Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Tomatouch
Suka
Favorit
Bagikan
12. BAG. 12 - BERTEMAN (scene#68-74)

68. INT. KANTIN — ISTIRAHAT PAGI

NIKI, ANGGI, DIAN, dan VERA duduk berseberangan dengan NIKO, RAVEN, dan BAGAS di meja yang sama.

Di atas meja ada makanan dan minuman masing-masing. Mereka diam, tapi mata saling menatap dan melirik satu sama lain.

 

BAGAS

(bergumam dan mengomel)

Ini ngapain sih pada diem-diem?

 

DIAN

(menatap satu per satu)

Tau tuh. Kalian nggak ada yang mau ngomong nih? (beat) Nik?

 

NIKI, NIKO

(bersamaan)

Ya?

 

Teman-teman lain langsung tertawa. NIKI dan NIKO saling melotot.

 

NIKI

(mencibir)

Dia tanyanya ke aku, bukan kamu.

 

NIKO

(tidak mau kalah)

Ke aku lah! Kamu ‘kan Kiki.

 

NIKI hendak memukul NIKO, tapi ditahan oleh ANGGI.

 

RAVEN

(melirik NIKO dan NIKI)

Katanya kalian udah baikan. Kok masih berantem barusan?

 

NIKI dan NIKO diam seperti maling yang tertangkap basah.

 

RAVEN

Kalau gitu, jabat tangan sambil minta maaf sekarang. Biar ada bukti dan saksinya. Nggak cuma omongan kalian. Bisa aja kalian sepakat untuk bohong.

 

Teman-teman lain mengangguk setuju. 

VERA

(mengacungkan ponsel sambil tersenyum)

Aku yang foto sebagai bukti.

 

NIKO

Apa untungnya bohong?


RAVEN

(mengangkat bahu)

Siapa tau, ‘kan? (beat) Ayo, salaman.

 

ANGGI, DIAN, dan VERA sama-sama berbisik dan mendorong NIKI untuk bersalaman. NIKI mengulurkan tangan sambil cemberut.

NIKO terlihat panik. 

NIKO

(berbisik pada RAVEN)

Ven, gimana sih? Masa harus salaman? Ngomong aja cukup, ‘kan?

 

RAVEN

Lu diajarin waktu kecil kalau minta maaf sambil salaman, ‘kan?

 

NIKO

(menggaruk kepala)

Iya sih ….

 

RAVEN

Ya, udah, salaman aja. Tuh Niki udah duluan. Malu sama orang tua nggak lakuin yang diajarin.

 

NIKO

(mendadak ketus)

Harusnya mereka yang malu udah kasih contoh nggak bener.

 

NIKO berdiri dan melihat tangan NIKI masih terulur.

 

NIKO

(menatap NIKI)

Sori, aku udah salah yang kemarin itu.

 

NIKO langsung pergi. Teman-teman lain heran.

NIKI memandang punggung NIKO yang tampak lesu. Dahinya berkerut heran.

CUT TO:

69. EXT. TERAS DEKAT TAMAN — ISTIRAHAT PAGI

NIKI dan ANGGI hendak kembali ke kelas, tapi NIKI melihat NIKO duduk di bangku taman sendirian. Di samping taman, ada anak-anak yang bermain bola, ada juga yang mengobrol di bangku lain.

 

NIKI

(menatap punggung NIKO)

Nggi, kamu duluan aja.

 

ANGGI melihat arah pandang NIKI, lalu mengangguk dan pergi.

CUT TO:

70. EXT. TAMAN — ISTIRAHAT PAGI

NIKI langsung duduk di sebelah NIKO. NIKO menggeser posisinya supaya tidak bersentuhan dengan NIKI.

 

NIKI

(mengulurkan tangan)

Aku juga minta maaf.

 

NIKO melihat tangan NIKI, lalu menatap arah lapangan bola.

 

NIKO

(agak ketus, tapi pelan)

Masih zaman ya pakai salaman segala? (beat) Kalau nggak salaman, nggak dimaafin gitu?

 

NIKI

(melihat ke lapangan, nada suara setengah bercanda)

Hmm … dimaafin nggak, ya …?

 

NIKO

(ketus)

Terserah lah! Nggak juga nggak apa-apa.

 

NIKI

(penasaran)

Emangnya kenapa sih? Tanganku bersih lho. Aku juga tulus minta maaf.

 

NIKO berpikir sebentar. Ragu akan menjawab atau tidak.

 

NIKO

(masih bimbang)

Hmm … bisa dibilang … alergi …?

NIKI melongo.

NIKI

(heran)

Kok bisa?

 

NIKO menatap NIKI, lalu ke arah lapangan lagi. Ingatannya kembali ke enam tahun lalu.

FLASHBACK TO:

71. INT. TOKO DI MAL — SIANG

NIKO berada di toko perlengkapan olahraga bersama ibunya sepulang sekolah. MAMA NIKO (40) berbicara dengan pramuniaga tentang ukuran baju, sementara NIKO menatap ke luar toko.

NIKO melihat seorang wanita cantik menggandeng lengan seorang pria yang adalah ayahnya dan sedang bercanda mesra.

 

NIKO

(menarik-narik lengan ibunya)

Ma, Papa kerja ‘kan?

 

MAMA NIKO

(mengangguk dan mengelus kepala NIKO)

Iya dong. Kan Papa kerja buat kita. Buat beli yang kamu suka juga.

 

NIKO

(menunjuk luar toko)

Tadi aku liat ada Papa jalan sama cewek cantik di sana.

 

MAMA NIKO mengikuti arah telunjuk NIKO dan melihat ke sekeliling mal, tapi tidak ada siapa-siapa.

 

MAMA NIKO (CONT’D)

Kamu salah lihat mungkin? Jam segini Papa pasti masih di kantor.

 

NIKO menggeleng karena yakin tidak salah lihat, tapi ibunya tidak percaya.

CUT TO:

72. INT. RUMAH NIKO — SIANG

Dua tahun berikutnya.

Pulang sekolah NIKO berlari masuk ke rumah dengan senang. MAMA NIKO berdiri di depan pintu ruang kerja PAPA NIKO.

 

NIKO

Ma?

 

MAMA NIKO menoleh lalu buru-buru menghampiri NIKO sambil meletakkan telunjuk di bibir untuk melarang NIKO bicara.

 

MAMA NIKO

(senyum dibuat-buat)

Kamu udah pulang? Ayo, ke dapur. Mama bikin kue kesukaanmu.

 

MAMA NIKO mendorong badan NIKO ke arah dapur melewati pintu tadi yang tidak tertutup rapat.

NIKO mengintip dari celah kecil pintu dan mendapati wanita cantik yang dulu dilihatnya di mal, sedang memeluk ayahnya.

CUT TO:

73. INT. KAMAR RUMAH SAKIT — SORE

Satu tahun berikutnya.

MAMA NIKO terbaring lemah di tempat tidur dengan lengan diinfus. NIKO duduk dan memandang sedih. PAPA NIKO berada di luar kamar sedang bicara dengan dokter.

 

MAMA NIKO

(berkata lirih dan mengelus kepala NIKO)

Niko sayang …. Mama nggak apa-apa kok. Kamu tadi dengar kata dokter, ‘kan? Mama cuma kecapekan ….

 

SFX: pintu terbuka.

Seorang wanita cantik buru-buru masuk dengan wajah pucat dan cemas. TRISHA (40) berlari ke arah tempat tidur dan meraih tangan MAMA NIKO.

 

TRISHA

(menangis)

Mbak Dea! Maafin aku, Mbak! Aku yang salah!

 

NIKO menatap TRISHA dengan benci lalu pada PAPA NIKO yang sudah berada di dalam. NIKO heran melihat MAMA NIKO tersenyum samar sambil meneteskan air mata.

CUT TO:

74. EXT. AREA PEMAKAMAN — SIANG

Beberapa bulan kemudian, Desember 2018, ulang tahun NIKO ke 15.

Cuaca mendung dan hujan ringan.

NIKO, PAPA NIKO, TRISHA, kerabat dan kenalan masing-masing membawa payung, mengeliling makam yang bertabur bunga.

Ekspresi NIKO datar. PAPA NIKO tampak sedih dan menyesal. TRISHA menangis paling keras.

JUMP CUT TO:

Satu jam kemudian, tinggal NIKO, PAPA NIKO, dan TRISHA di pemakaman. Hujan sudah berhenti, tapi langit masih sedikit mendung. Angin bertiup sepoi-sepoi.

TRISHA menghadap NIKO yang berdiri di samping PAPA NIKO.


TRISHA

(menahan tangis)

Niko … maafin Tante, ya. Tante janji ini yang terakhir kamu ketemu Tante. Tante akan pergi.

 

NIKO diam, tapi merasa jijik. 

TRISHA (CONT’D)

(berusaha tersenyum)

Mbak Dea orang baik. Tante yang salah.

 

TRISHA menatap PAPA NIKO.

TRISHA (CONT’D)

Kamu baik-baik, ya, sama papamu. Tante pamit.

 

TRISHA memegang bahu NIKO dan memeluknya. Tiba-tiba NIKO menjerit dan berteriak. Tubuhnya berontak melepaskan pelukan.

TRISHA kaget. PAPA NIKO berusaha menenangkan NIKO, tapi NIKO masih menjerit dan menggaruk seluruh tubuhnya hingga kulitnya merah dan luka.

 

TRISHA (CONT’D)

(panik)

Ni-Niko …? Kamu kenapa …?

 

FLASHBACK OFF.

CUT BACK TO:


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar