Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
DREAMS AND LOVE
Suka
Favorit
Bagikan
12. Scene 12

68. FADE OUT. INT. DALAM RUMAH HANA – MALAM 

Hana sedang menonton tv sembari makan camilan.

Tak lama datang kedua orangtuanya dari kantor.

Orangtua Hana terlihat sedang bertengkar.

Orangtua Hana seringkali bertengkar sepulang dari kantor.


TINO(PAPA HANA)

Ma, Mama kalau seperti ini terus, papa nggak tahan!


SINDI(MAMA HANA)

Kok malah papa yang marah? Harusnya mama yang marah ke papa! Papa selalu egois, nggak mau dengerin apa kata mama.


Papa dan mama Hana terlibat pertengkaran ketika berbelanja di sebuah mall

Hana keluar dari kamarnya.


HANA

Ma, pa ... Kenapa?


TINO

Kasih tau mama kamu itu! Jangan selalu nyalahin papa terus.


SINDI

Papa kamu itu, nggak pernah ngertiin mama! Padahal cuma masalah belanjaan, tapi dibuat seolah-olah ini masalah besar.


HANA

Maa udah ma, papa juga udah jangan berantem.


TINO

Aah! Sudah, papa mau keluar, nggak betah dirumah.


Tino pergi dari rumahnya.

Sementara Sindi masuk ke kamar.

Hana tidak tau harus berbuat apa.

CUT TO 

FADE IN 

69. INT. DALAM KAMPUS – PAGI 

Hana dan Rena sedang berjalan menuju ke kelasnya

Hari ini jadwal mereka masuk pagi.

Hana terlihat bengong.

Dia sedang memikirkan orangtuanya yang bertengkar semalam.


RENA

Hana, nanti anterin aku ke toko buku bentar ya, soalnya ada buku yang mau aku beli.


Hana hanya diam.

Rena menengok ke Hana.


RENA

Hana? Han ...(Menepuk pundak Hana)


HANA

Eh, Ee ... Iya? Kenapa Rena?


RENA

Hana, kamu kenapa?


HANA

Mm ... Enggak, nggak papa. Kamu tadi bilang apa?


RENA

(Menghela nafas)Hana ... Kalau kamu ada masalah cerita ke aku ya, jangan di pendam sendiri, kan aku sahabat kamu, aku pasti bantu kamu.


Hana tidak ingin menceritakan hal ini ke Rena.


HANA

Iya.


CUT TO

70. EXT. DEPAN RUMAH RIKI

Deni berhenti didepan rumah Riki dengan menaiki motornya.


DENI

Rikii ... Wooi, Rikii ...


CUT TO

Riki melihat Deni dari jendela.


RIKI

Deni, ngapain tuh anak diluar, pake teriak-teriak lagi.


Riki keluar dan menghampiri Deni.

CUT TO


RIKI

Ngapain sih lu teriak-teriak? Masuk masuk.


DENI

Ikut gue bentar.


RIKI

Kemana?


DENI

Udah ayo.


RIKI

Firasat gue nggak enak sih ini.


DENI

Udah ayo cepet.


RIKI

Iya iya, tunggu bentar.


Riki masuk untuk mengambil jaket.

Tak lama dia keluar dan menghampiri Deni lagi.


RIKI

Mau kemana ini? Kasih tau lah.


DENI

Ke tempat turnamen tinju yang kemarin.


RIKI

Astaga Deni, lu masih belum kapok kemarin masuk rumah sakit?


DENI

He he, gue bukan mau ikut tinju lagi.


RIKI

Ya terus? Mau ngapain kesana?


DENI

Gue mau cari orang yang udah ngerekam gue, terus nyebarin video kekalahan gue kemarin. Gue masih nggak terima ini.


RIKI

Lo mau cari kemana? Nggak mungkin ketemu.


DENI

Gue yakin dia pasti ngerekam peserta lainnya juga hari ini.


RIKI

Terus, mau lo apain tuh orang kalo ketemu?


DENI

Gue hajar lah.


RIKI

Wah, gue nggak ikutan ya kalo itu.


DENI

Iyaa, santai. Bantu gue cari orangnya aja.


Deni dan Riki pergi menuju tempat turnamen tinju.

CUT TO 

71. EXT. DEPAN GEDUNG TURNAMEN TINJU

Setelah beberapa menit perjalanan, Deni dan Riki sampai di tempat acara turnamen tinju itu.

CUT TO 

72. INT. DALAM GEDUNG 

Kemudian mereka masuk dan menonton.

Deni terus mengamati orang-orang disekitarnya.

JUMP CUT TO

Sudah hampir 2 jam mereka disana tanpa menemukan orang yang sedang dicari oleh Deni.


RIKI

Bener firasat gue, bakal buruk. Tau gini gue nggak ikut tadi(lelah)


DENI

Sabar sabar, bentar lagi pasti ketemu orangnya, gue masih coba fokus ini.


Saat sedang mengamati orang sekitar, peserta berikutnya ternyata Lewis.

Lewis memasuki ring.

Deni melihat Lewis dan mengenalinya.


DENI

Wah!


RIKI

Ketemu!?


DENI

Itu ... Kayak orang yang pukulin gue dulu.


RIKI

Ah elah, gue kira ketemu orangnya.


DENI

Iya bener, itu orang yang motornya gue tabrak dulu.


RIKI

Yang mana?


DENI

Yang pake sarung tangan merah.


RIKI

Gede juga badannya ya, pantesan lu bonyok waktu itu.


DENI

Ternyata namanya Lewis, sayang gue nggak bisa tanding lawan dia. Seandainya gue kemarin menang, mungkin gue udah bisa hajar tuh orang.


Riki dan Deni malah menonton Lewis bertanding.

Tidak sampai 3 menit, Lewis membuat lawannya tidak berdaya.


RIKI

Cepet amat, hebat hebat.


DENI

Gitu doang lo bilang hebat? Astaga, nggak ada apa-apanya dibandingin gue Rik.


RIKI

Iya iya. Gimana, orang yang ngerekam lo udah ketemu?


Deni sudah tidak ingin lagi mencari orang yang merekamnya.


DENI

Biarinlah, udah capek gue.


RIKI

Lah, emang aneh lu ya. Tadi aja semangat, sekarang kayak gini.


Deni sangat tidak senang melihat Lewis menang begitu mudah.

Deni dan Riki pergi.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar