Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
ARKANA
Suka
Favorit
Bagikan
6. ARKANA 6

20. EXT. TAMAN KOTA — PAGI

Establish Shot. Taman kota, suasana pagi. Arkana dan Grey duduk sembari menikmati ice cream di tangan mereka.


GREYDAKSA (VOICE AND SUBJEK)

Kok kamu suka banget rasa coklat sih? Lebih enak rasa vanila tau. Rasanya tuh murni rasa ice cream.

ARKANA

Kamu pikir yang rasa coklat rasanya enggak kaya ice cream? Justru yang rasa coklat itu lebih enak dan lebih kerasa makan ice cream tau.

GREYDAKSA

Mana coba aku mau tau enaknya rasa coklat?

Arkana menyipitkan matanya, menatap horor ke arah Grey.

ARKANA

Huuuu, bilang aja mau nyicip. Pake acara basa-basi segala.. nih cicip. (Menyodorkan ice cream coklat miliknya)

Grey cekikikan geli.

GREYDAKSA

Habisnya kamu, udah tau rasa coklat enak, malah makan sendiri, enggak bagi-bagi. (Mengerucutkan bibirnya lucu)

ARKANA

Terus kalau rasa coklat enak, ngapain kamu beli rasa vanila?

GREYDAKSA

Ya karena rasa vanila lebih enak, sayang. Terus kalau ice cream rasa coklat enaknya yang punya kamu, rasanya beda gitu.

ARKANA

Huhhh, dasar.. sabar bener gue punya pacar modelan gini.

Grey menyengir tanpa dosa.

GREYDAKSA

Tapi sayang kan? (Menggoda)

Arkana menatap manik mata Grey.

ARKANA (VOICE OVER)

Kalau aku enggak sayang, dah dari lama kamu aku tinggalin, Grey.

ARKANA (VOICE AND SUBJEK)

Enggak, enggak ada sayang-sayangnya. (Menggoda balik)

GREYDAKSA

Ish, kok gitu? (Mengerucutkan bibirnya lucu)

Terus kalau kamu enggak sayang aku, sayangnya sama siapa? (Manja)

Arkana tampak pura-pura berpikir. Tangannya ia letakkan pada dagu belahnya, serta matanya yang tampak seolah berpikir.

ARKANA

Hm, siapa ya? Maunya Arkana sayang siapa?

GREYDAKSA

Sayang Grey! Sayang Grey! Sayang Grey! Enggak boleh sayang yang lain pokoknya! (Mengerjapkan matanya berkali-kali)

Arkana terkekeh melihat kelakuan pacarnya.

ARKANA

Iya-iya, Arkana cuma sayang sama Grey aja, enggak yang lain. Cuma Grey yang ada di hati Arkana. (Mengacak pelan rambut Grey)

Grey tersenyum.

GREYDAKSA

Jadi sayang kan sama Grey?

ARKANA

Iya, sayang..

GREYDAKSA

Yah, udah abis ice cream-nya.

ARKANA

Iya, enggak asik banget, baru aja enak, udah abis aja, huu..

GREYDAKSA

Ya udah kita lanjut jalan-jalan aja yok.

ARKANA

Gass..

Arkana dan Grey berjalan menyelusuri taman kota. Tangan mereka saling bertautan.

Saat sedang berjalan sembari berceloteh ria, mereka mendengar samar-samar suara seseorang, dan itu menyebut nama seseorang yang mereka kenal-ralat Grey kenal.

21. Ext. DI BAWAH POHON Di TAMAN KOTA — PAGI

Di bawah pohon di tempat yang sama dengan Arkana dan Grey terdengar suara laki-laki yang seperti sedang memberi perintah. Pria tersebut terlihat sedang merokok.

Mereka berbicara tepat di saat Arkana dan Grey melewati tempat tersebut, sehingga membuat mereka berdua mendengar percakapan mereka, namun samar-samar.


Dia menghembuskan asap rokoknya.

HENDRA (ONLY SOUND)

Pokoknya, saya mau kalian lakukan hal yang sama pada dia, sama seperti dulu kalian lakukan pada Gina Larasati.

SURUHAN (ONLY SOUND)

Baik, bos.

INTERCUR — BALIK POHON

Langkah Arkana dan Grey terhenti saat mendengar suara bisik-bisik dari balik pohon.


GREYDAKSA (VOICE AND SUBJEK)

Gina Larasati..? Bunda..?

ARKANA

Kamu denger juga, Grey?

GREYDAKSA

Iya, kamu denger juga?

ARKANA

Iya, aku denger..

Tapi siapa ya? Kenapa ada yang sebut-sebut nama bunda kamu?

GREYDAKSA

Aku sendiri enggak tau, aku juga kaget dan penasaran mereka siapa.

Apa langsung samperin aja ya? (Hendak berjalan)

ARKANA

Eh, nanti dulu, jangan buru-buru. Kita dengerin dulu aja. Sapa tau kan mereka itu penyebar kematian bunda kamu?

Grey tampak berpikir.

GREYDAKSA

Tapi bunda meninggal karena kecelakaan.

ARKANA

Bisa jadi dia yang ada di balik pohon yang udah nabrak bunda kamu.

GREYDAKSA

Tapi pelakunya udah tertangkap, bahkan udah lama.

ARKANA

Ya udah kita dengerin dulu aja.

Di balik pohon.

HENDRA (ONLY SOUND)

Saya tidak mau tau, intinya saya mau dia hancur sehancur-hancurnya.

SURUHAN (ONLY SOUND)

Baik, bos. Kami akan pastikan Greydaksa menderita.

Menghembuskan asap rokok.

HENDRA (ONLY SOUND)

Bagus, ini DP untuk tugas kalian, sisanya bakal saya kasih kalau semuanya udah beres.

Greydaksa berjalan ingin melihat balik pohon, Arkana mencoba meraih tangan Grey.

ARKANA (VOICE AND SUBJEK)

Jangan Grey.. (Mengambil tangan Grey)

GREYDAKSA

Aku harus tau siapa orangnya. (Menepis tangan Arkana)

Slowmotion on

Grey terus berjalan, Arkana terus meraih tangan Grey. Itu terjadi beberapa kali.

Slowmotion off

Ramadika, ayah Arkana berjalan dari balik pohon.

ARKANA (VOICE AND SUBJEK)

Ayah..?

GREYDAKSA

Om?

Ramadika.. ayah dari Arkana, terlihat sedang menghisap sebatang rokok serta gaya jalan yang tak benar, dengan tangan kiri yang membawa sebotol miras.

ARKANA

Ayah? Jadi ayah yang ada di balik pohon?

RAMADIKA

Bukan.. tapi makhluk halus. (Tertawa ngelantur)

ARKANA

Ayah mabuk lagi? Iya!?

RAMADIKA

Kalau iya, kenapa?

Kamu mau ikut mas ke bar, manis? (Mencolek dagu Arkana)

Secepat kilat, tangan Grey langsung menepis tangan kurang ajar itu dari dagu pacarnya.

GREYDAKSA

Jaga sikap om! Arkana anak om! Anak kandung om!

Ramadika tampak berpikir.

RAMADIKA

Anak? Saya tidak punya anak..

Eh, iya saya baru inget, saya punya anak. Tapi dia anak pembawa malapetaka.

Air mata Arkana jatuh begitu saja.

ARKANA

Pembawa malapetaka? Jadi menurut ayah, aku cuma anak pembawa petaka? Jadi ayah nyesel punya anak kaya aku? (Menangis)

RAMADIKA

Iya! Saya menyesal bisa punya anak seperti kamu! Bahkan bagi saya, kamu bukan lagi anak pembawa petaka, tapi pembawa kesialan, pembawa penderitaan! Saya benci kamu, anak sialan! (Membentak)

Arkana tak mampu lagi membendung air matanya. Terlebih sekarang mereka menjadi pusat perhatian.

GREYDAKSA

Mulut anda sepertinya memang tidak pernah dia sekolahkan ya! Kalau ada yang harus menyesal, di sini Arkana yang lebih menyesal harus punya ayah brengsek seperti anda!

Dan anda bilang Arkana pembawa malapetaka? Lantas anda apa? Pembawa bencana? Anda dengar baik-baik ucapan saya.

Arkana, jauh lebih baik dari apapun, apalagi dari manusia bajingan seperti anda! Camkan itu!

Greydaksa yang kepalang emosi langsung menarik Arkana untuk pergi dari sana.

ARKANA (VOICE OVER)

Aku mungkin udah gagal di cinta pertamaku, aku gagal mendapat kasih sayang dan cinta dari ayah kandungku. Tapi akan ku pastikan aku tidak akan gagal untuk menjaga cinta aku ke Grey, walau akan banyak luka yang tercipta.

Tapi.. aku bingung.. kenapa ayah bisa ada di tempat yang sama dengan tempat dimana tadi kami mendengar suara seseorang yang menyebut nama bundanya Grey? Apa jangan-jangan? Ayah..?

Arkana mengikuti langkah kaki Grey yang sedang emosi.







Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar