Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
DREAMS AND LOVE
Suka
Favorit
Bagikan
24. Scene 24

124. FADE IN. INT. DALAM GEDUNG TURNAMEN TINJU – PAGI 

Deni bersiap menjalani pertandingan pertamanya di turnamen tinju ini.

Deni datang seorang diri tanpa ditemani Riki.


DENI

Kali ini gue harus menang.


Deni sangat percaya diri.

Deni masuk ke ruang tunggu peserta.

CUT TO 

125. INT. RUANG TUNGGU PESERTA 

Tak lama Lewis datang dan menghampiri Deni.


LEWIS

Woi. Gue ingetin ke lo, jangan kalah sebelum lawan gue. Udah susah-susah gue bikin nih kompetisi cuma buat bisa ngehajar lo di depan banyak orang, paham?


Deni mencoba tidak terpancing omongan Lewis.


DENI

Banyak omong.


Tak lama panitia datang dan memanggil nama Deni.

Deni pergi menuju ring untuk bertanding.

CUT TO 

VIEW

Tampak penonton begitu ramai saat ini.

Pertandingan pertama akan segera dimulai.

Deni menjadi peserta pertama di hari ke dua.

CUT TO 

126. INT. DALAM RING 

Deni sudah siap.


WASIT

Bersiap, fight!


ACT

Deni tidak terburu-buru untuk melakukan pukulan.

Lawan Deni pun masih menunggu momen.

Kedua petarung sangat hati-hati.

Setelah itu, lawan Deni mencoba memberikan beberapa pukulan.

Deni berhasil menghindar.

Sampai pada suatu momen, Deni melepaskan satu pukulan yang tepat mengenai wajah lawannya.

Lawan Deni hampir saja terjatuh.

Namun dia masih bertahan.

Deni terus mencoba melepaskan beberapa pukulan.

JUMP CUT TO

Sudah 3 menit pertarungan berlangsung.

Deni melihat lawannya sudah mulai tidak fokus.

Dia langsung mencoba melayangkan sebuah pukulan keras.

Pukulan itu kembali mengenai wajah sang lawan.

Disaat yang bersamaan, bel berbunyi.

Ronde satu selesai.

Deni bersiap untuk ronde 2.

Begitupun sang lawan.


JUMP CUT TO

Tak lama setelah itu, ronde kedua dimulai.

ACT

Deni langsung agresif di ronde 2.

Dia membuat lawannya tidak bisa melakukan serangan, dan hanya bisa bertahan.


DENI(V.O.)

'Gue harus menang'


Deni melihat celah pada pertahanan lawannya.

Dia melepaskan pukulan keras dan berhasil mengenai wajah sang lawan.

Lawan Deni terjatuh, dan kali ini tak sanggup berdiri.

Wasit menghentikan pertarungan.

Deni memenangkan match pertama.

Nampak wajah Deni sangat sangat senang.


DENI

Yaa!!(Mengangkat tangannya)


CUT TO 

127. INT. RUANG TUNGGU PESERTA 

Deni sedang memasukkan sarung tinju kedalam tas dan bersiap untuk kembali ke kafe.

Tak lama Lewis dan Yuda menghampiri Deni lagi.


DENI

Lo udah lihat kan? Siap-siap aja gue habisin lo.


LEWIS

Cuma segitu? Boleh lah.


DENI

Udah, gue harus kerja. Inget kata-kata gue, jangan kalah sebelum sampai final(kemudian menepuk pundak Lewis).


Deni pergi.


LEWIS

Boleh juga mental tuh anak, nggak sabar gue lawan dia.


Lewis sangat menantikan pertandingan melawan Deni.


LEWIS

Yud, nanti jam 12 semua pertandingan udah harus selesai. Hari ini kita ada kelas.


YUDA

Oke bro, santai.


Lewis dan Yuda pergi.

CUT TO 

128. INT. DALAM KAFE – PAGI 

Riki sedang melayani pembeli.

Setelah itu Deni datang.

Dia terlihat begitu bahagia.


DENI

Waah, Riki... Teman terbaikku. Gimana kabarmu?


Riki heran melihat tingkah Deni.


RIKI

Kenapa lu? Aneh bener.


DENI

Riki kawanku, lo tuh harusnya ikut seneng lihat gue sebahagia ini. Jarang-jarang gue dapet momen kayak gini.


RIKI

Momennya apaan? Oh... Gue tau, lo udah jadian sama Hana?


DENI

Astaga itu lagi. Bukan dong!


RIKI

Ya terus?


DENI

Jadi gini... Barusan, gue habis tanding tinju di kompetisi yang gue daftar kemarin. Dan hasilnya, gue menang di match pertama(menjelaskan dengan semangat). Gimana? Keren nggak?


RIKI

Oh, gue kira apa tadi.


DENI

Betapa bahagianya gue hari ini. Dan ini bisa jadi bukti, kalo selama ini kemampuan gue itu terus berkembang.


Riki memberikan nampan ke Deni dengan 4 minuman diatasnya.


RIKI

Anterin ke meja nomor 6, orangnya udah nungguin.


DENI

Siap!(Semangat)


Deni mengantar pesanan itu.

CUT TO 

129. EXT. TEMPAT PARKIR KAMPUS – SIANG 

Lewis baru saja sampai di kampus.

Lewis bersiap menuju ke ruang kelasnya.

Tak lama datang seorang wanita menghampirinya.


SINDI(IBU HANA)

Hei hei, tunggu sebentar.


LEWIS

Oh, iya?


SINDI

Kamu tau anak yang namanya Hana?


LEWIS

Iya, tau.


SINDI

Saya mamanya Hana. Saya mau anterin makanan ini ke dia. Bisa antar saya ke Hana?


LEWIS

Bisa. Atau, mungkin biar saya aja yang anterin makanannya, gimana?


Sindi berfikir itu ada benarnya.

Sebab dia tau Hana pasti masih marah padanya.


SINDI

Yasudah, tolong kamu antar ini ke Hana ya. Bilang dari mamanya.


LEWIS

Iya tante, tenang aja.


SINDI

Oh iya, sekalian tolong bilang ke Hana, suruh dia ke restoran kesukaannya nanti malam.


Sindi ingin mengobrol berdua dengan Hana di restoran itu.


LEWIS

Iya, nanti saya sampaikan.


Sindi pergi.

Lewis tidak menyangka bisa bertemu orangtua Hana.

Dia masih belum menyerah untuk mendapatkan hati Hana dengan cara apapun.

CUT TO 

130. INT. DALAM RUANG KELAS HANA 

Hana sedang berbincang dengan Rena.

Nampak mereka begitu seru bercerita.


HANA

Puas gue kemarin kerjain si Deni. Lumayan lah buat bawain belanjaan kita.


RENA

Eh, gimana kalau kita kerjain dia lagi? Biar makin kesel dia.


HANA

Setuju. Nanti aku pikirin dulu mau kerjain dia apa lagi.


Dosen masih akan masuk 30 menit lagi.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar