Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
ARKANA
Suka
Favorit
Bagikan
36. ARKANA 36 (ENDING)

143. INT. RUMAH SAKIT — PAGI

Dokter keluar dari ruang IGD.

LILY (VOICE AND SUBJEK)

Dok, gimana Arkana? Dia baik-baik aja kan? Dia gak kenapa-napa kan dok?

DOKTER

Maaf, ini sudah menjadi jalannya Arkana. Ikhlaskan Arkana, dia sudah tenang.

GREYDAKSA

Maksudnya Arkana meninggal, dok?

Dokter mengangguk.

DOKTER

Iya, keluarga dan kerabat yang tabah ya.

Dokter pergi dari IGD. Lily menangis sejadi-jadinya di pelukkan Farizal. Yaya dan Clara menangis di pelukkan Ardinata. Mata Ardinata memerah menahan tangis. Grey langsung menerobos masuk ke dalam IGD.


ADELLIA (VOICE AND SUBJEK)

Kak Arkana meninggal? Kak Arkana pergi ninggalin Yaya?

LILY

Zal, Arkana, Zal. Arkana udah gak ada, Arkana meninggal.

Farizal menghapus air matanya.

FARIZAL

Udah ya, jangan nangis. Mending kita masuk, kita liat Arkana, terus kita urus jenazahnya.

Lily, Farizal, Clara, Yaya, dan Ardinata masuk ke dalam IGD.

144. INT. DALAM IGD — PAGI

Grey memegangi tangan Arkana.

GREYDAKSA (VOICE AND SUBJEK)

Sayang, kenapa kamu ninggalin aku? Kenapa kamu jahat sama aku? Aku gak punya siapa-siapa lagi, Ar.

Lily mendorong Grey.

LILY

Untuk apa lo di sini!? Lo yang udah nyebapin Arkana meninggal! Lo yang udh bikin Arkana pergi!

Farizal menarik Lily ke pelukkannya.

FARIZAL

Udah sayang, gak enak kita ribut di Deket jenazahnya Arkana. Kasian Arkana.

Lily menghampiri Arkana.

LILY

Ar, lo kenapa ninggalin gue? Lo gak sayang sama sahabat lo ini? Lo jahat Ar, padahal bentar lagi gue mau tunangan lho, tapi lo malah pergi ninggalin gue.

Yaya berlari memeluk tubuh Arkana.

ADELLIA

Kakak! Kenapa kakak ninggalin Yaya? Kan kakak udah janji gak bakal ninggalin Yaya.

CLARA

Nak, kenapa kamu ninggalin mama? Setelah dulu mama kehilangan Yaya saat Yaya di culik, sekarang mama kembali kehilangan anak mama.

ARDINATA

Papa harap ini semua cuma mimpi, nak. Kamu gak benar-benar pergi. Papa harap, sebentar lagi papa terbangun dan lihat kamu di samping papa.

Semuanya menangis. Suster masuk ke IGD.

SUSTER (VOICE AND SUBJEK)

Maaf, untuk jenazah Arkana mau langsung di bawa pulang sekarang atau gimana, ya?

Ardinata menghapus air matanya.

ARDINATA

Bawa pulang sekarang aja, sus. Biar putri saya bisa segera di makamkan.

SUSTER

Baik, saya urus semuanya sekarang.

Suster keluar dari IGD. Lily, Yaya, dan Clara memeluk jenazah Arkana.

145. INT. DALAM AMBULANCE — PAGI

Jenazah Arkana di bawa pulang ke rumah Ardinata pakai ambulance. Lily, Farizal, dan Grey ikut di ambulance. Ardinata, Clara, dan Yaya naik taksi.

LILY (VOICE OVER)

Ar, lo jahat Ar. Lo ingkar janji, lo bilang kita bakal sahabatan selamanya, sampe kita nenek-nenek. Tapi lo pergi, Ar.

GREYDAKSA (VOICE OVER)

Ar, kenapa kamu ninggalin aku? Maaf Ar, maaf. Tolong bilang sama aku kalau ini semua mimpi.

FARIZAL

Arkana, lo sahabat terbaik gue, lo orang yang pernah isi hati gue. Sekarang gue janji sama lo, gue bakal jagain Lily. Gue bakal sayangi Lily, karena gue tau Lily orang paling berharga di hidup lo.

Lily mengusap keranda Arkana.

146. INT. RUMAH ARDINATA — PAGI

Jenazah Arkana di bawa masuk ke dalam rumah. Jenazah Arkana di urus, di mandikan, di solatkan, dan akan segera di kuburkan.

PAK USTADZ (VOICE AND SUBJEK)

Pak, ini kita segera siap-siap untuk penguburan jenazah ya.

ARDINATA

Iya, ustadz.

Ramadika dan Mika berlari masuk ke dalam rumah Ardinata. Ramadika dan Mika berhenti saat melihat tubuh Arkana sudah tertutup kain putih. Mika berlari memeluk jenazah Arkana.


MIKA (VOICE AND SUBJEK)

Arkana. Maafin ibu, nak. Maafin ibu. Ibu udah jahat sama kamu.

Ramadika duduk bertumpu lutut.

RAMADIKA

Putri ayah, maafin ayah ya, nak. Ayah udah gagal jadi ayah yang baik untuk kamu, ayah udah telantar kamu.

Lily menatap Ramadika, Mika, dan Greydaksa bergantian.

LILY (VOICE AND SUBJEK)

Ngapain kalian ke sini?

MIKA

Kami mau lihat anak kami untuk terakhir kalinya.

LILY

Anak? Kalian masih bisa sebut Arkana anak kalian? Setelah apa yang kalian lakuin ke Arkana. Kalian terlantarkan dia, kalian sakiti dia. Bahkan saat Arkana sakit pun kalian gak ada untuk Arkana, kalian sibuk dengan urusan kalian masing-masing.

FARIZAL

Ly, udah.

LILY

Lo juga Grey, ngapain lo di sini? Kalian bertiga ngapain di sini!? Kalian gak pantes ada di sini! Kalian orang-orang yang di sayang Arkana, orang yang di cintai Arkana, sekaligus orang yang nyakitin Arkana.

Farizal mencoba menenangkan Lily.

LILY

Untuk apa kalian ke sini!? Di saat Arkana udah gak bisa rasain cinta dan kasih sayang dari kalian!? Untuk apa!? Kemaren-kemaren kalian kemana yah!? Di saat Arkana butuh kalian, kalian malah sibuk dengan urusan masing-masing!

Farizal memeluk Lily

FARIZAL

Udah ya, tenang. Kasian Arkana, dia pasti sedih liat orang-orang yang di sayangnya ribut gini.

LILY

Mereka jahat, Zal. Mereka jahat.

Farizal memeluk Lily. Jenazah Arkana akan segera di kuburkan.

147. EXT. KUBURAN — PAGI

Pemakaman Arkana telah selesai. Semua berdo'a untuk Arkana. Pak ustadz dan para warga pamit pulang. Tersisa Lily, Grey, Farizal, Yaya, Ardinata, Clara, Mika, Ramadika. Grey mengusap batu nisan Arkana.


GREYDAKSA

Sayang, tenang di sana ya. Jangan lupain aku. Main-main ke mimpi aku ya.

LILY

Grey, ini flashdisk yang di maksud Arkana tadi.

Lily memberikan flashdisk hitam beserta laptop ke tangan Grey. Grey menghubungkan flashdisk dan laptop. Isi flashdisk nya adalah sebuah Vidio.

ISI VIDIO

148. INT. RUMAH SAKIT SINGAPURA — SORE

Arkana duduk di atas brankar rumah sakit.

ARKANA (VOICE AND SUBJEK)

Grey, aku sakit. Tadi aku drop parah. Aku hampir meninggal. Tapi syukurlah aku masih selamat. Aku cuma mau ngomong itu aja, hehe. Udah dulu ya, Grey. Aku mau istirahat dulu.


149. EXT. KUBURAN — PAGI

Grey menangis. Grey membuka satu Vidio lagi.

ISI VIDIO

150. INT. RUMAH SAKIT SINGAPURA — PAGI

Arkana duduk di atas brankar rumah sakit. Arkana ceria.

ARKANA (VOICE AND SUBJEK)

Grey, hari ini aku baik-baik aja. Cuma kemo aja tadi, sakit banget Grey. Tapi aku seneng, ada papa Ardinata dan mama Clara yang jaga aku, ada Lily, Yaya, dan Farizal juga. Walau aku sedih sih, gak ada orang tua kandung aku. Tapi gak papa, orang tua angkat aku udh lebih dari cukup kok. Aku cuma mau bilang sama ayah dan ibu, Arkana sayang kalian.

Arkana mematikan vidio-nya.

151. EXT. KUBURAN — PAGI

Semuanya menangis. Grey, Ramadika, dan Mika. Mereka menangis sejadi-jadinya.

MIKA (VOICE OVER)

Maafin ibu, nak.

RAMADIKA (VOICE OVER)

Entah butuh berapa kata maaf yang ayah katakan untuk dapet maaf dari kamu, nak. Yang jelas ayah menyesal atas semu perbuatan ayah.

ARDINATA (VOICE OVER)

Kamu pahlawan papa, kamu telah menjaga anak papa. Papa udah anggap kamu seperti anak kandung papa, dan sampai kapanpun kamu akan selalu menjadi putri papa.

ADELLIA (VOICE OVER)

Kak, makasih ya, udah jadi kakak terbaik untuk Yaya. Yaya sayang kakak, Yaya bakal sering-sering ke sini kok, kakak tenang di sana ya.

CLARA (VOICE OVER)

Anak mama, jangan lupain mama ya, nak. Mama sayang kamu.

Lily berjongkok. Lily mengusap nisan Arkana.

LILY (VOICE AND SUBJEK)

Ar, kami pamit dulu ya, yang tenang di sana bestie. Lo sahabat terbaik gue. Lo tenang aja, gue bakal berusaha lakuin apa yang lo mau.

Grey, Lily, Farizal, Yaya, Ardinata, Clara, Ramadika, dan Mika, berjalan menjauhi kuburan Arkana.

GREYDAKSA (VOICE OVER)

Makasih atas semuanya, sayang. Kamu akan selalu jadi yang terbaik buat aku. Tenang di sana, ya.

Semuanya menjauh dari kuburan Arkana. Roh Arkana tersenyum di samping makamnya.

ARKANA (VOICE AND SUBJEK)

Tuhan, tolong jaga mereka semua untukku. Terimakasih telah memberiku kebahagiaan di sisa-sisa hidupku. Tolong jaga mereka semua untukku. Selamat tinggal dunia, terimakasih telah menjadi saksi kehidupanku. Aku pamit. Salam sayang selalu, Arkana.

Arkana tersenyum. Bayangan Arkana memudar dan lama-kelamaan menghilang.

SELESAI..

SELAMAT JALAN ARKANA, TENANG DI SANA YA, JANGAN LUPAKAN KAMI SEMUA :)

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar