Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
ARKANA
Suka
Favorit
Bagikan
2. ARKANA 2

6. EXT. CAFE — SIANG

Establish Shot cafe. Arkana dan Grey sekarang berada di cafe tak jauh dari kampus mereka. Arkana dan Grey terlihat sedang sibuk dengan handphone di tangannya, sembari menunggu pesanan mereka datang.


PELAYAN CAFE (VOICE AND SUBJEK)

Permisi, pesanannya mas mba.

GREYDAKSA

Makasih mba.

Peelayan cafe tersebut menata rapi semua pesanan mereka di meja dan di sambut baik oleh keduanya.


GREYDAKSA

Arkana, kan aku sudah bilang makan garpu harus tangan kanan.

ARKANA

Oh iya, maaf. Soalnya kan memang seharusnya makan garpu tangan kiri.

GREYDAKSA

Tapi bunda selalu makan dengan garpu di tangan kanan.

Arkana memberi tatapan kecewa pada Grey.

ARKANA

I-iya.. maaf ya.

Arkana tersenyum palsu, di balik itu setetes air mata berhasil lolos dari mata indahnya.


ARKANA (VOICE OVER)

Demi kebahagiaanmu aku rela melakukan apapun untukmu Grey. Tapi bagaimanapun caranya aku bertahan, aku tetap manusia biasa, aku tetap wanita yang ingin menjadi dirinya sendiri. Jadi, tolong jangan salahkan aku jika tiba saatnya dimana aku tidak mampu lagi bertahan dan memilih pergi.

Arkana menatap sekilas mata Grey, berkali-kali ia mencoba menyeka air matanya.


7. INT. BANGUNAN TUA — SIANG

Establish Shot bangunan tua. Di bangunan tua yang terlihat sudah terbengkalai, terdengar suara yang hanya terlihat mulutnya saja, mulut yang tertutup oleh rokok.


HENDRA (O.S.)

Kalian lakuin apa yang saya suruh, dan jangan sampai gagal! Paham!

SURUHAN (O.S.)

Paham bos!


CUT TO:

8. EXT. HALAMAN RUMAH ARKANA — SIANG

Establish Shot rumah Arkana. Arkana tersenyum setelah ia turun dari motor Grey. Melepas helm yang ia kenakan.


ARKANA (VOICE AND SUBJEK)

Makasih ya Grey, udah anterin aku pulang.

Grey tersenyum, dia mengacak pelan rambut Arkana. Lalu kembali merapihkannya.

GREYDAKSA

Itu sudah menjadi tugas aku, sayang.

Arkana tersenyum, begitu juga dengan Grey.


ARKANA (VOICE OVER)

Perlakuan kamu yang seperti ini Grey, yang buat aku semakin ngerasa buat terus bertahan sama kamu, walau banyak luka yang kamu kasih ke aku.

ARKANA (VOICE AND SUBJEK)

Aku masuk dulu ya, kamu pulangnya hati-hati, jangan ngebut. (Tersenyum)

GREYDAKSA

Iya, enggak bakal ngebut kok, pelan-pelan aja.

Grey kembali memakai helm-nya, namun belum menjalankan motornya.

ARKANA

Kenapa belum jalan?

GREYDAKSA

Love you.. (Tersenyum manis)

Setelah mengatakan itu barulah Grey benar-benar pergi dari hadapan Arkana yang masih terdiam membisu.

ARKANA

Love you too.. (Malu-malu)

Arkana berbalik badan dan hendak membuka pintu rumahnya, namun pintu sudah lebih dulu di buka dari dalam dan terlihat seorang anak kecil perempuan-Adellia-adik Arkana yang berlari dan langsung menangis memeluk Arkana.

Arkana berjongkok guna menyamai tinggi sang adik. Dan mengusap punggung sang adik yang bergetar akibat menangis.


ARKANA

Yaya kenapa? Kok nangis? (Tersenyum lembut)

ADELLIA

Yaya tak-kut.. kak. (Sesegukkan)

ARKANA

Takut kenapa, hm?

ADELLIA

A-ayah.. da-tang..

Arkana panik.

ARKANA

Di apakan kamu?

Adellia menunjukkan tangannya yang terlihat habis tersundut rokok.

ADELLIA

Di sundut rokok.. Tadi a-yah ma-mau masuk ke kamar, dia mau ambil ta-tabungan kakak, Yaya mau cegah.. ta-pi, ayah malah tempelin rokoknya ke ta-ngan Yaya.

Mata Arkana memerah, menahan emosi. Tangannya mengusap tangan lembut sang adik.

ARKANA

Terus selain itu kamu di apain lagi? (Senyum getir)

ADELLIA

Eng-enggak di apa-apain kak. Tapi.. (Menangis)

Uang tabungan kakak berhasil di ambil ayah..

Tangis Adellia pecah. Merasa bersalah karena tidak bisa menjaga uang tabungan kakaknya.

ADELLIA

Maafin Yaya kak. Yaya enggak bis-sa jaga tab-bungan ka-kak.. (Sesegukkan)

Arkana tetap mempertahankan senyumnya guna menenangkan sang adik.

ARKANA

Iya, enggak apa-apa. Yang penting Yaya baik-baik aja.

Adellia tersenyum lalu mereka berdua masuk ke dalam rumah.


ARKANA (VOICE OVER

Ya Allah, gimana caranya aku bayar uang kuliah dan bayar kontrakan, kalau uang tabunganku saja sudah di ambil ayah.

Tapi enggak papa, aku masih punya tenaga untuk kerja, dan aku pasti bisa dapetin uang untuk bayar uang kuliah dan kontrakan.

Arkana masuk ke dalam kamarnya dan tetap menggendong sang adik.









Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar