30. EXT. TAMAN KOTA — PAGI
Establish Shot. Taman kota. Suasana pagi. Arkana dan Grey turun dari motor Grey. Arkana menatap Grey bingung.
ARKANA (VOICE AND SUBJEK)
Kok malah ke taman, Grey? Bukannya ke kampus?
Arkana bingung, dia terus menatap Grey yang lebih tinggi darinya. Grey berjalan menuju bangku taman yang tak jauh dari sana.
ARKANA (CONT'D)
Kenapa, Grey?
Grey menangis, Arkana ikut duduk di samping Grey.
GREYDAKSA
Mimpi itu datang lagi, Ar.
ARKANA
Mimpi? Mimpi.. soal bundamu?
Grey mengangguk, tangisnya semakin pecah.
GREYDAKSA
Iya, tapi bukan mimpi ketemu sama bunda. Melainkan mimpi kejadian saat di mana bunda pergi untuk selamanya.
Arkana memeluk Grey.
ARKANA
Sayang, kamu tau gak mimpi kamu itu punya arti tau. Kamu tau artinya apa?
GREYDAKSA
Apa?
ARKANA
Artinya, bunda kamu butuh do'a dari kamu. Mungkin Allah kasih kamu mimpi itu untuk sekedar ingetin kamu, untuk tetap mendo'akan bundamu.
Grey diam, matanya menatap wajah teduh Arkana.
GREYDAKSA
Iya, kamu benar.. aku bakal do'ain bunda, biar bunda tenang di sana.
ARKANA
Nah, gitu dong.. itu baru pacarnya Arkana..
GREYDAKSA
Makasih, sayang. Makasih kamu selalu support dan ngertiin aku.
ARKANA
Udah jadi tugas aku, Grey..
Dahlah, yuk ke kampus, satu jam lagi kelas aku di mulai, aku gak mau telat lho yaa..
GREYDAKSA
Iya, ayo..
Arkana dan Grey berdiri dari duduknya, mereka berjalan menuju motor Grey dan kembali menaikinya, lalu grey menjalankan motornya.
31. EXT. BANDARA — PAGI
Establish Shot. Luar bandara. Close up mata Fariz. Fariz keluar dari bandara, dengan tangan kanan menarik sebuah koper.
FARIZAL (CU)
Akhirnya, saya kembali lagi ke Indonesia. Negara tempat saya di lahirkan.
Farizal berjalan masuk de dalam mobil dengan pintu yang di bukain oleh supir.
32. EXT DI MOTOR DI JALAN — PAGI
Arkana dan Grey bercakap-cakap di atas motor. Grey tetap fokus menyetir.
GREYDAKSA (VOICE AND SUBJEK)
Ar? Gimana kuliah kamu?
ARKANA
Ya gitu..
GREYDAKSA
Kapan rencananya kamu mau ambil spesialis?
ARKANA
Gak tau deh, Grey. Lagi males mikirin itu. Ntaran aja.
GREYDAKSA
Lah, kok gitu? Harus di pikirin lah. Harus secepatnya kamu ambil spesialis. Dan inget ambilnya spesialis dokter bedah, biar kaya bunda.
Arkana menatap Grey dari kaca spion. Mata Arkana memerah menahan tangis.
ARKANA (VOICE OVER)
Kapan sih Grey, kapan kamu sadar kalau aku ini bukan bundamu? Sakit banget tau Grey. Sakit banget rasanya, aku harus ngubur mimpi aku demi nurutin keinginan kamu, untuk aku menjadi seperti bundamu.
GREYDAKSA (VOICE AND SUBJEK)
Sayang? Kok diem?
Dengan cepat, Arkana menghapus air matanya.
ARKANA
Oh, enggak kok enggak apa..
Arkana tersenyum getir.
GREYDAKSA
Jadinya kapan nih kam.. (terpotong)
Motor Grey hampir saja tambakan dengan sebuah mobil hitam yang melintas berlawanan arah dengan mereka.
GREYDAKSA
Wah gitu tuh mobil, hampir aja tabrakan.
ARKANA
Sabar, Grey..
Laki-laki paruh baya turun dari mobil tersebut, laki-laki dengan pakaian serba hitam-supir.
PAK MAIL (VOICE AND SUBJEK)
Maaf mas, maaf mba, saya tidak sengaja tadi, saya buru-buru, mangkanya tadi nyalip, dan saya tidak melihat ada motor masnya.
GREYDAKSA
Ya tapi gak gitu juga dong, pak. Itu ngebayangin orang tau gak? Kalau tadi saya enggak cepet ngerem, pasti udh kecelakaan beruntun ini.
PAK MAIL
Iya, mas. Sekali lagi maafkan saya.
GREYDAKSA
Maaf itu mudah, pak. Tapi kalau tadi beneran terjadi kecelakaan gimana?
ARKANA
Udah, Grey. Enggak apa, kasian tuh bapaknya kamu marah-marahin. Sapa tau emang dia buru-buru, jadinya terpaksa ngebut dan nyalip.
GREYDAKSA
Ya tapi enggak gitu juga kali, Ar. Kalau tadi beneran kecelakaan gimana? Itu ngebahayain tau gak?
ARKANA
Iya, aku tau. Tapi ya udahlah, yang pentingkan sekarang kita enggak apa-apa, kita semua selamat. Apa lagi yang di permasalahkan sih?
GREYDAKSA
Masalahnya karena kecelakaan bunda meninggal, Ar! Dan aku, enggak mau kehilangan orang yang aku sayang lagi, hanya karena kelakuan orang yang tidak bertanggung jawab! Kamu ngerti enggak sih!?
Arkana diam, merasa bersalah.
PAK MAIL (VOICE OVER)
Kok saya malah nonton drama gratis ini, ya?
Farizal turun dari mobil, ternyata itu mobilnya Farizal.
FARIZAL (VOICE AND SUBJEK)
Ada apa sih, pak? Kok lama banget? Saya buru-buru ini.
PAK MAIL
Maaf tuan, masnya enggak terima karena tadi saya hampir nabrak motor dia. Dan sekarang masnya dan mbanya malah ribut.
Farizal menoleh ke arah Arkana dan Grey. Semuanya terkejut.
ARKANA
Fariz?
FARIZAL
Arkana?
Mereka saling menatap, memastikan penglihatan mereka.
FARIZAL
Ini beneran lo, Ar?
ARKANA
Ya iyalah, siapa lagi?
Farizal memeluk Arkana sangat erat, Grey melongo di tempat.
FARIZAL
Sumpah demi apapun, gue kangen banget sama lo!
Arkana membalas pelukan Farizal.
ARKANA
Iya, gue juga kangen banget sama lo.
Lo kemana aja sih selama ini? Ngilang gitu aja, sekarang muncul tiba-tiba.
Farizal melepaskan pelukannya dari Arkana. Ia menggaruk tekuk lehernya.
FARIZAL
Haha.. gue tuh ngurusin perusahaan yang di luar negeri.
ARKANA
Iya sih iyaa, yang pengusaha. Sibuk bet kayanya.
FARIZAL
Ya gitu deh.. lo sendiri gimana?
ARKANA
Sibuk kuliah.. paling bentar lagi ambil spesialis.
FARIZAL
Spesialis? Lo kuliah kedokteran? Bukannya cita-cita lo pengusaha ya?
Arkana diam, Farizal melirik ke arah Grey.
FARIZAL
Oh.. gue tau.. manusia ini ya, yang paksa lo ambil jurusan kedokteran?
GREYDAKSA
Gue enggak maksa dia. Arkana sendiri yang mau, dia mau jadi dokter seperti bunda gue.
FARIZAL
Oh ya? Yakin ini atas kemauan Arkana sendiri? Bukannya dari dulu lo suka maksa Arkana ya, maksa dia untuk jadi sosok seperti bunda lo. Iya kan!?
GREYDAKSA
Maksud lo apa nuduh gue sembarangan hah? Lo enggak tau apa-apa! Lo baru dat.. (terpotong)
ARKANA
Kok kalian malah ribut sih!? Ini di jalanan! Enggak tau malu! Udahlah jangan ribut!
GREYDAKSA
Dia yang cari ribut.
ARKANA
Ya udah, ayo kita ke kampus aja.
Riz, kami duluan ya.
FARIZAL
Iya..
Grey dan Arkana kembali menaiki motor Arkana, namun sebelumnya, Farizal sudah menyelipkan kartu namanya di tangan Arkana, kartu nama yang ada nomor teleponnya. Farizal dan supirnya kembali masuk ke dalam mobil.
FARIZAL
Lo liat aja, Grey. Gue akan ambil Arkana dari lo. Gue bakal selamatin dia dari ke egoisan lo. Gue bakal bahagiain dia. Apapun yang terjadi Arkana berhak bahagia, dan kalau dia sama lo, dia enggak akan pernah bahagia. Gue yang akan bawa dia ke gerbang kebahagiaan.
Mobil Farizal kembali berjalan ke arah yang semula mereka tuju.