47. INT SEBUAH TEMPAT DEKAT CAFE — SIANG
Greydaksa menarik tangan Arkana sangat kasar.
ARKANA (VOICE AND SUBJEK)
Sakit, Grey. Lepasin.. hiks..
Grey melepaskan cekatan tangannya pada tangan Arkana. Arkana memegangi pergelangan tangannya yang memerah, Arkana menangis sejadi-jadinya.
GREYDAKSA
Sekarang jujur, lo suka sama 'sahabat' lo itu!? Iya!?
Arkana diam, dia terus menangis.
GREYDAKSA
Jawab! Lo suka sama dia!?
ARKANA
Eng-enggak Grey.. hiks..
Fariz itu sah-habat a-ku.. aku enggak punya perasaan apapun sama dia.. hiks..
Arkana menangis sejadi-jadinya.
GREYDAKSA
Bohong! Kalau lo enggak punya perasaan apa-apa sama dia, kenapa lo mau ketemuan sama dia!? Kenapa, Arkana?
ARKANA
Karena dia sahabat aku, Grey. Bagaimanapun juga dia sahabat aku, dulu dari aku kecil, dia yang jagain aku, di saat keluargaku tidak baik-baik aja, di saat orang tuaku berpisah cuma Fariz dan Lily yang ada untuk aku. Mereka ada untuk aku, sampai akhirnya aku ketemu sama kamu..
GREYDAKSA
Sahabat.. sahabat.. dan sahabat.. selalu aja lo atas namakan sahabat untuk selalu berhubungan sama dia! Lo maunya apa sih!?
ARKANA
Emang nyatanya gitu, Grey.
Grey tertawa, tertawa mengejek.
GREYDAKSA
Emang nyatanya gitu? Nyatanya gitu gimana, hm?
Buktinya, lo lebih milih ketemuan sama dia, padahal anak-anak kedokteran lagi persiapan untuk ambil spesialis. Bukannya ikut persiapan, lo malah kabur ke sini, cuma untuk ketemuan sama dia.
ARKANA
Ambil spesialis? A-aku enggak tau soal itu, Grey.
GREYDAKSA
Oh ya jelas lo enggak tau, yang lo tau cuma 'sahabat' lo itu kan!?
ARKANA
Enggak gitu, Grey.. hiks..
GREYDAKSA
Enggak gitu, apanya!? Lo itu enggak lebih dari wanita murahan.
Sa.. si.. mo..
Tangis Arkana semakin meledak.
ARKANA
Mau kamu apa sih, Grey! Semua keinginan kamu aku turutin, semua! Kamu mau apa lagi, hah!? Kamu mau jauhin aku dari sahabat-sahabat aku, iya!? Mau kamu ap.. (terpotong)
Grey menampar pipi kanan Arkana, sangat keras. Arkana memegangi pipinya yang memerah.
Hening..
Arkana terisak. Grey menatap tangannya sendiri.
ARKANA
Kamu tampar aku, Grey? (Suara lemah)
GREYDAKSA
Ar, maaf. Aku kelepasan.
Grey hendak memegang tangan Arkana, namun Arkana mengelak.
ARKANA
Lengkap sudah ya, kamu selalu kekang aku, selalu sakiti hati aku, kamu enggak pernah hargai aku, dan sekarang, kamu main tangan. Wow.. keren banget ya kamu.. (suara getir)
Grey hendak meraih tangan Arkana lagi, Arkana menepisnya lagi.
ARKANA
Asal kamu tau Grey, selama ini, aku sedang mencoba mencintai semua rasa sakitnya. Tapi aku enggak tau sampai kapan aku mampu bertahan. Jadi, jangan nyesel, jika suatu saat aku tidak mampu lagi bertahan, dan aku memilih pergi.
Arkana berlari meninggalkan Grey yang masih diam di tempat.
GREYDAKSA (VOICE OVER)
Maafin aku, Ar. Aku bener-bener kelepasan tadi. Aku enggak mau kamu pergi, karena aku enggak bakal sanggup kalau sampai kamu pergi. Maaf.. maaf, Arkana.
48. INT. ANGKOT — SIANG
Arkana menatap lurus, dengan tatapan kosong. Dia menangis.
ARKANA (VOICE OVER)
Tega kamu, Grey. Enggak cukup selamat ini kamu siksa batin aku, sekarang kmu udah berani main tangan. Besok apalagi Grey?
Arkana menolehkan kepalanya ke kaca angkot. Mata Arkana membulat sempurna.
ARKANA (VOICE AND SUBJEK)
Ibu? Itu ibu?
Arkana mengucek matanya.
ARKANA
Iya, itu ibu.
Minggir, om.
Arkana membayar uang angkotnya, dia berlari menghampiri wanita yang terlihat seperti ibunya.
SUPIR ANGKOT (VOICE AND SUBJEK)
Neng, uangnya kelebihan.
ARKANA
Ambil aja om.
SUPIR ANGKOT
Makasih, neng.
49. SUATU TEMPAT — SIANG
Arkana menghampiri ibunya.
ARKANA (VOICE AND SUBJEK)
Ibu..
MIKA
Kamu? Ngapain kamu di sini!?
ARKANA
Ibu, ini bener ibu?
Arkana kangen ibu..
Arkana hendak memeluk Mika. Mika mendorong tubuh Arkana, sangat kasar. Arkana jatuh di aspal. Telapak tangan Arkana terluka.
MIKA
Jangan sentuh saya dengan tangan kotor kamu itu!
Arkana mendongak, menatap Mika.
ARKANA
Sebenci itu kah ibu sama sama aku? Serendah itu kah aku di mata ibu?
Arkana menangis. Mika menatapnya.
MIKA
Iya, saya sangat benci sama kamu. Kelahiran kamu adalah sebuah kesalahan. Kamu itu sama aja seperti ayahmu itu, begajulan, tidak punya etika, memalukan!
Mika berjalan masuk ke taksi yang baru saja selesai di perbaiki oleh supirnya. Arkana berdiri, dia mengetuk-ngetuk kaca jendela taksi.
ARKANA
Ibu, buka itu. Buka! Izinin aku peluk ibu, sekali aja. Aku kangen ibu..
Arkana menangis, taksi mulai berjalan. Arkana mengejar taksi yang mulai berjalan cepat. Arkana terjatuh.
ARKANA
Ibu.. (menunduk)
Salah aku apa, bu? Kenapa ayah dan ibu benci aku? Salah aku apa, bu.. hiks..
Langit menggelap. Hujan deras turun membasahi bumi, Arkana masih diam di tempatnya.
ARKANA (VOICE OVER)
Apa aku salah, aku hanya berharap cinta dari kedua orang tuaku, seperti yang di rasakan anak-anak lain. Dari kecil, aku tidak pernah merasakan, gimana rasanya di sayangi orang tua, di perhatikan, di manja. Apa aku salah, aku berharap, aku bisa rasain kasih sayang ayah dan ibu sekali aja.
Arkana menangis di bawah guyuran hujan. Arkana berdiri, dia berjalan perlahan, air mata terus jatuh membasahi pipinya.
50. INT. SEBUAH RUANGAN — SIANG
Hendra duduk menghadap belakang, menelpon seseorang.
HENDRA (ONLY SOUND)
Dia lagi sendiri di jalan? Bagus! Lakukan apa yang saya suruh, sekarang! Buat dia terluka!
Hendra berdiri, memasukkan handphone kembali ke sakunya.