Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
ARKANA
Suka
Favorit
Bagikan
34. ARKANA 34

DISSOLVE TO

2 TAHUN KEMUDIAN

130. INT. RUANGAN DOKTER DI RUMAH SAKIT SINGAPURA — PAGI

Establish Shot. Rumah sakit Singapura. Suasana pagi. Arkana dan Clara duduk di depan kursi dokter. Yaya, Lily, Farizal, dan Ardinata, berdiri di samping Arkana dan Clara.

DOKTER (VOICE AND SUBJEK)

Alhamdulillah, Arkana sister was declared fully recovered. All cancer cells die. It's really a miracle, leukemia sufferers who rarely recover, but Arkana managed to recover.

FARIZAL

Alhamdulillah. Makasih, ya Allah.

LILY

Ar, lo sembuh, Ar.

ADELLIA

Kakak sembuh? Alhamdulillah, makasih ya Allah.

CLARA

Pa, anak kita sembuh pa.

ARDINATA

Iya, ma.

Lily, Clara dan Yaya memeluk Arkana.

ARKANA

Ya Allah, terimakasih.

Dokter tersenyum.

ARDINATA

Thank you doctor, for taking part in my child's treatment, thank you doctor for doing the best for my daughter.

DOKTER

Yes you're welcome.

ARDINATA

Excuse us, dokter.

DOKTER

Yes.

Arkana, Lily, Yaya, Farizal, Ardinata, dan Clara keluar dari ruangan dokter.

131. INT. RUMAH SAKIT SINGAPURA — PAGI

Lily merangkul Arkana.

LILY (VOICE AND SUBJEK)

Congrast bestie. Bener kan apa kata gue, lo pasti sembuh.

ARKANA

Iya, makasih ya dokter Lily. Congrast juga nih buat Bu dokter satu ini. Udah jadi dokter, terus udah jadian kan sama Fariz?

Lily dan Farizal tertawa.

FARIZAL

Bukan jadian lagi sih. Lagi mempersiapkan tunangan lebih tepatnya.

ARKANA

Asik.. Bu dokter dan pak pengusaha mau tunangan.

LILY

Pak pengusaha. Istilah dari mana dah itu?

ARKANA

Dari gue barusan.

LILY

Astaghfirullah. Gak salah sih, tapi ya udah lah ya.

ARDINATA

Anak papa udah sembuh. Mau di beliin apa nih untuk syukurlah kesembuhan kamu?

Arkana tersenyum.

ARKANA

Gak perlu, pa. Papa udah mau jadi papa Arkana aja udah lebih dari cukup untuk Arkana.

CLARA

Pasti dong, sayang. Mama sama papa ini sekarang orang tua kamu, jadi apapun itu bakal kami lakukan untuk anak-anak kami. Kamu dan Yaya.

ARKANA

Iya, ma.

CLARA

Pa, langsung pesen tiket pulang ke Indonesia dong, bosen mama di sini. Kangen nasi Padang.

Ardinata tertawa.

ARDINATA

Kangen nasi Padang coba. Emang agak laen mama kalian ini, Ar, Ya.

CLARA

Yee, nasi Padang enak kok. Bener kan anak-anak?

ARKANA, ADELLIA, LILY, FARIZAL

Bener.

CLARA

Tuhkan.. hidup nasi Padang.

ADELLIA

Hidup!

ARDINATA

Jadi mau pulang sekarang nih?

LILY

Iya, om. Soalnya orang tua aku juga udah suruh aku pulang. Kan selama Arkana di rawat di sini aku jarang pulang, paling pulang urusan kuliah, pas masih kuliah.

ARDINATA

Iya, deh. Kita ke bandara sekarang.

Mereka semua keluar dari rumah sakit menuju bandara.

132. EXT. RUMAH GREYDAKSA — PAGI

Gibran melempar batu ke rumah Grey. Hendra keluar dari rumah.

GIBRAN (VOICE AND SUBJEK)

Haha.. keluar juga akhirnya lo, pembunuh!

HENDRA

Kamu siapa? Saya gak kenal kamu.

GIBRAN

Memang kamu tidak mengenal saya. Tapi pasti kamu tau, bapak Daniel.

Hendra diam. Gibran tertawa.

GIBRAN

Kenapa diam? Inget kan siapa Daniel? Ya! Dia laki-laki yang anda penjarakan, dia laki-laki yang anda kambing hitamkan atas perbuatan yang anda buat sendiri!

Hendra menoleh di dalam rumah.

GIBRAN

Kenapa noleh-noleh ke dalam? Takut anak anda mendengar semuanya. Iya!?

HENDRA

Anda mau berapa!? Saya akan bayar semuanya, tapi tolong tutup mulut anda.

Gibran tertawa.

GIBRAN

Saya mau berapa? Anda mau suap saya dengan uang? Setelah anda perlakukan ayah saya seperti itu!? Setelah anda buat ibu saya gila karena ayah saya masuk penjara!? Setelah anda buat ayah saya meninggal di dalam penjara! Dan anda masih bisa bilang untuk selesaikan semuanya pakai uang? Oh no!

HENDRA

Saya tidak peduli! Tutup mulut anda, atau anda mati!

GIBRAN

Kenapa saya harus tutup mulut saya!? Seharusnya seluruh dunia tahu, kalau bapak Hendra Wijaya, pemilih perusahaan PT Wijaya ternyata pembunuh! Dia telah membunuh istinya sendiri!

Grey keluar dari rumah, grey menangis.

GREYDAKSA (VOICE AND SUBJEK)

Apa!? Ayah yang udah bunuh bunda?

GIBRAN

Oh, kebetulan sekali.

HENDRA

Gak Grey, enggak. Kamu jangan percaya dia, dia bohong!

GIBRAN

Kamu harus percaya saya! Saya orang yang sudah memberi petunjuk ke anda da tahun lalu berupa plat mobil. Tapi anda malah salah ambil asumsi. Yang bunuh nyokap lo itu bokap lo sendiri, Greydaksa! Bukan orang lain!

Grey menangis. Grey menatap Hendra.

GREYDAKSA

Ayah jahat! Kenapa ayah bunuh bunda!? Salah bunda apa!?

HENDRA

Argghh! Karena bunda kamu saya di pisahkan dari orang yang saya cinta. Karena dia jodohkan dengan bunda kamu, saya terpaksa harus berpisah dengan wanita yang paling saya cinta. Dan wanita yang saya cinta memilih bunuh diri karena bunda kamu!

GREYDAKSA

Itu bukan salah bunda! Kalau ayah mau salahkan, silakan salahkan oma dan opa. Mereka yang udah jodohin ayah dan bunda, bukan bunda yang mau!

HENDRA

Tapi tetap saja, bunda kamu penghancur semuanya!

Grey menggeleng.

GREYDAKSA

Mulai detik ini, lo bukan ayah gue lagi. Dan lo, harus mendapat hukuman yang setimpal!

Grey menarik tangan Hendra, Grey mengurung Hendra di dalam ruangan kosong di samping rumahnya.

HENDRA (VOICE AND SUBJEK)

Grey! Lepaskan saya! Anak durhaka kamu!

Di luar ruangan, Grey menelpon polisi.

GREYDAKSA (VOICE AND SUBJEK)

Selamat pagi pak polisi.

133. INT. KANTOR POLISI — PAGI

Polisi mengangkat telpon.

POLISI

Selamat pagi, ada yang bisa di bantu?


INTERCUT — PERCAKAPAN TELEPON

GREYDAKSA (VOICE AND SUBJEK)

Tolong datang ke alamat yang saya kirim pak, di sini ada pembunuh. Pembunuh yang telah membunuh bunda saya.

POLISI

Baik, kami meluncur sekarang.

Grey mematikan telponnya.

134. EXT. RUMAH GREYDAKSA — PAGI

Lima menit kemudian polisi datang. Grey membuka pintu ruangan tempat Hendra di kurung.

GREYDAKSA (VOICE AND SUBJEK)

Dia orangnya, pak. Tangkap dia, hukum seberat-beratnya, kalau perlu hukuman mati!

Polisi memborgol tangan Hendra. Hendra memberontak.

HENDRA

Anak durhaka kamu!

Polisi memasukkan Hendra ke dalam mobil. Polisi membawa Hendra ke kantor polisi.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar