Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
DREAMS AND LOVE
Suka
Favorit
Bagikan
31. Scene 31

160. EXT. DEPAN GERBANG RUMAH HANA – MALAM

Hana turun dari motor.


HANA

Deni, nanti kamu aja yang pencet belnya.


DENI

Lah gimana, ini kan rumah lo.


HANA

Enggak enggak, kamu aja pokoknya. Kan kamu janji mau bantuin tadi...


DENI

(Menghela nafas)Yaudah iya, gue parkir dulu motornya bentar


Mereka berjalan menuju gerbang.

Deni memencet bel yang ada di samping gerbang.

CUT TO(DEPAN RUMAH)

Sindi keluar.

Dia menuju gerbang.

CUT TO(GERBANG)

Sindi membuka gerbang.


SINDI

Iya?


DENI

Selamat malam tante(canggung).


Sindi melihat Hana.


SINDI

Hana...!(Terkejut)


Sindi langsung memeluk anaknya itu.

Dia sangat lega bisa melihat Hana lagi.


SINDI

Hana...(Menangis).


HANA

Ma...(menangis).


HANA

Maaf ma, Hana ninggalin mama...(Merasa bersalah).


SINDI

Enggak enggak, mama yang salah. Mama minta maaf ya...


Hana memeluk mamanya dengan sangat erat.

Setelah itu dia mengajak Hana masuk.


SINDI

Hana, kamu pasti laper. Mama masakin makanan kesukaan kamu ya, ayo.


Hana dan Sindi masuk kedalam.

Deni tampak senang melihat keadaan Hana saat ini.

Dia kemudian berjalan menuju motornya dan pulang.

CUT TO

161. INT. DALAM RUMAH HANA

Hana ingat Deni masih ada didepan.


HANA

Astaga! Ma, Deni masih diluar...


SINDI

Deni? Deni siapa?


HANA

Tadi yang nganterin aku.


SINDI

Ooh, yang tadi itu?


HANA

Iya ma...(Bergegas pergi keluar).


SINDI

Ajak dia masuk dulu Hana.


Sindi mengikuti Hana.

CUT TO(DEPAN GERBANG)

Hana keluar rumah.

Namun dia tidak melihat Deni.


HANA

Deni... Deni...(Memanggil-manggil).


Hana merasa tidak enak dengan Deni.


SINDI

Kemana dia? Mama juga lupa tadi kalau ada teman kamu itu.


HANA

Kayaknya udah pulang...(Merasa tidak enak ke Deni).


SINDI

Yasudah kalau gitu. Ayo, kita masuk aja.


Mereka kembali masuk kedalam.

Sindi sangat senang sekali anaknya kembali ke rumah.

Namun rumah masih sedikit terasa sepi, sebab Tino sudah pergi dari rumah ini.

Dia tidak sanggup lagi menghadapi masalah rumah tangganya.

Beberapa hari yang lalu setelah Tino meninggalkan rumah, dia sempat bertemu dengan Sindi di sebuah restoran.

Pertemuan itu bukan untuk memperbaiki masalah diantara mereka, melainkan mengurus surat perceraian.

CUT TO

162. INT. DALAM KAMAR DENI

Deni baru saja berganti pakaian.

Dia kemudian bersiap tidur.


DENI

Indah sekali hari ini, bisa sama Hana seharian(bahagia).


Deni kemudian tidur dengan nyenyak.

CUT TO

FADE IN

163. INT. DALAM RUMAH HANA – PAGI

Sindi sedang menyiapkan sarapan untuk Hana.

Hari ini Hana ada jadwal kelas pagi.

CUT TO

Tak lama, Hana keluar dari kamarnya dengan pakaian rapi.


SINDI

Eh, udah siap aja kamu.


HANA

Iya ma. Hari ini jadwal aku pagi.


SINDI

Ooh... Yasudah, kamu makan dulu.


Hana terkejut melihat makanan kesukaannya sudah siap di meja makan.


HANA

Waah...


SINDI

Makanan ini, khusus mama masakin buat kamu.


HANA

Makasih ma(memeluk mamanya). Oh iya, papa kemana? Dari kemaren kok nggak kelihatan.


Sindi sudah tau Hana akan bertanya soal papanya.

Mau tidak mau Sindi harus menceritakan soal perceraiannya dengan Tino.


SINDI

Papa kamu, udah nggak tinggal disini lagi. Mama sama papa memutuskan untuk cerai(keadaan berubah sedih).


Hana terkejut.

Dia tidak menyangka dan tampak sedih.

Namun, Hana tak ingin membuat mamanya semakin sedih.

Dia berusaha menahan kesedihannya itu.


HANA

Ma... Udah, mama jangan sedih ya.


Hana memeluk Sindi.


SINDI

Udah itu, kamu lanjut makannya. Keburu dingin nanti(menahan air matanya).


Hana melanjutkan makan.

Setelah itu bel rumah berbunyi.


HANA

Kayaknya Rena.


CUT TO

Bi Yati(ART) membuka pintu.


BI YATI

Eh mbak Rena, masuk mbak. Mbak Hana ada di ruang makan.


Rena masuk.


SINDI

Permisi bi.


Sindi menuju ruang makan.

CUT TO(RUANG MAKAN)


HANA

Renaa...(Sangat senang Rena datang). Sini sini duduk.


RENA

Selamat pagi Tante.


Rena duduk.


SINDI

Iya. Rena, kamu udah sarapan? Kalau belum ayo makan bareng, masih banyak lo ini makanannya.


RENA

Oh, udah tante.


Sindi kemudian makan.


RENA

Hana, ini tas kamu. Semua baju-baju kamu udah aku masukin di dalam.


HANA

Makasih Rena.


RENA

Oh iya, sama aku mau kasih tau kamu soal keberangkatan aku ke Singapore. Jadwalnya dimajuin hari ini. Jadi, ini hari terakhir aku kuliah, nanti sore aku udah harus berangkat ke bandara.


HANA

Loh, kok mendadak siih...(Sedih)


RENA

Iya, aku juga nggak tau.


SINDI

Kamu mau ke Singapore Rena!?(Sedikit terkejut).


RENA

Iya tante, disuruh sama mama papa. Aku bakal tinggal disana terus.


SINDI

Tapi, memang harusnya kamu itu tinggal sama orangtua kamu Rena, mereka pasti udah kangen sama kamu.


RENA

Iya tante. Aku juga kepikiran itu terus selama ini.


HANA

Bakal sepi sih nggak ada kamu(Rena).


Hana nampak sedih.

Rena memeluk Hana.


RENA

Jangan sedih doong(meneteskan air mata).


JUMP CUT TO

Beberapa menit kemudian, Hana dan Rena pergi ke kampus.

Sindi nampak memikirkan anaknya karena akan ditinggal Rena.

Sindi tidak ingin Hana kesepian.

Dia kemudian teringat Lewis.

Sindi berencana menemui Lewis untuk mengobrol soal Hana.

CUT TO

FADE OUT

164. INT. DALAM KAFE – SORE

Rena bersiap ke bandara dengan taxi online.

Rena berpamitan kepada Deni, Riki dan Hana.

Momen sedih terjadi.


RENA

Gue, mau pamit sama kalian. Jadwal keberangkatan gue ke singapore dimajuin jadi hari ini.


HANA

Rena...(Menangis)


Rena memeluk Hana.

Deni dan Riki ikut sedih.


RENA

Deni, Riki, kalian harus jagain Hana. Jangan sampai dia kesepian!


DENI

Iya, tenang aja.


RENA

(Menghela nafas)Gue, pergi dulu ya...


Rena merasa sangat berat meninggalkan Hana.


HANA

Renaa... Pingin ikut ke bandara...(Menangis).


RENA

Hanaa... Jangan ya, nanti kamu nggak ada yang anterin pulang.


HANA

Deni mau kok anterin, ya kan Deni!?(Memaksa).


DENI

Hm?


Deni bingung.

Riki berbisik ke Deni.


RIKI

Udah anterin aja.


Deni akhirnya mau.


DENI

Iya iya.


RENA

Yaudah kalo gitu. Riki, gue pergi dulu.


RIKI

Iya. Jangan lupa sama gue ya(mencoba tersenyum).


RENA

Nggak akan.


Riki merasa sedih.

CUT TO

165. EXT. DEPAN KAFE

Taxi datang.

Rena masuk ke dalam taxi.

Sementara Hana dan Deni sudah bersiap naik motor.

Setelah itu mereka pergi menuju bandara.

CUT TO

Riki terus menatap Rena dari depan kafe.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar