Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
ARKANA
Suka
Favorit
Bagikan
16. ARKANA 16

57. INT. RUMAH ARKANA — SORE

Arkana keluar dari kamar mandi, die memegang handuk guna mengeringkan rambutnya.

ARKANA (VOICE AND SUBJEK)

Yaya.. dek..

Yaya berlari mendekati Arkana.

ADELLIA (VOICE AND SUBJEK)

Iya, kak? Kenapa?

ARKANA

Udah mandi belum kamu?

Yaya menyengir kuda.

ADELLIA

Belum, kak, hihi..

Arkana menatap adik semata wayangnya itu.

ARKANA

Mandi dulu geeh, udah mau magrib, enggak baik tau cewek mandi mendekati magrib.

Yaya berlagak hormat.

ADELLIA

Ciappp kakak cantik..

Arkana tersenyum, dia mengacak pelan rambut Yaya.

ARKANA

Pinter, itu baru adiknya kakak.

Yaya berlari masuk ke dalam kamar mandi. Arkana berjalan menuju kamarnya. Langkahnya terhenti saat mendengar pintu rumahnya di ketuk. Arkana berjalan menuju pintu depan. Arkana membuka pintu, Grey berdiri di depan pintu rumahnya.


Arkana menatap Grey. Penampilan Grey sangat lusuh. Mata Arkana berkaca-kaca.

ARKANA (VOICE AND SUBJEK)

Ngapain ke sini? Ngapain kamu masih dateng ke perempuan yang kamu bilang murahan?

Grey menggeleng. Dia menunduk.

GREYDAKSA

Maaf..

ARKANA

Maaf untuk apa? Kamu enggak salah kok, kan aku yang salah. Aku yang murahan, aku yang sasimo, aku yang gak tau diri. Iya, kan? Kamu mah enggak salah.

Grey menggeleng kuat.

GREYDAKSA

Enggak, Ar, enggak. Kamu gak salah, aku yang salah. Aku udah nyakitin hati kamu, aku udah nampar kamu. Aku yang salah, Ar.. aku salah..

Arkana memanglingkan wajahnya.

ARKANA (VOICE OVER)

Aku bingung sama diriku sendiri, Grey. Kamu udah sering nyakitin aku, bahkan kamu udah hancurin mimpi aku, hancurin cita-cita aku. Tapi aku tetap gak bisa benci sama kamu. Apa aku sanggup untuk kasih kamu kesempatan, lagi.

Grey bertekuk lutut di hadapan Arkana.

GREYDAKSA (VOICE AND SUBJEK)

Maaf, Ar, maaf. Kamu boleh marah sama aku, kamu boleh pukul aku, tapi tolong, jangan benci aku, jangan tinggalin aku. Cukup bunda, cukup bunda yang pergi, kamu jangan.. hiks..

Arkana menatap Grey.

ARKANA (VOICE AND SUBJEK)

Bangun, Grey. Jangan gini.

Grey menggeleng.

GREYDAKSA

Aku gak bakal berdiri sebelum kamu maafin aku.

ARKANA

Berdiri!

GREYDAKSA

Enggak!

Arkana menghela nafas berat.

ARKANA

Oke, fine. Aku maafin kamu.

Tapi tolong, jangan gitu lagi, Grey. Fariz itu sahabat aku, tolong ngertiin posisi aku, Grey.

Grey berdiri, dia memeluk erat Arkana.

GREYDAKSA

Aku bakal tahan diri aku, untuk gak emosi kalau liat kamu sama laki-laki lain. Tapi tolong, jangan terlalu deket sama mereka. Aku gak mau kehilangan kamu, Ar. Sakit banget rasanya, kehilangan orang yang berharga di hidup kita.

Arkana melepas pelukan Grey. Dia menghapus air mata Grey dan air matanya sendiri. Arkana tersenyum.

ARKANA

Iya.. aku sama Fariz cuma sahabat kok, enggak lebih.

GREYDAKSA

Iya, aku percaya kok..

ARKANA

Udah, pulang geeh. Udah mau magrib. Enggak baik tau magrib masih bertamu.

GREYDAKSA

Iyaa..

Arkana tersenyum. Grey melangkah menuju motornya.

GREYDAKSA

Oh iya, Ar.

ARKANA

Apa?

GREYDAKSA

Kan hari ini kamu gak ikut pengarahan ngambil spesialis. Nah, rencananya kapan kamu mau ambil. Dan tau kan ambilnya spesialis apa?

Arkana diam, dia menatap mata Grey. Matanya berkaca-kaca.

ARKANA (VOICE OVER)

Ku kira maaf tadi sekalian untuk hal ini, ternyata tidak. Kamu masih mau aku jadi dokter bedah, seperti bundamu. Itu artinya, aku benar-benar harus merelakan cita-citaku.

GREYDAKSA (VOICE AND SUBJEK)

Ar?

ARKANA

E-eh.. iya.. bareng Lily kali.

GREYDAKSA

Oke, ambilnya spesialis bedah ya.

Ya udah, aku pulang ya.. bye cantik..

Arkana tersenyum getir, menatap motor Grey yang mulai menjauh. Tangis Arkana pecah.

ARKANA (VOICE OVER)

Aku tau, dokter itu pekerjaan yang mulia, tapi dokter bukan impian aku. Apa aku bisa, jalanin pekerjaan yang jelas bukan bidang aku?

Yaya datang menghampiri Arkana.

ADELLIA (VOICE AND SUBJEK)

Kakak.. kak Arkana.

Arkana buru-buru menghapus air matanya.

ARKANA

Iya, kenapa, dek?

ADELLIA

Ndak papa. Yaya kirla kakak ilang.

Arkana tertawa gemas.

ARKANA

Ya Allah, kakak mau hilang ke mana, astaghfirullah.

ADELLIA

Ya kan bisa aja, kakak dia cuyik wewek gombal.

Arkana tertawa.

ARKANA

Wewek gombel deh, kenapa jadi wewek gombal dah. Dia nge-gombalin siapa?

Yaya cekikikan sendiri.

ARKANA

Ya udah, masuk yuk, udah mau magrib.

ADELLIA

Oke, kak.

Arkana dan Yaya masuk ke dalam rumahnya.


58. INT. RUMAH GREY — Malam

Grey masuk ke dalam rumahnya, di dalam sudah ada Hendra duduk di sofa ruang tamu.

HENDRA (VOICE AND SUBJEK)

Baru pulang jam segini. Dari mana aja, Grey?

GREYDAKSA

Dari rumah Arkana, yah. Ada sedikit problem tadi.

HENDRA

Problem apa, nak?

Grey menggaruk belakang lehernya.

GREYDAKSA

Bukan apa-apa kok, yah. Cuma masalah kecil aja, biasalah anak muda.

HENDRA

Tapi udah selesai kan masalahnya?

GREYDAKSA

Udah kok, yah.. kan udah Grey bilang, cuma masalah kecil.

Hendra tersenyum.

HENDRA

Anak ayah sudah dewasa rupanya, udah bisa menyelesaikan masalahnya sendiri.

Grey tersenyum.

GREYDAKSA

Enggak juga, yah. Cuma yaa, Grey mau belajar lebih dewasa lagi aja. Kan Grey enggak selamnya, jadi anak-anak, suatu saat Grey bakal jadi kepala keluarga, dan itu harus punya pikiran yang dewasa.

HENDRA

Aduh, anak ayah udah mikirin jadi kelapa keluarga aja. Udah mau nikah emangnya?

Grey menatap sang ayah.

GREYDAKSA

Do'ain aja dulu, yah.

HENDRA

Pasti.

Ya udah mandi geeh, terus sholat. Belum sholat kan kamu? Udah mau abis nih waktu magrib.

GREYDAKSA

Iya, yah.

Grey masuk ke dalam kamarnya. Hendra kembali duduk memainkan ponselnya.

59. INT. KAMAR ARKANA — MALAM

Arkana duduk di pinggir jendela, menatap ke luar yang sedikit gerimis. Arkana memejamkan matanya. Menarik nafas, lalu membuangnya. Arkana menatap ke luar jendela.


ARKANA (VOICE AND SUBJEK)

Hujan lagi malam ini.

Arkana menghela nafas berat. Arkana memejamkan matanya.

ARKANA (VOICE OVER)

Yah, bu, sampai kapan kalian bakal giniin Arkana? Sampai kapan kalian enggak peduli sama Arkana? Sampai kapan yah, bu. Arkana butuh kalian. Arkana pengen kaya anak-anak di luar sana, bisa cerita-cerita sama orang tuanya. Bisa minta pendapat. Arkana kangen kalian, tubuh kalian deket sama Arkana, masih satu kota. Tapi hati kita, jauh. Mau sampai kapan kalian benci Arkana. Apa Arkana harus mati dulu, biar kalian peduli sama Arkana?

Arkana menangis. Arkana memeluk lututnya sendiri, kepalanya menunduk.

ARKANA (VOICE OVER)

Arkana pengen rasain di peluk kalian, sekali aja. Apa itu aja Arkana enggak bisa dapetin? Mau sampe kapan, yah, bu. Arkana sakit, Arkana butuh kalian.

Arkana menangis. Yaya masuk ke dalam kamar Arkana.

ADELLIA (VOICE AND SUBJEK)

Kak, kak Arkana. Ajarin Yaya gambar pelangi dong.

Arkana buru-buru menghapus air matanya.

ARKANA (VOICE AND SUBJEK)

E-eh iyaa..

Yaya menatap Arkana.

ADELLIA

Kakak nangis?

ARKANA

Hah? Nangis? Eng-enggak kok.

Kamu tadi mau ngapain?

ADELLIA

Ajarin Yaya gambar pelangi yang bagus. Masa Yaya buat pelangi, jadinya malah gini.

Arkana tertawa menatap pelangi buatan Yaya.

ARKANA

Gambar pelangi itu enggak gitu dek, sini-sini kakak ajarin.

Arkana berdiri, dan kembali duduk di karpet sebelah kasurnya.

ARKANA

Sini, duduk. Biar kakak ajarin buat pelangi.

Yaya duduk di sebelah Arkana, Arkana mulai menggambar pelangi.

ADELLIA

Kak, Yaya boleh tanya cecuatu Ndak?

ARKANA

Tanya apa?

ADELLIA

Kapan Yaya bisa sekolah? Yaya pengen sekolah, kak.

Arkana menoleh, menatap Yaya.

ARKANA

Insyaallah tahun ini kamu bisa sekolah. Tunggu pendaftaran dulu tapi.

Yaya tersenyum, menatap Arkana.

ADELLIA

Serius kak? Yaya bakal sekolah tahun ini? Emangnya kakak udh ada biaya untuk Yaya sekolah?

Arkana tersenyum, dia mengusap pucuk kepala Yaya.

ARKANA

Insyaallah, ada. Tapi kamu harus janji, kalau udah mulai sekolah, sekolah yang bener, belajar, jangan banyak main.

ADELLIA

Iya kak, Yaya janji. Nanti Yaya mau jadi orang sukses. Pokoknya nanti, kalau Yaya udah sukses, kakak orlang pertama yang Yaya panggil dan Yaya peluk.

Arkana tersenyum.

ARKANA

Iyah

Yaya berdiri, dia melompat-lompat kegirangan.

ADELLIA

Yeye.. yeye.. yeye.. sekolah, sekolah.. Yaya bakal sekolah.

Arkana tersenyum.

ARKANA (VOICE OVER)

Cari uang kemana ya? Untuk sekolah Yaya, untuk kuliah aku, belum untuk makan sehari-hari.

Yaya masih melompat-lompat. Arkana menatap sang adik yang sedang bahagia.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar