Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Tomatouch
Suka
Favorit
Bagikan
30. BAG. 30 - AKHIR KISAH (scene#209-218)

209. EXT. JALAN RAYA — SORE

NIKO mengendarai motor menuju rumah NIKI. NIKI di boncengan, duduk dengan perasaan gelisah karena merasa bersalah.


NIKI

(suara keras)

Nik! Kamu masih marah? Permintaanku tadi ngaco, ya?

 

NIKO tidak menjawab.

NIKI (CONT’D)

(menyesal)

Sori deh … aku tarik lagi omonganku tadi. Nggak usah dianggep. Nanti aku kabarin lagi, kado yang aku mau. Kamu udah janji mau usahain semuanya. Jadi, harus ditepati!

 

NIKO seperti bicara sesuatu tapi tidak terdengar.

 

NIKI (CONT’D)

(berteriak)

Apa? Nggak kedengeran!

 

NIKO tidak bicara lagi sampai tiba di rumah NIKI.

CUT TO:

210. EXT. RUMAH NIKI — SORE

NIKI turun dari motor dan melepas helm. NIKO juga melepas helm dan mengusap wajahnya yang berkeringat.

NIKO

Kamu tadi ngomong apa sih? Nggak jelas tau! Bleb bleb bleb doang!

 

NIKI

(mendelik dan menepuk dahi)

Aku ngomong sampai berbusa, sampai keselek kemasukan debu, kamu nggak denger? Astagaaa!

 

NIKO

Berisik banget tadi di jalan. Emang kamu ngomong apaan?

 

NIKI

Nggak jadi deh.

 

NIKO

(memakai helm)

Ya, udah. Aku balik dulu. Salam buat Kak Ian.

 

NIKI

Eh, Nik. Kamu pasti bisa dateng, ‘kan?

 

NIKO

Nggak bisa janji sih.

 

NIKI

Gimana sih? Kamu harus dateng kalau mau kasih kado buat aku!

 

NIKO

(menyalakan motor)

Iya, iya. Liat ntar deh! Repot amat kamu, semua harus diturutin!

 

NIKI mendelik. NIKO lalu pergi.

CUT TO:

211. INT. KAMAR NIKO — MALAM

NIKO duduk termenung di kursi meja belajar. Matanya bergantian menatap ponsel yang berisi pesan dari NIKI dan sebuah koper besar di sudut kamar.


INSERT: layar pesan NIKI yang berkata, “Ada buku yang aku mau. Tapi, aku nggak minta itu sebagai kado. Aku cuma pengin kita semua bisa kumpul dan makan bareng. Itu aja. Gampang, ‘kan?”


INSERT END.


NIKO beranjak ke tempat tidur dan menutup mata dengan gelisah.

CUT TO:

212. EXT. RUMAH NIKI — MALAM

NIKI keluar dengan wajah ceria karena TARA datang. Mereka lalu duduk di teras.


TARA

Kamu seneng banget hari ini?

 

NIKI

Ah, nggak kok biasa aja.


TARA

(nada dingin dan ketus)

Kamu masih sering pergi sama Niko?


NIKI terkejut.


TARA (CONT’D)

Sepertinya berat banget ya buat kamu lepas dari Niko. Dia masih suka ngikutin kamu. Kamu juga fine-fine aja pergi sama dia. Bukannya kamu harus jaga perasaan orang? Aku misalnya.

 

NIKI

(bingung)

Ta-Tara … apa maksudmu?

 

TARA

(tertawa sinis)

Rupanya aku nggak ada apa-apanya sama anak itu.

 

NIKI

(semakin bingung)

Tara, aku nggak ngerti kamu ngomong apa. Yang jelas kalau ngomong.

 

TARA

(suara pelan tapi tegas)

Kita putus aja.

 

NIKI sangat terkejut. Matanya berkaca-kaca dan wajahnya merah.

 

TARA (CONT’D)

Aku nggak mau dinomorduakan, Nik. Kamu mungkin bakal bilang aku egois. Ya. Aku egois dengan milikku. Kamu pacarku, tapi rasanya nggak begitu. Jadi, mending kita putus aja.

 

NIKI tidak bisa berkata apa-apa lagi sampai TARA pergi meninggalkan rumah.

CUT TO:

213. INT. KAMAR NIKI — MALAM

Kamar itu gelap. Cahaya hanya berasal dari jendela luar. Duduk di tempat tidur, NIKI menangis keras dengan wajah tertutup bantal. Bahunya berguncang.

JUMP CUT TO:

Beberapa waktu kemudian, NIKI tertidur karena lelah menangis.

FADE OUT TO:

214. INT. DAPUR NIKI — SIANG

NIKI sedang membersihkan dapur ketika IAN datang.

 

IAN

Tumben, Nik?

 

NIKI tidak menjawab, tapi tetap menyapu lantai.

 

IAN (CONT’D)

Liburan gini, kamu nggak pergi sama temen-temenmu? Pacarmu?

 

NIKI menggeleng. IAN pun berlalu karena harus tetap bekerja.

CUT TO:

215. INT. RUANG TAMU NIKI — SIANG

NIKI membaca webtun di ponsel. Setelah bosan, dia membuka grup WA yang sepi. Percakapan terakhir adalah setelah ujian. Sepertinya teman-temannya sedang liburan.

Teringat ucapan IAN mengenai TARA, tiba-tiba tangis NIKI pecah.

JUMP CUT TO:

Satu jam kemudian, NIKI menghapus air matanya. Sambil terisak, NIKI mengirim pesan pada NIKO.

 

INSERT: layar pesan NIKI dan NIKO.

NIKI

Kamu di mana? Kamu bisa ke sini?

 

Beberapa menit tanpa jawaban, NIKI mengirim lagi.

 

NIKI

Sesempatmu aja. Kalau nggak bisa, telepon atau chat aku.

 

Masih tidak ada jawaban.

NIKI

Aku tunggu.


Tidak ada jawaban, dan pesan-pesan itu belum terbaca.

 

NIKI

Tengah malem pun nggak apa-apa.

INSERT END.


NIKI meletakkan ponsel dengan gelisah. NIKO belum membaca pesan-pesan itu.

CUT TO:

216. INT. KAMAR NIKI — MALAM

NIKI buru-buru mengambil ponsel yang berdering nyaring di meja belajar. NIKI tampak bersemangat, tapi langsung berubah kecewa ketika nomor asing yang meneleponnya.


NIKI

(menggerutu)

Apa sih, spam malem-malem?

 

NIKI membuka lagi layar percakapannya dengan NIKO. Pesan itu masih belum terbaca.


NIKI (CONT’D)

Ke mana sih anak ini? Pas aku mau ketemu, dia nggak muncul. Pas nggak diminta, eh malah nongol.

FADE OUT TO:

217. EXT. RUANG TAMU RUMAH NIKI — SIANG

NIKI duduk sambil membaca komik. Sesekali ia melihat ponsel di meja. Sudah beberapa hari berlalu dan NIKO sama sekali tidak membaca pesannya. Teman-teman yang lain memberi kabar mereka berada di luar kota. NIKI benar-benar merasa sendirian.


NIKI (VO)

(cemberut)

Mau liburan sendiri juga nggak enak.

 

NIKI mencoba mengirim pesan lagi pada NIKO. Tidak ada balasan. NIKI akhirnya menelepon NIKO dan hanya nada sambung yang terdengar hingga suara operator berbunyi.

NIKI meletakkan ponsel dengan kesal lalu membaca komik lagi.

FADE OUT TO:

218. INT. RESTORAN — MALAM

24 Desember.

NIKI, ANGGI, DIAN, VERA, dan RAVEN berkumpul di satu meja panjang. Makanan dan minuman sudah tersaji di atas meja, termasuk kue ulang tahun dengan lilin angka 18. Semua mengucapkan selamat ulang tahun bergantian.

NIKI

(terharu)

Makasih, ya, kalian mau dateng lagi hari ini.

 

ANGGI

Eits, hari bahagia nggak boleh nangis!

 

DIAN

Iya, Nik. Biasanya yang ultah itu yang paling happy.

 

RAVEN

(menatap VERA)

Omong-omong, Niko nggak dateng, Ver?

 

Semua mata tertuju pada VERA, termasuk NIKI. VERA jadi gugup.

 

VERA

(terbata-bata)

Oh, anu, itu … kayaknya dia nggak bisa dateng deh. Ta-tadi bilangnya sih, mau nyusul karena ada urusan. Tapi, sampai sekarang dia belum ngabarin.

 

NIKI

(kesal)

Urusan apa sih dia? Padahal pacarnya di sini. Udah berhari-hari juga chat-ku nggak dibalas. Dibaca pun enggak. Kenapa dia?

 

VERA masih menampakkan kegugupannya walau sambil tersenyum.

JUMP CUT TO:

Makanan dan minuman di meja sudah mulai berkurang. Semua tampak menikmatinya. Namun, VERA berkali-kali melihat ponsel dan gelisah. NIKI dan lainnya memperhatikan.

 

DIAN

Kenapa, Ver? Liatin hape terus dari tadi?

 

ANGGI

Gimana? Ada kabar dari Niko nggak? Buruan suruh ke sini, mumpung makanannya masih ada.


NIKI

Iya, daripada nanti dia ngomel karena …

 

VERA

(mengangkat telepon dan berteriak)

Kamu di mana?! Kamu … (beat). Oke.

 

VERA menatap NIKI dengan perasaan bersalah dan menyesal.

 

VERA (CONT’D)

Nik, sori. Aku mesti pulang dulu. Kalian lanjutin sendiri, ya. Sori, Nik.

 

VERA menepuk bahu NIKI, mengambil tas, mengangguk pada yang lain, lalu pergi dengan ponsel di telinga.

 

VERA

Kamu di mana? Kamu udah janji! Kamu …

CUT TO:










Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar