisi bihun goreng)

Kalau itu, Nik?

 

NIKI

Enak juga.

 

VERA

(menerima bungkusan roti isi dari penjual)

Ah, Niki, apa aja juga enak. Dia udah nyobain semua makanan di sini.

 

DIAN (OS)

Kalau itu?

 

NIKI

Enak. (beat) Auuww!

 

DIAN memukul lengan NIKi. Wajahnya kesal.

NIKI menoleh dan meringis kesakitan.

 

NIKI (CONT’D)

(mengusap lengan yang dipukul)

Apaan sih? Main pukul aja!

 

DIAN menunjuk tempat sampah di dalam stan.

 

DIAN

(kesal)

Itu enak?

 

NIKI tertawa.

 

DIAN (CONT’D)

Dasar Niki! Masa aku disuruh makan tempat sampah! Huh!

 

NIKI dan lainnya tertawa.

CUT TO:

20. INT. BANGKU KANTIN — SIANG

Meja NIKI dan kawan-kawan penuh makanan. Sosis bakar di depan NIKI, soto ayam di depan ANGGI, nasi goreng di depan DIAN, roti isi di depan VERA.

NIKI duduk di sebelah ANGGI, berhadapan dengan VERA dan DIAN.

NIKI mengunyah sosis bakar dengan nikmat. Teman-temannya berdecak heran.


DIAN

(menggelengkan kepala sambil makan)

Nik, Nik. Badanmu kecil tapi makannya banyak.

 

ANGGI

(menyeruput kuah soto)

Aseli deh! Itu gorengan tadi beneran dihabisin dia semua!

 

VERA

(mencebik iri)

Enak, ya, Nik, jadi kamu. Bisa makan apa aja, kapan aja. Aku? (beat) Bisa-bisa aku jadi kayak bola kalau makannya kayak kamu.

 

NIKI

(tertawa)

Aku gampang laper soalnya. Kalau nggak buru-buru diisi, aku jamin, kalian nggak bakal mau liat sisi aku yang itu.

 

ANGGI

Tapi, mending langsung makan nasi, Nik. Daripada kayak gitu. Nggak nampol kenyangnya!

 

DIAN

Eh, eh, kita nanti bakal sekelas lagi nggak, ya?

 

ANGGI

(seperti sedang berdoa)

Semoga aja aku bisa sekelas sama Niki yang baik, rajin, dan nggak sombong ini.

 

ANGGI tiba-tiba memeluk NIKI. DIAN dan VERA tertawa.

VERA menatap satu-satu temannya dengan mata berbinar-binar, lalu mencondongkan badan ke meja.

 

VERA

(setengah berbisik)

Kalian … ada cowok yang kalian incar? Aku udah amati beberapa dan ….

 

NIKI, ANGGI, dan DIAN saling berpandangan.

 

NIKI

(mata membulat lalu mengangguk-angguk)

Oooh … jadi ini alasannya kamu cuma makan roti isi doang? Demi cowok toh!

 

DIAN dan ANGGI menatap VERA yang wajahnya memerah.

 

VERA

(gugup)

Ng-nggak kok! Bukan lah! Ngapain diet demi cowok? Cih! Urusan penampilan tuh untuk kita sendiri, bukan orang lain! Itu baru namanya self love! Tau nggak?

 

RAVEN (OS)

Niiiikk!

 

ANGGI, DIAN, dan VERA kompak menoleh ke asal suara. NIKI tidak peduli dan tetap makan.

 

CUT TO:

21. INT. PINTU KANTIN — SIANG

RAVEN berdiri dengan wajah kesal menatap ke arah meja yang berdekatan dengan pintu. Di sana ada NIKO dan TAMA (16) yang menghadap pintu, di seberangnya ada BAGAS (17). Mereka sedang mengobrol seru sambil makan dan minum.

RAVEN mendekat dengan ekspresi marah.

CUT TO:

22. INT. BANGKU KANTIN — SIANG

VERA mengamati RAVEN sambil mengetuk meja di depan NIKI. NIKI tidak peduli.

 

VERA

(girang)

Nik! Ganteng, Nik! Dia manggil kamu, ‘kan? Dia ke sini!

 

DIAN

(ikut menoleh)

Beneran, Nik! Kapan kamu kenalannya? Kok nggak bilang-bilang?

 

NIKI melihat RAVEN sekilas lalu kembali pada makanannya.

 

NIKI

Aku nggak kenal.

INTERCUT TO:

Tiga orang di meja dekat pintu mendongak menatap RAVEN. NIKO dan TAMA hanya terlihat punggungnya saja dari tempat NIKI.

 

RAVEN

(kesal)

Nik! Lu gimana sih? Laporan belum selesai, main ngacir aja! Yang lain pada komplain tuh!

INTERCUT TO:

 

NIKI menatap teman-temannya. 

NIKI

(menghela napas)

Tuh, ‘kan. Bukan ngomong sama aku. Aku nggak kenal.

 

Tiga teman NIKI tampak kecewa. Kemudian ANGGI membelalakkan mata.

 

ANGGI

(dahi berkerut, kepala miring ke kanan)

Tunggu, tunggu, tunggu! Sejak kapan ada yang dipanggil “nik” selain Niki?

 

NIKI

(memukul meja, mata membulat)

Nah, ‘kan! Akhirnya ada yang sepemikiran sama aku! Kemarin-kemarin nggak ada, ‘kan?

 

ANGGI, DIAN dan VERA mengangguk kompak, lalu tampak berpikir keras.

 

VERA

Kakak kelas?

 

DIAN

(mencondongkan tubuh ke depan meja)

Kira-kira namanya siapa? Mau tebak-tebakan?

 

NIKI mengibaskan tangan tidak peduli.

 

DIAN (CONT’D)

Benik? Denik? Nycta Gina? Eh, itu cewek ding.

 

ANGGI

(mata membulat)

Kalau Niki versi cowok gimana?

 

VERA

(bertepuk tangan senang)

Whoaaa! Bisa-bisa! Asyik tuh, ada duo Niki, cowok dan cewek!

 

DIAN

(berseru)

Atau, Niko?

 

NIKI

(merasa lelah)

Aaah, apaan sih, nggak jelas ….

 

SFX: suara galon kosong di pukul dari arah lapangan.

 

Anak-anak di kantin berdiri dan berjalan kembali ke lapangan. Begitu juga NIKI, ANGGI, DIAN, dan VERA.

TO:

 

 


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar