Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
ARKANA
Suka
Favorit
Bagikan
1. ARKANA 1

1. EXT. TAMAN KAMPUS — PAGI

Establish Shot. Suasana pagi. Di taman kampus terlihat dua orang berjenis kelamin berbeda terlihat tengah duduk mengobrol di bangku taman, dengan kotak bekal di tangan wanita.


ARKANA (VOICE AND SUBJEK)

Grey, kamu udah saraan belum?

GREYDAKSA

Belum, tadi aku enggak sempet sarapan.

ARKANA

Kebetulan banget, tadi pagi aku masak nasi goreng, nih kamu makan ya.

Arkana membuka kotak bekal yang sedari tadi berada di pangkuannya. Dan memperlihatkan nasi goreng serta telur mata sapi di atasnya.

Raut wajah Grey berubah, terlihat guratan tidak suka di dalamnya. Grey melempar kotak bekal yang masih berada di tangan Arkana. Grey melempar kotak bekal itu hingga isinya buyar tak tersisa sedikitpun. Sedangkan Arkana, dia langsung meneteskan air mata.


ARKANA

Kenapa kamu buang Grey!?

Arkana langsung berdiri dari duduknya, ia terus menangis, matanya menatap makanan yang sudah tumpah. Menatap Grey kecewa.

ARKANA (CONT'D)

Kalau memang kamu enggak mau makan masakan aku, jangan gini caranya Grey! Aku masak itu pake tenaga! Tapi kamu dengan tega lemp...(Marah)

GREYDAKSA

Kamu yang apa-apaan!? Bunda aku enggak pernah buat nasi goreng dengan telur mata sapi, bunda aku selalu buat nasi goreng dengan telur dadar. Dan bunda aku selalu buat nasi goreng lengkap dengan timun dan tomat. Tapi kamu apa? Nasi goreng telur mata sapi? (Terkekeh mengejek)

Kamu enggak kaya bunda aku! Bunda yang selalu sempurna! Kamu bukan bunda aku Arkana! Kamu enggak bisa menjadi bunda aku!

Arkana menangis tersedu-sedu. Ia berlari pergi meninggalkan Grey sendiri di taman kampus. Berlari menuju sisi lain kampus dan berhenti tepat di samping perpustakaan kampus.

2. EXT. BELAKANG PERPUSTAKAAN — PAGI

Arkana terduduk dengan posisi lutut yang menumpu.

ARKANA

Kenapa? Kenapa kamu selalu banding-bandingkan aku sama bundamu? Jelas aku buk- (menangis sesenggukan)

Jelas aku bukan bundamu Grey. Aku Arkana, perempuan yang mencintaimu. Bukan perempuan yang melahirkanmu!

3. EXT. TAMAN KAMPUS — PAGI

Di taman kampus, Grey terduduk dan merenungi perbuatannya.

GREYDAKSA

Apa aku salah? Apa aku salah jika berharap kamu bisa seperti bundaku? Aku hanya ingin bunda! (Menunduk)

Aku mau bunda! (Teriak)


4. INT. RUMAH GREY — PAGI

Di rumah yang begitu megah terdengar suara laki-laki tengah berbicara sampai memandangi foto sang istri.


HENDRA (VOICE AND SUBJEK)

Gina, aku merindukanmu. Aku merindukanmu sayang. Sampai detik inipun aku masih belum percaya kalau kamu sudah tiada. (Menangis)

Kamu tau anak kita? Iya, Grey. Dia terkena gangguan psikis karena kamu pergi. Dia terus bilang kalau kamu masih hidup. Dia terus mencari sosok kamu sayang. Aku rindu kamu! Tolong aku, tolong temui aku, walau hanya lewat mimpi itu sudah lebih dari cukup Gina.

Hendra terus memandangi foto Gina yang tidak lain istrinya sendiri.


HENDRA

Kamu tau Gin? Bahkan Grey, dia tidak tau kalau dia memiliki gangguan psikis, karena kalau sampai dia tau aku yakin dia tidak akan pernah bisa menerima itu, atau bahkan bisa melukai dirinya sendiri.

Hendra menghapus air matanya, kembali menaruh foto sang istri di tempat semula.

HENDRA

Aku pergi kerja dulu ya sayang, entar kita ketemu lagi di kantor. Entar kita ngobrol lagi ya, sekarang aku ke kantor dulu. Oke sayang?

5. INT. PERPUSTAKAAN KAMPUS — SIANG

Di perpustakaan kampus, Arkana sedang membaca sebuah buku novel. Dia terlihat fokus membaca. Grey datang dan langsung duduk di sampi Arkana


GREYDAKSA

Maaf, Arkana. Aku tidak bermaksud menyakitimu. Aku hanya ingin bunda. Aku cuma mau bunda, aku.. aku.. hiks.. (Terisak)

Arkana memeluk Grey dan menyalurkan kekuatan lewat pelukannya.


ARKANA

It's okay, no problem.

Aku tadi cuma kaget aja, aku enggak marah kok sama kamu. Justru aku yang minta maaf sama kamu, karena belum bisa menjadi seperti bunda kamu. (Tersenyum dan masih memeluk Grey)

Enggak apa kalau kamu mau nangis, nangis aja, kalau itu yang bikin kamu plong.

Grey menangis di pelukkan Arkana.


GREYDAKSA

Maaf.. maaf, Arkana.

Arkana tersenyum, mengelus lembut rambut Grey.


ARKANA

Udah ya, jangan di bahas lagi, aku enggak apa. Sekarang udah siang, mending kita pulang, tapi sebelum pulang kita mampir dulu ke warung makan, karena kamu belum makan kan?

Greydaksa mengangguk.

GREYDAKSA

Iyaa..

Mereka berdua berdiri, dan Arkana berjalan ke meja peminjaman buku untuk meminjam buka novel yang belum selesai ia baca.



Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar