Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
ARKANA
Suka
Favorit
Bagikan
15. ARKANA 15

54. EXT. PINGGIR DANAU — SORE

Grey berdiri di pinggir danau. Grey melempar batu ke tengah danau.

GREYDAKSA (VOICE AND SUBJEK)

AGGHHH! Kenapa gue bisa kelepasan sih? Kenapa gue malah nyakitin Arkana?

Grey duduk di rerumputan, dengan lutut yang menumpu. Grey menangis.

GREYDAKSA (VOICE OVER)

Maaf, Arkana. Aku kelepasan tadi. Aku gak berniat nampar kamu. Maaf..

Grey menangis, dia menunduk di atas rerumputan pinggir danau.


CUT TO:

55. INT. RUMAH SAKIT — SORE

Di ruangan Farizal di rawat, Arkana pamit pulang.

ARKANA (VOICE AND SUBJEK)

Riz, gue balik ya. Udah sore, kasian Yaya sendiri di rumah.

FARIZAL

Iya, hati-hati ya, Ar.

ARKANA

Iya.. sekali lagi maaf ya, karena Grey, lo jadi kaya gini.

FARIZAL

Enggak apa-apa kok. Hati-hati ya, pulangnya.

LILY

Udah gue pesenin taksi online ya, Ar. Udah gue bayar juga pake aplikasi.

ARKANA

Aish.. ngerepotin dong gue.

LILY

Ngerepotin-ngerepotin, seneng juga kan lo, hemat ongkos.

Arkana tertawa kecil.

ARKANA

Iya sih..

LILY

Huh dasar. Ya udah, yuk gue anter ke luar.

ARKANA

Yuk.

LILY

Gue anter Arkana dulu ya, Zal. Diem di sini lo, jangan kabur!

FARIZAL

Ya Allah, mau kabur kemana coba?

LILY

Ya kan kali aja. Lo kan hobby kabur, kaya dulu, tiba-tiba udah di Australia aja.

Farizal tertawa kecil.

FARIZAL

Ya ampun, enggak-enggak. Dah sana, kasian tuh Arkana nya tungguin.

LILY

Iya-iya.. papay..

Arkana dan Lily keluar dari ruangan Farizal.

Arkana dan Lily berjalan pelan sembari ngobrol-ngobrol.

LILY (VOICE AND SUBJEK)

Jadi gimana, Ar? Rencananya lo mau buat usaha apa?

ARKANA

Enggak tau deh. Masih bimbang juga gue.

LILY

Bimbang kenapa?

ARKANA

Gak Taulah.

LILY

Soal modal? Kalau iya, jangan di pikirin. Ntar bisa diurus bokap gue.

ARKANA

Bukan soal modal, kalau cuma modal untuk usaha kecil-kecilan gue masih ada tabungan rahasia.

LILY

Lah terus, kenapa?

ARKANA

Grey..

Kalau dia tau, gue bangun usaha untuk kejar cita-cita gue, pasti dia marah. Dia jelas mau gue jadi dokter, seperti bundanya.

LILY

Lu lama-lama gue mutilasi, Ar. Emosi gue sama lo. Dikit-dikit Grey, mau ini Grey, mau itu Grey, sekalian aja lo mau berak izin Grey.

Arkana menghela nafas panjang. Mata menatap lurus ke depan.

ARKANA

Grey itu dunia gue, dia hidup gue. Iya, gue tau, dia mungkin sering banget nyakitin gue, tapi lo enggak pernah tau Ly, bagaimana cara dia meratukanku gue. Sejak kenal Grey, gue jadi tau rasa indah di cintai, hal yang enggak pernah gue rasain dari keluarga gue.

Lily mengapa Arkana.

LILY (VOICE OVER)

Kalau udah menyangkut keluarga, gue bingung mau jawab apa, Ar. Gue takut malah melukai hati lo.

LILY (VOICE AND SUBJEK)

Yuk lah, ini taksinya udah sampe depan. Kasian orangnya nunggu lama.

ARKANA

Hm..

Arkana dan Lily kembali berjalan.

56. EXT. LOBBY RUMAH SAKIT — SORE

Arkana dan Lily berjalan menghampiri sebuah taksi yang baru saja berhenti di lobby rumah sakit.

LILY (VOICE AND SUBJEK)

Atas nama Lily Astrea ya, om?

SUPIR TAKSI

Iya, dek.

LILY

Nih, Ar. Bener ini taksinya.

Lily membukakan pintu taksi, Arkana masuk ke dalam taksi.

ARKANA (VOICE AND SUBJEK)

Thanks ya, Ly.

LILY

Yoiiii.. hati-hati.

Om, hati-hati ya bawa temen saya, jangan ngebut, om.

SUPIR TAKSI

Siapp..

Taksi berjalan meninggalkan perkarangan rumah sakit.

Arkana menatap ke luar jendela, jalanan agak sedikit macet. Taksi Arkana terjebak macet di dekat taman.

SUPIR TAKSI (VOICE AND SUBJEK)

Aduh dek, macet lagi.

Arkana tersenyum ramah.

ARKANA

Iya, om. Enggak apa-apa kok, enggak buru-buru juga.

Arkana menatap ke luar jendela taksi. Matanya terfokus pada anak kecil yang sedang bermain ayunan bersama kedua orangtuanya. Arkana meneteskan air mata.

ARKANA (VOICE OVER)

Beruntung sekali dia, dia bisa rasain kasih sayang orang tuanya. Bahkan, dia bisa bermain bersama kedua orangtuanya, bercanda, tertawa bersama.

Arkana menyeka air matanya.

ARKANA (VOICE OVER)

Kapan ya, aku bisa rasain kasih sayang orang tua, kaya anak itu rasain. Pasti bahagia banget. Yah, bu, kenapa kalian benci Arkana. Salah aku apa? Apa aku enggak bisa kaya anak-anak di luar sana, dapet cinta dan kasih sayang dari orang tuanya.

Supir taksi menatap Arkana dari spion.

SUPIR TAKSI (VOICE AND SUBJEK)

Adek kenapa?

ARKANA

Eh.. enggak kok om, enggak kenapa-napa.

Arkana tersenyum, tersenyum palsu.

SUPIR TAKSI

Mungkin, mulut adek bisa bilang enggak apa-apa, tapi dari mata adek keliatan lho kalau adek lagu enggak baik-baik aja.

Sebisa mungkin, Arkana menahan air matanya agar tidak keluar.

ARKANA (VOICE AND SUBJEK)

Enggak om, aku enggak kenapa-napa. Aku baik-baik aja. Cuma ke capean dikit aja kali.

SUPIR TAKSI

Ya, om maklum kalau adek enggak jujur, secara om cuma supir taksi..

Tapi.. apapun masalah adek, adek harus inget, adek masih punya Allah. Allah selalu ada untuk adek. Jangan pernah ngerasa sendiri. Dans satu lagi, adek mau tau satu hal?

ARKANA

Apa..?

SUPIR TAKSI

Om ini anak jalanan. Hidup om dari kecil, di jalanan. Om enggak pernah tau siapa orang tua om, gimana rasanya di sayang sama orang tua. Gimana hangatnya pelukkan orang tua, om enggak pernah rasain itu semua. Tapi.. om tau, siapapun orang tua om, dimanapun mereka berada, om punya orang tua, walau om sendiri enggak tau mereka dimana, mereka siapa, gimana wajah mereka. Om sering banget iri sama anak-anak lain, yang bisa dapet kasih sayang orang tuanya, tapi om mikir, kalau sepanjang hidup, om cuma mikirin iri aja, om enggak bakal bisa maju. Om juga harus ada tujuan hidup. Jadi, apapun masalah adek, adek jangan sedih, oke?

Arkana diam, air mata mengalir begitu saja di pipi mulusnya.

SUPIR TAKSI (VOICE OVER)

Kasian sekali dia, saya tau kalau dari tadi dia liatin keluarga di taman itu, dan saya juga tau pasti dia sama seperti saya, rindu kasih sayang orang tua.

Arkana diam. Tangannya tak berhenti menghapus air matanya.

SUPIR TAKSI (VOICE AND SUBJEK)

Udah sampe, dek.

ARKANA

Eh, iya, om. Makasih, ya.

SUPIR TAKSI

Iya..

Inget, terus semangat ya, jangan nyerah.

Arkana tersenyum.

ARKANA

Iya, makasih, om.

Supir taksi tersenyum pada Arkana, lalu kembali menjalankan mobilnya. Arkana berjalan masuk ke dalam rumahnya.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar