51. EXT. DEPAN RUMAH SAKIT — SIANG
Close up wajah Arkana. Arkana berjalan pelan di bawah guyuran hujan. Arkana sekarang di depan rumah sakit, dia terus berjalan sambil melamun.
ARKANA (VOICE OVER)
Jika aku terlahir hanya untuk merasakan kejamnya dunia, untuk apa aku di lahirkan? Aku ingin seperti anak-anak di luar sana, yang mendapat kasih sayang penuh dari kedua orang tuanya.
Sebuah mobil sport melaju sangat kencang, tepat di belakang Arkana. Di seberang sana, Lily sedang berdiri di bawah payung. Lily berlari, dia melemparkan payung di tangannya, hendak menyelamatkan Arkana.
LILY (VOICE AND SUBJEK)
Arkana, awas.
Arkana dan Lily jatuh di pinggir aspal. Arkana memandang lurus ke depan dengan tatapan kosong.
LILY
Lo gila ya, Ar!? Ngapain lo jalan ujan-ujan gini, melamun lagi! Kalau tadi gue enggak liat, lo gimana coba!? Lo bosen hidup!?
Lily berteriak kencang, Arkana menangis.
ARKANA
Kenapa lo selamatin gue, Ly? Kenapa lo enggak biarin gue mati aja? Gue capek, Ly.. gue capek.
LILY
Lo benar-benar udah gila, Ar! Lo mau mati, iya!? Lo punya otak gak sih, Ar!? Kalau lo sampai kenapa-napa, gimana nasib Yaya!? Dia mau hidup sama siapa!? Lo tega tinggalin dia sendiri!? Gak punya otak lo!
ARKANA
Gue capek Ly, gue capek. Untuk apa gue hidup, kalau yang gue rasain cuma penderitaan? Gue capek, gue capek!
Arkana menunduk, dia menangis. Lily memperhatikannya.
LILY
Lo kenapa lagi? Grey nyakitin lo lagi?
Arkana terisak. Hujan makin deras.
ARKANA
Bukan cuma Grey, tapi semua udah nyakitin gue, Ly. Gue capek.
LILY
Maksudnya?
ARKANA
Gue tadi ketemu ibu gue, gue mau peluk dia, gue kangen dia. Tapi dia malah dorong gue, dia bilang dia benci sama gue. Kemaren ayah, hari ini ibu. Serendah itu kah gue, Ly?
Arkana menangis, Lily memeluknya.
LILY
Ya udah, kita ke dalam dulu aja, sekalian liat Izal.
Arkana menoleh.
ARKANA
Fariz di dalem? Dia kenapa?
LILY
Karena berantem sama cowok lo tadi, bekas jahitan di perut dia dulu, kebuka lagi.
ARKANA
Astaga..
LILY
Ya udah yok, lo ntar malah sakit.
ARKANA
Hm,
Lily membantu Arkana berdiri. Mereka menyebrang jalan, masuk ke dalam rumah sakit.
52. INT. SEBUAH RUANGAN — SIANG
Hendra membanting vas bunga di dekatnya. Dia bersama satu orang suruhannya, dan dua bodyguardnya.
HENDRA (ONLY SOUND)
Gagal!? Kenapa bisa gagal!? Saya sudah bilang kan, saya tidak mau mendengar kata gagal!
SURUHAN
Maaf bos, tadi dia di selamatkan orang. (Menunduk)
HENDRA (ONLY SOUND)
Agggh! Dasar gak guna!
Hendra menikam perut suruhannya dekan pisau.
HENDRA (ONLY SOUND)
Urus dia!
Hendra membuang pisau ke sembarang arah.
53. INT. DALAM RUMAH SAKIT — SIANG
Arkana dan Lily keluar dari kamar mandi rumah sakit.
LILY (VOICE AND SUBJEK)
Untung ya, Ar. Di koperasi rumah sakit ini ada jual baju. Coba kalau enggak, bisa masuk angin kita berdua.
ARKANA
Thanks..
LILY
Arkana cantik, gue ingetin ya sama lo. Mau setertekan apapun lo, lo harus tetap hati-hati. Mau gimanapun lo punya Yaya. Kasian dia, dia mau sama siapa kalau sampai lo kenapa-napa.
ARKANA
Gue mau tanya sama lo, Ly.
Tapi lo jawab jujur.
LILY
Apaan?
ARKANA
Kalau suatu hari nanti gue udah nyerah, lo mau kan rawat Yaya, kaya adik kandung lo sendiri?
Lily menatap Arkana. Tatapan penuh tanya.
LILY
Lo ngomong apaan sih, Ar? Kaya mau kemana aja.
ARKANA
Gue capek, Ly. Gue capek. Semua orang benci gue. Semua orang yang gue sayang, semuanya benci gue. Ayah, ibu, bahkan Grey. Dia selalu memperlakukan gue layaknya boneka. Kapan gue bisa rasain bahagia, Ly? Kapan? Gue udah rela lepas cita-cita gue, demi dapetin sebuah cinta. Tapi nyatanya, itu semua enggak cukup. Emang senajis itu ya gue?
Lily menatap Arkana yang rapuh. Mereka duduk di koridor rumah sakit. Lily memeluk Arkana.
LILY
Tolong ralat kata-kata lo, Ar. Enggak semua orang benci lo, masih ada gue, Izal, nyokap gue, bokap gue, Yaya, semuanya sayang sama lo. Seharusnya, lo jangan gini, lo jangan lemah. Lo buktiin ke mereka, kalau lo, mampu tanpa mereka. Lo harus tunjukkin ke mereka, kalau Arkana, itu orang yang kuat, dan lo bisa sukses dan bahagia dengan cara lo sendiri.
ARKANA
Tapi gimana caranya, Ly? Apa gue bisa bahagia? Rasanya tidak mungkin, gue bisa bahagia. Karena gue terlahir hanya untuk merasakan kejamnya dunia, bukan untuk bahagia.
LILY
Stttt! Jangan ngomong gitu. Lo itu ciptaan Allah, sama kaya gue dan seluruh makhluk di muka bumi. Dan elo, berhak bahagia. Lo mau tau gimana caranya?
ARKANA
Gimana?
Lily melepas pelukannya dari Arkana, dia menatap mata Arkana.
LILY
Kejar cita-cita lo.
ARKANA
Hah!? Maksudnya?
LILY
Lo pengen jadi pengusaha, kan? Kejar impian lo, kejar cita-cita lo. Buktiin ke mereka, kalau lo bisa, lo mampu.
Arkana menggeleng.
ARKANA
Itu enggak mungkin, Ly. Grey pasti enggak ngizinin gue. Dia mau gue jadi dokter bedah, seperti bundanya. Apalagi sekarang gue kuliahnya jurusan kedokteran.
Lily menghela nafas panjang.
LILY
Arkana, bestie gue yang paling cantik. Jadi seorang pengusaha itu, enggak perlu kuliah. Cukup lo jalanin usaha dan lo tekuni.
ARKANA
Grey pasti enggak setuju.
LILY
Sumpah Ar, emosi gue lama-lama sama lo! Gini ya gini! Kan yang namanya usaha itu membangun sebuah usaha. Lo bilang aja sama cowok lo itu, lo buka usaha kecil-kecilan demi cari uang untuk kehidupan lo sama Yaya. Lo bilang aja, lo belum bayar uang kuliah kek, atau apa gitu. Jadi lo bilang, lo butuh uang untuk kehidupan lo sama Yaya. Gitu aja kok ribet!
Arkana terlihat berpikir.
ARKANA
Iya juga ya, gue juga emang lagi butuh uang, karena bokap beberapa hari yang lalu dateng ke rumah, ambil uang tabungan gue.
LILY
Nah kan! Jadi lo buka usaha apa gitu, dan lo tekuni. Kalau untuk kuliah lo, gue bisa lah handle, toh juga materinya sama.
Arkana tersenyum, Arkana memeluk Lily.
ARKANA
Thanks ya, Ly. Lo bener-bener sahabat terbaik gue. Gue sekarang sadar, kalau gue masih punya lo di hidup gue.
LILY
Omo omo.. gitu dong, lo enggak sendiri kok. Lo masih punya banyak orang yang sayang dan peduli sama lo.
ARKANA
Iya..
LILY (VOICE OVER)
Gue sebenernya kesel sama lo, lo masih mau aja nurutin kemauan cowok lo itu. Tapi bagaimanapun juga, lo sahabat gue, gue bakal lakuin apapun demi lo bahagia.
ARKANA (VOICE OVER)
Tuhan.. terimakasih, terimakasih kau telah mengirimkanku Lily sebagai sahabat terbaikku.
Arkana tenang di pelukkan Lily.