111. INT. DALAM MOBIL — SORE
Arkana menangis. Lily mengusap punggung Arkana.
LILY (VOICE AND SUBJEK)
Udah Ar, jangan nangis. Ini kan keputusan lo, dan gue yakin seratus persen ini yang terbaik.
Arkana sesegukan.
ARKANA (VOICE AND SUBJEK)
Tapi gue bener-bener gak nyangka sama semuanya. Sekaligus gue ngerasa jahat. Seharusnya gue gak pergi, seharusnya gue biarin aja semuanya seperti biasa, gue jadi sosok seperti bundanya Grey. Toh juga yang bikin bundanya Grey meninggal, itu ayah gue.
Lily memeluk Arkana.
LILY
Lo denger gue ya, Ar. Yang salah itu bokap lo, bukan lo. Jadi lo gak pantes terima hukuman apapun dari siapapun.
Arkana menangis. Lily melihat Arkana dan Lily dari spion.
ADELLIA (VOICE OVER)
Sebenarnya apa yang terljadi cih? Campe kakak perlgi dari rumah, dan ninggalin bang Grey? Yaya bingung.
Mobil berhenti.
SUPIR TAKSI (VOICE AND SUBJEK)
Maaf dek, sudah sampai.
LILY
Oh iya, pak. Makasih. Yok, Al.
Arkana, Lily dan Yaya keluar dari mobil. Lily mengeluarkan barang-barang dari bagasi di bantu Yaya. Arkana memandang kosong ke depan.
LILY (VOICE AND SUBJEK)
Ar, jangan melamun, ntar lo kesambet.
Arkana diam. Arkana menangis. Lily dan Yaya sudah selesai mengeluarkan barang-barang dari bagasi.
112. EXT. RUMAH BARU ARKANA — SORE
Lily menggendong dua tas ransel, Yaya menggendong satu tas ransel. Lily menggandeng Arkana dan Yaya. Berjalan menuju rumah coklat dengan pagar putih. Lily membuka pintu rumah.
ADELLIA (VOICE AND SUBJEK)
Ini rumah siapa, kak?
LILY
Ini rumah bibinya kak Lily dulu, tapi bibi kakak pindah ke Bandung. Dan kebetulan kuncinya ada di kakak.
ADELLIA
Oh gitu, jadi aku sama kak Arkana bakal tinggal di cini?
LILY
Iya, sayang, kamu sama kakak kamu bakal tinggal di sini.
113. INT. RUMAH BARU ARKANA — SORE
Arkana, Lily, dan Yaya masuk ke dalam rumah. Rumah cukup kotor dan berdebu.
LILY (VOICE AND SUBJEK)
Ar, lo duduk aja ya. Biar gue yang beresin rumah.
Arkana diam, Arkana memandang kosong ke depan.
ADELLIA
Yaya bantu ya, kak.
LILY
Iya, kamu bantuin nyapu, bisa?
ADELLIA
Bisa dong.
Yaya membantu Arkana duduk di kursi. Yaya berjalan menghampiri Lily.
ADELLIA
Sapunya di mana, kak?
LILY
Oh iya, ya. Gak ada sapu kita.
ADELLIA
Terus gimana cara nyapu-nya?
LILY
Pinjem ke rumah samping kali ya.
ADELLIA
Ya udah biar Yaya yang pinjemin.
LILY
Gak usah, biar kakak aja.
ADELLIA
Yaya aja, kak
LILY
Ya udah kita berdua.
ADELLIA
Terus kak Arkana gimana.
Lily menoleh ke Arkana.
LILY
Ar, gue sama Yaya mau minjem sapu bentar, lo tunggu sini ya.
ARKANA
Ikut.
LILY
Minjem sapu ngapain rame-rame ya Allah? Ntar kita di kira kau demo di rumah orang.
ARKANA
Gue ikut, Lily.
Lily menghela nafas.
LILY
Ya udah ayo.
Arkana dan Lily berjalan ke rumah sebelum.
114. EXT. RUMAH TETANGGA — SORE
Lily mengetuk pintu rumah samping. Ardinata keluar dari rumah.
ARDINATA (VOICE AND SUBJEK)
Kalian siapa? Ada keperluan apa?
LILY
Hm, kami penghuni baru rumah sebelah, om. Kamu cuma mau pinjem sapu, hehe.
Ardinata tertawa kecil, sangat ramah.
ARDINATA
Mau minjem sapu kok rame-rame.
LILY
Iya, om. Tadi saya mau sendiri, tapi nih bocil sama kakaknya mau ikut.
Ardinata menatap Yaya dan Arkana. Ardinata menatap Arkana.
ARDINATA (VOICE OVER)
Dia kan?
Clara keluar dari rumah.
CLARA (VOICE AND SUBJEK)
Siap, mas?
Clara menatap Arkana dan Yaya. Mata Clara berkaca-kaca.
CLARA
Kamu Arkana?
Arkana, Lily, dan Yaya kaget.
ARKANA
Iya, kenapa tante tau nama aku?
Clara menangis. Ardinata memeluk Clara.
CLARA
Mas, dia orangnya.
LILY
Maaf om, tante. Ini ada apa ya? Kok kalian bisa kenal Arkana.
ARDINATA
Arkana, om mau tanya sama kamu.
ARKANA
Tanya apa, om?
ARDINATA
Tapi om bener-bener minta tolong sama kamu jawab jujur.
ARKANA
Iya, om.
ARDINATA
Lima tahun lalu, apa kamu menemukan bayi perempuan?
Arkana kaget, Arkana meneteskan air mata. Arkana diam.
ARDINATA
Jangan diam sana, nak. Tolong jawab! Kami sudah kehilangan anak kami selama lima tahun, anak kami di culik lima tahun yang lalu. Kami sudah mencari dia kemana-mana, dan terakhir kami mendapatkan info kamu telah menemukan bayi perempuan.
Arkana menoleh ke Yaya. Clara melepas pelukannya dari Ardinata. Clara berjongkok menyamakan tinggi Yaya.
CLARA
Apa dia anak kami?
Arkana diam. Clara memutar tubuh Yaya dan melihat punggung Yaya.
CLARA
Bener, mas. Dia ada tanda lahir di punggungnya. Dia Oliv, dia anak kita.
Arkana menggeleng. Yaya bersembunyi di belakang Arkana. Lily diam.
ARKANA (VOICE AND SUBJEK)
Kalian ngomong apa!? Ini Yaya, dia adik saya! Bukan anak kalian!
CLARA
Enggak! Dia anak kami!
ADELLIA
Ini semua maksudnya apa, kak? Yaya anak mereka? Yaya bukan adik kandung kakak, kan?
ARKANA
Enggak dek, kamu adik kakak.
ADELLIA
Tapi Yaya pernah denger, kakak nangis malem-malem, kakak bilang kalau Yaya bukan adik kandung kakak.
Arkana diam, Arkana kaget.
DISSOLVE TO
FLASHBACK ON
115. INT. KAMAR ARKANA — MALAM
Arkana menangis di atas kasur. Arkana memeluk lututnya.
ARKANA (VOICE AND SUBJEK)
Ya Allah, kenapa kau buat dunia ini sangat kejam padaku? Aku capek ya Allah. Ingin rasanya aku pergi, tapi bagaimana dengan Yaya?
Arkana menangis.
ARKANA
Walau Yaya bukan adik kandungku, tapi aku menyayanginya.
116. INT. LUAR KAMAR ARKANA — MALAM
Yaya menangis.
ADELLIA (VOICE AND SUBJEK)
Jadi, aku bukan adik kandung kakak? Berarti ayah Rama dan ibu Mika bukan orang tua kandung aku, dong. Terus aku anak siapa?
Yaya menangis.
FLASHBACK ON
117. EXT. RUMAH ARDINATA — SORE
Arkana, Yaya, dan Clara menangis. Lily diam. Ardinata menenangkan Clara.
ADELLIA (VOICE AND SUBJEK)
Yaya tau itu kak, tapi Yaya diam, karena bagi Yaya kakak itu kakak kandung Yaya, karena Yaya tau kakak sayang banget sama Yaya. Yaya juga tau, kakak sakit kan? Semalem juga Yaya denger pas kakak berantem sama kak Lily, kakak sakit.
Arkana menangis, Arkana memeluk Yaya.
ARDINATA
Jadi benar kan, dia bukan adik kandung kamu? Dia Oliv, anak kami!
Arkana melepas pelukannya dari Yaya.
ARKANA
Memang benar Yaya bukan adik kandung saya. Tapi belum tentu kalian orang tua kandungnya.
CLARA
Belum tentu apa!? Jelas dia anak kami! Kami punya banyak bukti kalau dia, Olivia Ardinata, putri kami berdua.
ARKANA
Kalian punya bukti apa?
Clara berlari masuk ke dalam rumah. Clara keluar dari rumah membawa box sedang berwarna coklat. Clara membuka box tersebut. Isinya banyak sekali foto.
CLARA (VOICE AND SUBJEK)
Ini, ini foto-foto Oliv dari sejak dia dalam kandungan, dia lahir, sampai hari terakhir dia sebelum dia di culik.
Arkana melihat foto-foto tersebut. Arkana menangis.
ARKANA (VOICE OVER)
Ya Allah, ini semua benar. Ini foto Yaya pas pertama kali aku temukan. Dan di foto bayi ini memakai bedong pink yang di pakai Yaya saat aku menemukannya.
Arkana menangis.
ARKANA (VOICE OVER)
Mungkin ini yang terbaik, kalau Yaya sama mereka, Yaya bakal bahagia, Yaya bisa sekolah dan makan enak. Kalau Yaya tetap sama aku, Yaya bakal sengsara sama aku yang penyakitan.
Arkana menghela nafas.
ARKANA (VOICE AND SUBJEK)
Iya, ini foto Yaya pas bayi.
Clara menangis sejadi-jadinya. Ardinata menahan tangis. Clara memeluk Yaya.
CLARA
Oliv, akhirnya kami menemukanmu, nak. Mama sama papa kangen banget sama kamu. Maaf, maaf dulu mama gagal jaga kamu, maaf karena mama ceroboh kamu sampe di culik.
Arkana menangis. Lily diam. Ardinata berjongkok menyamakan tinggi Yaya. Clara melepas pelukannya dari Yaya. Ardinata memeluk Yaya.
ARDINATA
Putri kecil papa. Akhirnya kamu kembali ke pelukkan papa, nak.
Ardinata melepas pelukannya dari Yaya.
ARDINATA
Arkana, makasih ya, kamu sudah rawat anak kami. Kamu udah jaga dan besarkan anak kami.
ADELLIA
Jadi, Yaya anak om sama tante?
Clara mengangguk.
CLARA
Iya, nak. Kamu anak kami. Dan jangan panggil om tante ya, panggil papa mama, oke?
ADELLIA
Mama? Papa?
Clara dan Ardinata memeluk Yaya.