72. INT. KAMAR ARKANA — MALAM
Arkana dan Lily main hp di atas kasur.
LILY (VOICE AND SUBJEK)
Ar ini Ar. Di daerah Jakarta barat, ada dokter spesialis khusus pasien leukemia. Besok kita coba ke sana ya, Ar.
ARKANA
Gak us.. (terpotong)
LILY
Gak ada bantahan, besok kan kita kelas siang, paginya kita ke dokter dulu.
Arkana menghela nafas.
ARKANA
Terserah lo aja.
LILY
Gitu dong, ini juga orang tua gue bersedia bayarin semua biaya berobat lo, sampe sembuh.
Arkana tersenyum tipis.
ARKANA
Makasih ya, Ly. Bilang juga makasih ke Om Surya dan tante Vera, makasih.
LILY
Ya elah Ar, lo kaya apa aja. Gue dan orang tua gue bakal lakuin apapun demi kesembuhan lo. Yang terpenting sekarang lo sembuh, Arkana.
Arkana tersenyum.
ARKANA
Kalau suatu saat gue emang gak bisa bertahan lagi. Tolong jaga Yaya ya, Ly.
LILY
Lo ngomong apa sih Ar? Kan gue udah bilang, lo bakal sembuh.
ARKANA
Penyakit gue ini bukan cuma penyakit batuk pilek, Ly. Yang berobat langsung sembuh. Penyakit gue ini kanker. Kanker darah, kanker yang sangat sulit untuk di sembuhkan. Kanker yang sembilan puluh sembilan persen penderitanya gak selamat.
LILY
Enggak! Enggak Arkana! Lo bakal sembuh. Kan sembilan puluh sembilan persen kan? Masih ada satu persen. Itu artinya masih ada harapan lo untuk sembuh, Ar.
ARKANA
Semoga aja gitu ya, Ly. Semoga Allah masih sayang sama gue.
LILY
Pasti Ar, lo orang baik. Allah pasti kasih lo umur yang panjang. So, jangan oveethingking. Lo pasti sembuh, oke? Gue bakal selalu ada untuk lo, gue bakal dampingi lo terus sampe lo sembuh.
Arkana tersenyum.
ARKANA
Iya bestie iya.
Ya udah, tidur yuk. Dah malem ini.
LILY
Ya ayo, gue nunggu lo, masa iya gue tidur duluan.
ARKANA
Iya, yok tidur yok.
Arkana dan Lily merubah posisi dari duduk ke tidur. Suara pecahan barang-barang terdengar dari ruang tengah. Arkana dan Lily duduk.
LILY (VOICE AND SUBJEK)
Apaan itu, Ar?
ARKANA
Gak tau juga, liat yok.
LILY
Yok.
Arkana dan Lily turun dari kasur. Arkana membuka pintu kamarnya. Arkana dan Lily keluar dari kamar Arkana.
73. RUANG TAMU RUMAH ARKANA — MALAM
Ramadika membanting-banting barang. Arkana dan Lily berjalan kearah Ramadika.
ARKANA (VOICE AND SUBJEK)
Ayah! Ayah apa-apaan sih!? Dateng-dateng ngerusain barang-barang. Ayah mau apa!?
Ramadika tertawa-tawa.
RAMADIKA (VOICE AND SUBJEK)
Saya mau uang. Saya mau uang. Saya mau uang!
ARKANA
Aku gak ada uang yah.
RAMADIKA
Bohong! Kamu pasti ada uang! Kasih ke saya sekarang!
Arkana meneteskan air mata.
ARKANA
Aku gak bohong, yah. Aku emang gak ada uang.
Ramadika mendorong Arkana sampai jatuh. Lily menghampiri Arkana.
LILY (VOICE AND SUBJEK)
Om! Om apa-apaan sih!? Kenapa harus kasar gini sama anak om sendiri.
RAMADIKA
Lo siapa!? Gak usah ikut campur urusan gue! Lagian dia bukan anak saya! Dia pembawa malapetaka!
Lily tertawa mengejek.
LILY
Kalau Arkana bukan anak lo, ngapain lo dateng ke sini ngamuk-ngamuk minta duit sama Arkana? Masih punya muka lo!?
Ramadika melempar bingkai foto di dinding ke arah Lily. Bingkai tersebut melukai jidat Lily.
ARKANA (VOICE AND SUBJEK)
Ayah!
Arkana berdiri.
ARKANA (CONT'D)
Ayah keterlaluan! Gak sepantasnya ayah lukai Lily.
RAMADIKA
Kenapa memangnya? Dia aja bisa ngomong sesuai hati dia. Kenapa saya tidak boleh berbuat semau saya?
LILY
Udah deh! Mending lo pergi dari sini. Lo udah lukai gue. Kalau lo gak pergi dari sini, gue bakal laporin lo ke polisi, dan gue pastikan lo di hukum seberat-beratnya.
RAMADIKA
Argghhh! Liat aja lo, gue tandai muka lo!
Ramadika berjala keluar dari rumah Arkana. Arkana menangis.
ARKANA (VOICE AND SUBJEK)
Maafin ayah gue ya, Ly. Lo sampe luka gini.
Lily tersenyum manis.
LILY
Enggak apa-apa kok, Ar. Ini tinggal kasih obat merah dikit udah sembuh.
ARKANA
Tapi tetep aja, Ly. Gue gak enak sama lo.
LILY
Stttt! Udah jangan gak enak gitu. Gue anaknya kuat kok, tahan banting. Mending sekarang kita balik ke kamar. Kita kan harus tidur. Besok kan kita mau ke dokter.
Lily menarik tangan Arkana menuju kamar.
74. EXT. JALANAN — MALAM
Ramadika menendang-nendang batu di jalanan.
RAMADIKA (VOICE AND SUBJEK)
Argghhh! Gak dapet gue. Ini semua karena bocah ingusan itu. Sekarang gue mau ikutan judi pake apaan?
Ramadika berhenti. Dia tersenyum licik.
RAMADIKA
Gue tau. Gue pinjem renternir lagi aja. Dan kali ini jaminannya bocah ingusan itu.
Ramadika tertawa girang. Ramadika berjalan lagi.