149. INT. DALAM KAMAR RENA – MALAM
Rena penasaran tentang Lewis mengajak Hana pergi.
RENA
Hana, ngapain dia ngajak kamu pergi?
HANA
(Menghela nafas)Aku ceritain ya. Jadi, tadi itu, dia ungkapin perasaannya ke aku. Dia udah nyiapin semuanya, bahkan dia nyewa satu restoran untuk ini.
RENA
Hah!(Terkejut) terus terus, lo terima?
HANA
Mmm, aku tolak.
RENA
Emang kalo soal cinta nggak bisa dipaksa sih.
HANA
Iya, mau gimana lagi, aku nggak ada rasa sama dia.
Rena kemudian bergantian memberitahu sesuatu yang penting.
RENA
Oh iya, Hana, aku mau kasih tau kamu sesuatu, tapi kamu jangan sedih ya?
HANA
Kasih tau apa?
RENA
Janji dulu jangan sedih.
HANA
Iya iya janji.
RENA
Barusan, mama papaku telfon, mereka suruh aku balik ke Singapore buat tinggal sama mereka lagi.
Hana terkejut.
HANA
Singapore! Kamu beneran?
RENA
Iya, 4 hari lagi aku harus berangkat kesana.
Hana sedih.
Hana mencoba menahan kesedihannya.
RENA
Kamu jangan sedih yaa, aku sebenernya nggak mau balik ke Singapore, tapi ini udah keinginan orangtuaku. Maaf ...
HANA
Nggak papa, aku ngerti kok. Berarti, kita cuma punya waktu 4 hari buat bareng-bareng(sedih).
RENA
Iya(Sedih).
Rena memeluk Hana.
CUT TO
150. INT. RUMAH LEWIS - RUANG TENGAH – MALAM
Lewis masih tidak percaya dengan Hana yang menolak cintanya.
Lewis terus memikirkan hal itu.
LEWIS
Huuh ...
Lewis kecewa, namun dia tidak bisa melakukan apapun saat ini.
CUT TO
FADE IN
151. INT. DALAM KAFE – PAGI
Kafe baru saja buka.
Deni dan Riki selesai menyiapkan semuanya.
Tak lama Hana dan Rena datang.
HANA
Selamat paagii ...
Hana terlihat ceria.
Deni bingung dengan sikap Hana hari ini.
DENI
Kenapa tuh anak.
HANA
Halo Riki, Deni.
RIKI
Iya, halo(heran)
Hana dan menghampiri Deni dan Riki.
DENI
Pesen apaan?
HANA
Eh, enggak enggak, hari ini, aku sama Rena nggak pesen apa-apa.
DENI
Tuh kan, udah feeling gue, bakal aneh nih anak berdua.
HANA
Pokoknya aku sama Rena kesini bukan mau beli.
DENI
Terus mau apa?
HANA
Hari ini, aku sama Rena mau bantuin kalian kerja di kafe.
Riki dan Deni terkejut.
DENI
Mending kalian sekarang pulang, terus istirahat, sakit kayaknya kalian ini.
HANA
Deni, udah jangan banyak bicara.
RENA
Iya. Sekarang kita mulai aja kerja.
DENI
Hei, masih pagi ini, jangan bikin ulah gini laah.
Deni mulai kesal.
Sementara Riki bingung harus bagaimana.
RENA
Ayo ayo, semuanya kerja.
Hana
Udah jam delapan loh ini.
Deni menatap Riki.
RIKI
Gue serahin ke lo.
Riki kemudian mencoba mencari kesibukan.
DENI
(Menghela nafas) Terserah kalian lah.
RENA
Hana, kita siap-siap dulu, ayo.
HANA
Oh iya.
Hana dan Rena pergi.
DENI
Lah, malah pergi.
RIKI
Udah biarin, untung mereka pergi, kalo nggak bisa di marahin kita sama pak Jaya.
DENI
Gue dari tadi juga mikir gitu, bayangin aja nanti kalo pak Jaya kesini, terus lihat mereka(Rena dan Hana) ikut kerja, kan bingung kita jelasinnya.
JUMP CUT TO
30 menit kemudian.
Hana dan Rena kembali.
Mereka sudah berganti pakaian seperti barista kafe.
HANA
Gimana gimana? Bagus gak baju kita?
Rena
Kita baru aja beli lo ini.
Deni dan Riki kembali harus mengahdapi situasi ini.
RIKI
Balik lagi mereka Den.
DENI
Udahlah, biarin aja.
Deni menghampiri Rena dan Hana.
DENI
Jangan diem didepan pintu, ganggu orang masuk.
HANA
Iya iya, ih masih galak aja.
Hana, Rena, Riki dan Deni melayani pembeli yang mulai berdatangan.
Deni mengajari Hana dan Rena.
Beberapa kali Hana hampir menumpahkan pesanan.
DENI
Ayo doong, bawanya yang bener!
HANA
Iya bentar, susah ini.
DENI
Cuma bawa segitu aja apa susahnya coba.
HANA
Namanya juga baru pertama kali.
DENI
Awas, jangan sampai tumpah. Kalo sampai nih minuman tumpah, lo pel sendiri lantainya, lo bayarin minuman ini.
HANA
Iya iya, ih ... Diem dong! Nggak bisa fokus ini ...
Deni pergi mengambil pesanan lain.
Riki membantu Rena menyiapkan pesanan.