Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
ARKANA
Suka
Favorit
Bagikan
5. ARKANA 5

17. INT. KELAS GREY — PAGI

Close up. Wajah Grey. Di fakultas kedokteran, di kelas Grey, Arkana sedang menangis di pelukan Grey.


GREYDAKSA (VOICE AND SUBJEK)

Kamu kenapa, hm?

Arkana diam, belum menjawab, ia sendiri bingung mau jawab apa.

ARKANA (VOICE OVER)

Aku harus jawab apa? Enggak mungkin aku cerita yang sebenarnya, aku takut kejadian beberapa tahun yang lalu terulang lagi, aku takut..

Aku takut kalau sampai kejadian dulu terulang lagi, malah berujung aku yang harus memilih antara mereka berdua.

Arkana diam.

DISSOLVE TO

FLASHBACK - ON

18. INT. RUANG KELAS SMA — PAGI

Di dalam kelas terlihat banyak sekali anak-anak berseragam putih abu-abu tengah duduk di bangku secara abstrak, ada yang mengobrol, ada yang main hp, bahkan ada yang sibuk pacaran, seperti halnya Arkana dan Greydaksa.


GREYDAKSA (VOICE AND SUBJEK)

Sayang, sebentar lagi kan kita naik kelas dua belas, itu artinya sebentar lagi kita lulus SMA dong. Kita mau kuliah dimana ya?

ARKANA

Aku sih pengennya Universitas Bina Mulya, ambil jurusan ekonomi dan bisnis, sesuai dengan cita-cita aku.

Grey menekuk alisnya.

GREYDAKSA

Kok universitas Bina Mulya sih? Terus juga kenapa ekonomi dan bisnis?

ARKANA

Ya karena aku pengennya di situ, aku ambil ekonomi dan bisnis juga karena cita-cita aku kan jadi pengusaha. (Tersenyum)

Grey menggebrak meja membuat atensi sekelas teralih padanya. Arkana terkejut dan air mata mulai menggenang di kelopak matanya.


ARKANA

Kenapa? Emang salah?

GREYDAKSA

Jelas salah! Kamu seharusnya kuliah di Universitas Bhakti Negara. Dan ambil jurusan Kedokteran, seperti bunda aku!

Arkana terisak. Dia menangis sesenggukan. Lily datang dan langsung menampar pipi kanan Grey.

Greydaksa memegangi pipinya yang memerah akibat tamparan Lily yang begitu keras, Arkana terkejut.

GREYDAKSA

Lo apa-apaan sih? Ngapain lo tiba-tiba lo tampar gue?

LILY

Masih nanya lo? Punya perasaan gak sih? Punya otak gak sih?

GREYDAKSA

Maksud lo apa?

ARKANA

Udah Ly, udah enggak apa-apa.

LILY

Oh enggak bisa gitu dong Ar, lo juga punya masa depan, lo juga punya cita-cita, dia enggak bisa seenaknya main rampas semua yang udah lo impikan sejak lama.

Dan elo.. (menunjuk muka Grey)

Sahabat gue ini manusia! Dia perempuan, dia punya hati! Dan dia.. dia punya cita-cita yang harus di kejar! Di dunia ini bukan hanya tentang nyokap lo! Nyokap lo jadi dokter karena itu memang cita-cita dia, tapi Arkana? Dia pengen jadi pengusaha! Bukan jadi dokter! Jadi tolong, jangan paksakan kehendak dan ego lo sendiri!

GREYDAKSA

Kenapa gue enggak boleh lakuin ini? Gue pacarnya! Dan gue punya hak untuk atur dia, dan gue mau dia jadi seperti nyokap gue, seorang dokter yang hebat! Elo yang enggak punya hak sama sekali untuk ikut campur, karena lo bukan siapa-siapa!

Lily tertawa, tertawa mengejek.

LILY

Gue? (Menunjuk dirinya sendiri)

Gue bukan siapa-siapa? (Tertawa mengejek)

Ngaca Woy! Elo yang bukan siapa-siapa! (Menaiki intonasi suaranya)

Gue, gue sahabat Arkana, sahabat dia dari kecil. Dan gue tahu semua tentang kehidupan Arkana! Dan gue tahu persis sejak kecil cita-cita dia pengen jadi pengusaha, dan lo enggak bisa seenaknya main atur hidup dia!

GREYDAKSA

Terserah lo mau ngomong apa, yang jelas Arkana harus tetap jadi dokter, seperti bunda gue! Enggak akan ada yang bisa merubah keputusan itu!

LILY

Oh enggak bisa gitu dong.. lo engg.. (ucapan terpotong)

ARKANA

Cukup! Kenapa kalian malah berantem sih? Udah cukup! Aku enggak suka liat sahabat dan pacarku berantem kaya gini!

Dan Ly, thanks Lo udah bela gue. Tapi enggak apa-apa gue ikuti apa kata Grey aja, gue mau kok jadi dokter, lo juga pengen jadi dokter kan? Itung-itung kita bisa kuliah bareng. (Tersenyum getir)

LILY

Enggak bisa gitu dong Ar, terus gimana dengan impian lo? Gimana dengan cita-cita lo?

ARKANA

Udah enggak apa, gue pikir-pikir juga lebih enak jadi dokter, bisa nyembuhin banyak orang, itu salah satu pekerjaan yang mulia. (Bohong Arkana)

GREYDAKSA

Lo denger kan apa kata Arkana? Dia aja enggak masalah, kenapa lo yang sibuk!?

LILY

Terserah!


FLASHBACK — OFF

19. INT. KELAS GREY — PAGI

Grey kembali bertanya. Tangannya mengusap rambut lembut Arkana.

GREYDAKSA (VOICE AND SUBJEK)

Kamu kenapa, sayang?

ARKANA

Enggak apa-apa, perut aku sakit, mungkin karena aku udah mau PMS, mangkanya jadi cengeng. (Berbohong)

GREYDAKSA

Oh, kirain kenapa. Pacar aku enggak boleh cengeng. (Mengusap air mata Arkana)

Kamu harus kaya bunda aku, bunda itu orang yang kuat, enggak lemah, jadi jangan sering-sering nangis ya cantik!

Arkana menghela nafas

ARKANA (VOICE OVER)

Kapan kamu bisa sadar Grey, kalau ini aku, Arkana. Bukan bunda kamu.

GREYDAKSA (VOICE AND SUBJEK)

Sayang, kamu udah enggak ada kelas lagi kan?

ARKANA

Enggak ada, kenapa memangnya?

GREYDAKSA

Jalan-jalan yok, boring banget nih aku.

ARKANA

Dih, bukannya kamu masih ada kelas ya?

GREYDAKSA

Iya sih, masih ada. Tapi males banget aku, abis ini ada mata kuliah pak botak, bikin sakit mata aja, kepalanya berkilau.

Arkana terkekeh.

ARKANA

Kamu kayanya punya dendam pribadi bagi ya sama pak Yoyog.

GREYDAKSA

Oh tentu, udah masuk enggak pernah absen, tapi enggak pernah ngejelasin pelajaran, kerjaannya cuma ngomongin mantan istrinya aja. Terus sekalinya ngasih tugas bejibun lagi. Plus kepalanya yang sangat bening itu bikin sakit mata.

ARKANA

Ya udah iya, sekali ini kamu boleh bolos, tapi cukup sekali ini aja ya, awas kamu kalau ngulangi lagi.

Grey bergaya ala hormat.

GREYDAKSA

Siap tuan putri, laksanakan.

Yuk, jalan-jalan yuk.

ARKANA

Ayo.

Mereka berdua pun berdiri dengan grey menggandeng tangan Arkana.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar