Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Tomatouch
Suka
Favorit
Bagikan
35. BAG. 35 - MOVE ON (scene#252-259)

252. INT. KAMAR NIKI — PAGI

Besoknya.

NIKO (OS)

Nah, supaya kamu punya stok tomat buat pelampiasan marah ke aku, aku kasih kamu banyak bibit tomat. Aku yakin, kamu bisa merawatnya dengan baik. Mereka pasti tumbuh sehat, merah merona dan menggoda. Ah, ngomong, eh, nulis apa sih aku ini …. Tolong, lupain aja bagian yang itu. Oke, lanjut!

 

MONTAGE:

1. NIKI sedang bersiap di depan cermin dan merapikan seragamnya.

2. NIKI mengambil tas di meja belajarnya.

3. NIKI tersenyum ketika melihat buku dan beberapa bungkus bibit tomat pemberian NIKO.

4. NIKI keluar dengan hati riang.

MONTAGE END.

CUT TO:

253. EXT. HALAMAN SEKOLAH — PAGI

NIKO (OS)

Nanti, setelah aku kembali, kamu boleh melemparku dengan tomat sebanyak-banyaknya. Aku nggak akan menghindar, karena kamu berhak melakukannya.

 

NIKI melangkah dengan semangat baru. Rasa sedihnya sudah hilang.

 

NIKI (VO)

(tersenyum)

Oke, kalau itu maumu. Aku tunggu kamu di sini.

CUT TO:

254. INT. PERPUSTAKAAN — SIANG

NIKO (OS)

Oh, ya, kamu pernah nyari tau nggak, apa arti taneman yang bisa disebut sayur atau buah ini? Semacam filosofinya gitu, kayak film Filosofi Kopi. Kalau nggak tau, coba cari sendiri deh. Nanti kalau udah ketemu, kasih tahu, ya! Lalu, tentang kita … aku sedang belajar menjadi seperti tomat itu. Kuharap kamu juga sama.

 

NIKI sedang mencari sesuatu di komputer sekolah. ANGGI, DIAN, dan VERA ikut memperhatikan dari belakang.

 

ANGGI

Cari apa, Nik?

 

NIKI tidak menjawab.


INSERT: layar komputer menunjukkan hasil pencarian filosofi tomat yang dimaksud NIKO dalam suratnya.

 

VERA

(mengangguk-angguk)

Aku tau ini. Makanya, aku bilang, andaikan kalian jujur satu sama lain, nggak bakal ruwet kayak gini.

 

DIAN

Aku malah baru tau.

CUT TO:

255. EXT. TROTOAR KE RUMAH NIKI — SIANG

NIKO (OS)

Astaga! Aku udah nulis apa aja segini banyak? Serius! Ini tulisan paling panjang yang pernah kubuat. Eh, selain tugas-tugas sekolah sih. Jangan dibuang, ya! Kamu harus hargai kerja kerasku. Simpan yang rapi. Kalau perlu, dibingkai dan dipajang di kamarmu.

 

NIKI berjalan ke rumah dengan perasaan yang lebih ringan dari sebelumnya.

CUT TO:

256. INT. KAMAR NIKI — SIANG

NIKO (OS)

Niko! Kamu ini banyak maunya! Pasti kamu bakal bilang begitu, ‘kan? Lalu, tulisan indahku ini terbakar habis oleh api korek. Tapi, kalau itu bisa bikin kamu hangat dan terang jalanmu, aku rela deh! Aku jadi merasa berguna.

 

NIKI berdiri di depan meja belajarnya sambil membaca surat NIKO sekali lagi.

 

NIKO (OS)

Kayaknya aku harus berhenti sekarang. Kalau nggak, aku bakal ngabisin satu rim kertas untuk ngobrol sama kamu. Itu nggak boleh terjadi. Kasihan jariku lah! Bisa keriting nulis terus. Biaya rebounding mahal, tahu!

 

INSERT: tampilan isi surat NIKO di bagian akhir, “See you next time, Kiki! Wait for me, yah! But, I won’t! (gambar orang berlari).

 

MONTAGE:

1. NIKI tertawa membaca bagian akhir surat.

2. NIKI melipat surat dan memasukkannya ke amplop.

3. NIKI menyimpan surat itu di laci terdalam meja belajarnya.

4. NIKI mengambil buku dari NIKO dan mulai membaca di tempat tidur.

5. NIKI sesekali melirik bungkusan bibit tomat di meja sambil tersenyum.

MONTAGE END.

FADE IN TO:

257. INT. RUANG TAMU NIKI — SORE

Lima tahun kemudian. IAN masuk ke rumah menuju dapur.


IAN (OS)

Astagaaa! Nikiiii!

CUT TO:

258. INT. KAMAR NIKI — SORE

NIKI sedang mengetik di laptop di meja belajarnya.

INSERT: Layar laptop menampilkan gambar dan artikel yang berkaitan dengan tomat. Ponselnya di meja juga menunjukkan galeri foto media sosialnya aneka tomat berbagai bentuk.


SFX: suara pintu terbuka.

IAN

(mendekati NIKI)

Nik! Apa-apaan itu di dapur banyak banget tomat?!

 

NIKI

(tanpa menoleh)

Kak Ian lupa ya, kalau aku sekarang berkebun?

 

IAN

(gusar)

Iya, tapi sebanyak itu mau diapain? Aku bosen liat dan makan tomat mulu di rumah!

 

NIKI

(melirik IAN sebentar)

Ya, udah, nggak usah dimakan. Itu juga mau aku bagiin ke tetangga kok.

 

IAN

(menggelengkan kepala)

Lagian, ngapain sih kamu terobsesi sama tomat? Udah bertaun-taun sejak itu.

 

NIKI

(menatap IAN)

Oh, Kak Manda mau tomat juga nggak? Ntar aku sisihin.

 

IAN

Nggak usah.


IAN ikut melihat layar laptop NIKI.

 

IAN (CONT'D)

Ide siapa sih ini? Tomat di mana-mana.

 

NIKI

(masih mengetik di laptop dan tersenyum)

Niko.

 

IAN terdiam sejenak lalu mengelus kepala NIKI dengan prihatin.

 

IAN

(iba)

Nik … kamu masih belum move on? Semua ini … karena dia …?

 

NIKI berhenti mengetik dan mendongak menatap IAN.


NIKI

(tersenyum lebar)

Udah kok. Aku dengan sadar lakuin ini semua. Bukan karena siapa-siapa. Aku yang mau sendiri. (beat) Kak Ian tau sendiri, ‘kan udah berapa kali aku gagal panen? Malah ada yang mati sebelum berbuah. Aku jadi penasaran, dan sekarang berhasil. Aku hebat, kan?

 

IAN

(menghela napas)

Ya, udah, asal kamu seneng aja dan nggak sedih lagi. (beat) Skripsimu gimana, Nik? Terus, katanya kamu udah dapet tawaran kerja? Bisa bagi waktu nanti?

 

NIKI

(menepuk dada)

Udah beres itu. Minggu depan aku sidang.

 

IAN tersenyum dan mengusap kepala NIKI lagi sebelum pergi.

FADE OUT TO:

259. DAPUR NIKI — SIANG

Beberapa hari kemudian.

NIKI baru saja mengeluarkan mangkuk kaca dari oven.

NIKI

(tersenyum)

Tadaaaa! Stuffed tomatoes ala aku udah jadi!

 

ANGGI, DIAN, dan VERA yang ada di sana tampak takjub.

 

INSERT: di atas meja, piring kaca itu berisi beberapa potong tomat yang dengan topping keju leleh, potongan daging cincang, dan taburan daun peterseli.

 

VERA

(berbinar-binar)

Sejak kapan Niki jadi pinter masak gini? Biasanya cuma bisa makan!

 

DIAN

(tertawa)

Berkah si tomat, ya!

 

VERA

(mengecapkan lidah)

Ini nih yang bikin dietku gagal!

 

ANGGI

(mengambil piring kecil)

Gara-gara Niko ini!

 

NIKI tertawa dan menyajikan tomat-tomat itu pada ANGGI, DIAN, dan VERA.


NIKI

(menatap teman-temannya)

Gimana? Enak nggak? Harusnya enak lah! Niki gitu lho!

 

Teman-teman NIKI hanya bisa mengangguk dan mengacungkan jempol karena mulut mereka sibuk mengunyah.

CUT TO:











Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar