Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
ARKANA
Suka
Favorit
Bagikan
3. ARKANA 3

9. INT. KAMAR ARKANA — MALAM

Full face wajah Arkana. Arkana sedang duduk di kasurnya, sembari memegang novel yang tadi ia pinjam di perpustakaan kampus. Dia menatap lurus ke depan.


ARKANA (VOICE AND SUBJEK)

Akkhh, kenapa sih aku harus punya ayah seperti dia? Udah enggak bertanggung jawab, suka judi, suka mabuk, suka narkoba, tambah lagi suka nyuri uang anak. (Menghela nafas berat dan mengusap wajahnya gusar)

Arkana terisak, dadanya terasa sedikit sesak.


ARKANA (CONT'D)

Ingin sekali rasanya aku pergi, pergi meninggalkan semua rasa sakit ini, tapi.. (menangis dan melihat wajah polos sang adik)

Bagaimana dengan Yaya?

Tangan Arkana mengusap rambut lembut Yaya. Telpon Arkana berdering, Grey yang menelpon.


ARKANA

Hallo, Grey. Assalamualaikum.

10. INT. KAMAR GREYDAKSA — MALAM

Terlihat Greydaksa sedang merebahkan dirinya di atas tempat tidurnya. Sambil memeluk guling kesayangannya, guling yang sudah ia semprotkan parfum sang bunda.


GREYDAKSA

Hallo, sayang. Waalaikumsalam. (Bingung)

Kamu kenapa? Kenapa suara kamu kedengarannya abis nangis gitu?

INTERCUT — PERCAKAPAN TELEPON


ARKANA

Hiks.. Grey.. ayah.. hiks.. (Menangis sejadi-jadinya)

GREYDAKSA

Ayah? Ini masalah ayah kamu lagi, hm?

Ayah kamu kenapa lagi? Dia lakuin apalagi, sayang?

ARKANA

Ayah ambil uang tabunganku lagi Grey, hiks.. pad-dahal i-tu untuk bayar uang kuliah dan uang kont-trakkan.. hiks.. (Terisak)

GREYDAKSA

Astaga, tapi kamu enggak di apa-apain kan?

ARKANA

Eng-gak, tadi aku baru pulang yang abis kamu anter. Tapi Yaya, di sundut rokok.

GREYDAKSA

Ya Allah, kamu tenang ya. Aku ke rumah kamu sekarang.

ARKANA

Eh? Ngapain? Ini udah malem Grey, enggak usah. Lebih baik kamu istirahat, kan besok harus kuliah, dan besok kamu juga ada kelas pagi kan?

GREYDAKSA

Enggak apa sayang, aku kerumah kamu ya, lima menit aku sampe. Assalamualaikum, bye sayang. (Mematikan telpon)

ARKANA

Grey.. Grey? Enggak usah.. astaghfirullah, udah di matiin aja.

11. INT. KAMAR ARKANA — MALAM

Arkana melempar hp nya ke sembarang arah. Menghembus nafas berat.

ARKANA

Susah banget emang punya pacar keras kepala.

Arkana merebahkan dirinya di samping sang adik, dia membuka kembali novel yang tadi ia pinjam.

15 menit kemudian

12. EXT. RUMAH ARKANA — MALAM

Establish Shot. Full face wajah Grey. Grey sampai di depan rumah Arkana.

13. INT. KAMAR ARKANA — MALAM

Arkana mendengar suara motor Grey.

ARKANA

Itu pasti Grey.

Arkana berdiri dan berjalan menuju pintu depan.

1. EXT. RUMAH ARKANA — MALAM

Arkana membuka pintu rumahnya, terlihat Grey yang baru turun dari motor.

GREYDAKSA (VOICE AND SUBJEK)

Malam, cantik.

ARKANA

Ngapain sih kesini segala? Kan aku udah bilang enggak usah ke sini, aku baik-ba.. (ucapannya terpotong oleh Grey)

GREYDAKSA

Ini tamunya enggak di suruh duduk dulu nih? Malah di omelin lagi. (Cemberut)

Arkana terkekeh melihat kelakuan Grey.

ARKANA

Iya-iya.. silahkan duduk bapak Greydaksa Jonathan.. (Memperagakan gaya penyambutan tamu)

Grey tertawa kecil, Arkana ikut tertawa. Lalu mereka berdua duduk di kursi di teras rumah Arkana.

GREYDAKSA

Coba sini cerita sama aku, kejadian jelasnya. Awalnya kenapa? Kenapa bisa ayah kamu tiba-tiba ambil uang kamu dan nyakitin adikmu?

Arkana menghela nafas pelan. Dia menangis.

ARKANA

Jadi, tadi pas kamu pulang abis anter aku, pas aku mau masuk rumah, adik aku langsung lari meluk aku. Terus dia cerita, sambil nangis. Katanya ayah dateng terus sundut dia pake rokok dan ambil uang tabunganku. (Lemah seraya menyenderkan dirinya di senderan kursi)

GREYDAKSA

Hm, udah jangan sedih lagi. Aku punya sesuatu untuk kamu.

Greydaksa merogoh paper bag yang ia bawa dan mengeluarkan semua isinya. Nampak berbagai jenis coklat dengan merk yang berbeda-beda. Arkana terngaga heran.

ARKANA

Kamu abis ngerampok dimana? (Bingung)

Greydaksa tertawa kecil.

GREYDAKSA

Beli astaghfirullah, aku enggak semiskin itu kali, sampe mau kasih pacar coklat aja harus ngerampok. (Terkekeh)

ARKANA

Abisnya banyak amat. Bisa sakit gigi aku makannya.

Greydaksa menyentil pelan hidung kekasihnya itu. Dia tertawa gemas sambil mengunyel-nguyel pipi Arkana.

GREYDAKSA

Ya, jangan sekaligus dong sayang makannya. Satu hari satu. Jadi hari ini makan satu, besok satu, besoknya lagi satu, dan seterusnya sampe abis.

ARKANA

Sebulan lebih abisnya kalau gitu, ini aja tiga puluh lebih.

GREYDAKSA

Kan ada Yaya, tuh bocah pasti suka banget kalau liat coklat sebanyak ini.

ARKANA

Yeee, yang ada ntar Yaya yang khilaf makan coklat kebanyakan terus dia yang sakit gigi.

GREYDAKSA

Haha.. ya udah kamu simpen aja, tarok celengan, biar nanti kalau ayah kamu dateng lagi kamu kasih aja celengan isi coklat, biar ayah kamu aja yang sakit gigi.

Arkana memukul pelan lengan Grey, lalu tertawa renyah.

ARKANA

Enggak gitu konsepnya. Yang ada aku di gampar kalau sampe kasih ayah celengan isi coklat. Karena yang dia butuhkan itu uang, uang dan uang, bukan coklat.

GREYDAKSA

Tapi coklat bisa di jual lhoo.. (Menunjukkan deretan giginya yang rapi)

Arkana menghela nafas pasrah.

ARKANA

Sekarepmu mas.

Greydaksa tertawa melihat wajah kesal Arkana, dan mendengar Arkana memanggilnya dengan sebutan 'mas'.

Greydaksa mengacak pelan rambut Arkana. Lalu tangannya membuka ponselnya dan dia senyum-senyum sendiri. Arkana memincingkan matanya kesal.

ARKANA

Kamu ngapain sih senyam-senyum gitu ngeliatin hp? Chat sama siapa? Cewek lain ya? (Cemberut)

GREYDAKSA

Vitnah lebih kejam daripada pembunuhan lho.

Aku itu lagi liatin foto cewek cantik.

Arisan kesal, dengan secepat kilat dia merebut ponsel milik Grey.

ARKANA

Cewek cantik siapa hah? Berani-beraninya lagi sama pacar malah liatin foto cewek lain.

Arkana melihat layar ponsel Greydaksa yang ternyata di posisi kamera selfie, dan tentunya menampakkan dirinya sendiri. Ujung bibir Arkana berkedut menahan senyum.

GREYDAKSA

Nah itu dia cewek cantiknya.

Arkana tak mampu menahan senyumnya, ia salting sendiri. Ia membuka sebungkus coklat guna menetralisir rasa saltingnya.

GREYDAKSA

Haha.. salting nih yee.. (Menggoda)

ARKANA

Apa sih?? Enggak jelas banget! Sana pulang dah malem.

GREYDAKSA

Haha, di usir nih ceritanya?

ARKANA

Iya, kenapa?

Greydaksa bangkit lalu mengacak-acak rambut Arkana sampai berantakan.

GREYDAKSA

Ya udah, aku pulang ya cantik.. (Berjalan menuju motor)

ARKANA

Ishh, Greydaksa! Rambut aku berantakan! Malah pergi lagi! Dasar Greydaksa jelek! Nyebelin! (Merapikan kembali rambutnya dan menatap Grey yang sudah melaju pelan dengan motornya)

Tapi aku sayang.. hati-hati Grey, jangan ngebut. (Setengah berteriak)

Arkana tersenyum lalu ia memasukkan kembali coklat-coklat yang tadi di berikan Grey kedalam paper bag-nya.

ARKANA (Voice Over)

Mungkin kamu sering ngelakuin hal yang nyakitin aku, tapi entah kenapa, ada keyakinan dalam hatiku, kalau ini hanya ujian untuk kita bahagia.

Setelah semua coklat selesai di masukkan kedalam paper bag, Arkana masuk kedalam rumahnya dan kembali masuk ke kamarnya.




Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar