66. INT. RUMAH SAKIT — PAGI
Establish Shot. Rumah sakit. Suasana ramai orang lalu lalang. Arkana dan Lily berjalan melewati lorong rumah sakit. Lily melirik Arkana.
LILY (VOICE AND SUBJEK)
Lo kenapa, Ar? Kok pucet gitu?
Arkana memegangi kepalanya.
ARKANA
Enggak tau, nih. Akhir-akhir ini gue emang suka pusing gitu. Tapi enggak apa lah, mungkin ini efek kecakean aja. Atau banyak pikiran.
Lily membulatkan matanya. Hidung Arkana mengeluarkan darah.
LILY
Ar! Lo mimisan!
Arkana memegang hidungnya. Dia melihat tangannya yang ada bercak darah.
ARKANA
Iya ya, kok bisa?
Lily panik.
LILY
Kita periksa sekarang.
Lily menarik Arkana ke ruang periksa.
67. INT . RUANG PERIKSA — PAGI
Dokter selesai memeriksa Arkana. Dokter berjalan menuju tempat duduknya. Arkana berdiri dari tempat tidur, di bantu Lily. Arkana dan Lily duduk di depan dokter.
LILY (VOICE AND SUBJEK)
Gimana dok? Arkana kenapa? Kok dia pucet sampe mimisan gitu?
Dokter membuka kertas di tangannya.
SLOWMOTION ON
Dokter membuka lembaran kertas di tangannya.
SLOWMOTION OFF
Suster masuk ke ruangan.
SUSTER (VOICE AND SUBJEK)
Maaf dokter, mengganggu waktunya sebentar. Saya dapet perintah dari bagian administrasi, saudari Lily di minta membayar administrasi saudara Farizal.
DOKTER
Oh iya..
LILY
Ar, gue bayar administrasi dulu ya. Ntar hasilnya kasih tau gue.
Arkana tersenyum dan mengangguk.
ARKANA
Iya..
Arkana mengalihkan pandangannya ke dokter.
ARKANA
Jadi gimana, dok? Saya kenapa?
Dokter membuka kertas di tangannya. Dokter menghela nafas. Dokter menatap Arkana.
DOKTER (VOICE AND SUBJEK)
Kamu yang sabar ya.
Arkana menatap bingung dokter.
ARKANA
Memangnya kenapa, dok?
DOKTER
Dari hasil pemeriksaan, leukosit kamu sangat tinggi. Dan kamu..
Mata Arkana berkaca-kaca.
ARKANA
Saya kenapa, dok?
DOKTER
Dari hasil pemeriksaan, kamu mengidap sakit leukemia stadium tiga. Dan kanker yang kamu idap termasuk kanker agresif atau cepat mengembang.
Arkana menggeleng kuat. Dia menangis.
ARKANA
Enggak.. enggak! Dokter bohong kan dok, dokter bohong kan? Jawab dok! Dokter bohong kan?
DOKTER
Kamu tenang, kamu sabar. Memang benar, leukemia atau kanker darah sangat kecil kemungkinan untuk sembuh. Tapi kecil bukan berarti tidak bisa. Insyaallah, kamu masih bisa sembuh. Dengan kemoterapi dan segala pengobatan, insyaallah kamu bisa sembuh.
Arkana menangis. Dia menunduk.
ARKANA (VOICE OVER)
Ya Tuhan.. apa kurang kau siksa aku selama ini? Apa kurang ya Allah? Apa salah hamba? Sampai kau tambah siksaan hamba dengan penyakit mematikan ini.
Arkana menghapus air matanya.
ARKANA (VOICE AND SUBJEK)
Ya sudah dok, makasih ya.
Dokter mengangguk, dia tersenyum.
DOKTER
Iya.. semangat ya, kamu masih bisa sembuh kok.
Arkana berdiri dari duduknya. Dia keluar dari ruang periksa.
Arkana berjalan dengan tatapan kosong. Arkana menangis.
ARKANA (VOICE OVER)
Kalau sampe aku enggak ada, Yaya sama siapa? Gimana masih Yaya? Ya Allah, kenapa kau beri cobaan hamba begitu berat?
Arkana menangis.
ARKANA (VOICE OVER)
Aku sudah kehilangan cinta dan kasih sayang kedua orang tuaku, aku kehilangan citaku. Dan sekarang, aku sakit.. kanker.
Arkana berjalan dengan tatapan kosong, meratapi nasibnya. Lily melihat Arkana. Lily menghampiri Arkana.
LILY (VOICE AND SUBJEK)
Arkana? Hey? Lo kenapa?
Arkana buru-buru menghapus air matanya.
ARKANA (VOICE AND SUBJEK)
Eeee.. enggak kok. Enggak apa-apa.
LILY
Hasil tadi gimana, Ar? Lo kenapa tadi kata dokter? Kok sampe mimisan?
Arkana bingung mau jawab apa.
ARKANA (VOICE OVER)
Gak mungkin aku jawab yang sebenarnya. Lily pasti syok.
LILY (VOICE AND SUBJEK)
Woy? Gue nanya? Lo kenapa?
ARKANA (VOICE AND SUBJEK)
Eeeee-enggak kok.. kata dokter, gue cuma kecapean aja, dan harus banyak istirahat dan minum air putih.
Lily memicingkan matanya menatap Arkana.
LILY
Lo lagi enggak bohongin gue kan, Ar?
Arkana menggeleng, dia tersenyum palsu.
ARKANA
Enggak kok, ngapain gue bohongin lo? Ya udah, yok kita ke ruangan Fariz. Abis itu ngampus. Ntar keduluan Grey sampe kampus.
LILY
Hm, ayok.
ARKANA (VOICE OVER)
Maaf, Ly. Gue harus bohongin lo, gue enggak mungkin cerita yang sebenarnya. Lo bisa syok, gue enggak mau lo sedih.
LILY (VOICE OVER)
Entah kenapa, gue ngerasa ada yang lo tutupi dari gue, Ar. Gue enggak tau apa itu, yang jelas gue berharap ini enggak ada hubungannya sama hasil pemeriksaan dokter tadi.
Arkana dan Lily berjalan ke ruangan Farizal di rawat.
68. INT. RUANGAN FARIZAL — PAGI
Farizal memainkan ponselnya di atas brankar. Arkana dan Lily masuk ke dalam ruangan Farizal. Arkana menghampiri Farizal.
ARKANA (VOICE AND SUBJEK)
Hey? Udah mendingan?
Farizal menaruh hpnnya di atas meja samping tempat tidurnya.
FARIZAL (VOICE AND SUBJEK)
Udah kok, semaleman juga di jagain ni bocah.
Farizal menunjuk Lily.
LILY
Bocah-bocah! Gue bukan bocah kali.
FARIZAL
Iya in, biar cepet.
Arkana terekikik geli.
ARKANA
Kalian ini dari dulu enggak pernah berubah, setiap ketemu selalu berantem. Kalau jauhan, nyariin.
LILY
Dia ngeselin.
FARIZAL
Serah lu dah, serah. Masih belum ada tenaga gue ngeladenin lo.
Hp Arkana berbunyi sekali. Ada chat WhatsApp masuk. Arkana membaca pesan chat yang baru saja masuk ke hp nya.
ISI WHATSAPP:
Sayang, aku otw kampus. Aku berangkatnya agak cepet, karena di telpon dosen, ada kepentingan katanya.
Arkana membulatkan matanya.
ARKANA (VOICE AND SUBJEK)
Ly! Grey otw kampus. Buruan kita ke kampus juga, ntar Grey malah curiga kalau kita belum ada di kampus.
LILY
Ck! Udah sih, kan tadi lo bilang cari buku, cari buku tuh lama.
ARKANA
Hish, tapi tetep aja Ly. Ntar Grey curiga.
LILY
Aish lo mah, baru aja dateng.
FARIZAL
Ya udah Ly enggak apa-apa. Kalian berangkat aja, gue bisa kok.
LILY
Serius nih?
Farizal tersenyum.
FARIZAL
Iyaa..
ARKANA
Ya udah Ly, buruan.
LILY
Iya-iya..
ARKANA menarik tangan Lily keluar dari ruangan Farizal. Mereka otw kampus.