Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
ARKANA
Suka
Favorit
Bagikan
9. ARKANA 9

30. EXT. TAMAN KOTA — PAGI

Establish Shot. Taman kota. Suasana pagi. Arkana dan Grey turun dari motor Grey. Arkana menatap Grey bingung.


ARKANA (VOICE AND SUBJEK)

Kok malah ke taman, Grey? Bukannya ke kampus?

Arkana bingung, dia terus menatap Grey yang lebih tinggi darinya. Grey berjalan menuju bangku taman yang tak jauh dari sana.

ARKANA (CONT'D)

Kenapa, Grey?

Grey menangis, Arkana ikut duduk di samping Grey.

GREYDAKSA

Mimpi itu datang lagi, Ar.

ARKANA

Mimpi? Mimpi.. soal bundamu?

Grey mengangguk, tangisnya semakin pecah.

GREYDAKSA

Iya, tapi bukan mimpi ketemu sama bunda. Melainkan mimpi kejadian saat di mana bunda pergi untuk selamanya.

Arkana memeluk Grey.

ARKANA

Sayang, kamu tau gak mimpi kamu itu punya arti tau. Kamu tau artinya apa?

GREYDAKSA

Apa?

ARKANA

Artinya, bunda kamu butuh do'a dari kamu. Mungkin Allah kasih kamu mimpi itu untuk sekedar ingetin kamu, untuk tetap mendo'akan bundamu.

Grey diam, matanya menatap wajah teduh Arkana.

GREYDAKSA

Iya, kamu benar.. aku bakal do'ain bunda, biar bunda tenang di sana.

ARKANA

Nah, gitu dong.. itu baru pacarnya Arkana..

GREYDAKSA

Makasih, sayang. Makasih kamu selalu support dan ngertiin aku.

ARKANA

Udah jadi tugas aku, Grey..

Dahlah, yuk ke kampus, satu jam lagi kelas aku di mulai, aku gak mau telat lho yaa..

GREYDAKSA

Iya, ayo..

Arkana dan Grey berdiri dari duduknya, mereka berjalan menuju motor Grey dan kembali menaikinya, lalu grey menjalankan motornya.

31. EXT. BANDARA — PAGI

Establish Shot. Luar bandara. Close up mata Fariz. Fariz keluar dari bandara, dengan tangan kanan menarik sebuah koper.


FARIZAL (CU)

Akhirnya, saya kembali lagi ke Indonesia. Negara tempat saya di lahirkan.

Farizal berjalan masuk de dalam mobil dengan pintu yang di bukain oleh supir.

32. EXT DI MOTOR DI JALAN — PAGI

Arkana dan Grey bercakap-cakap di atas motor. Grey tetap fokus menyetir.

GREYDAKSA (VOICE AND SUBJEK)

Ar? Gimana kuliah kamu?

ARKANA

Ya gitu..

GREYDAKSA

Kapan rencananya kamu mau ambil spesialis?

ARKANA

Gak tau deh, Grey. Lagi males mikirin itu. Ntaran aja.

GREYDAKSA

Lah, kok gitu? Harus di pikirin lah. Harus secepatnya kamu ambil spesialis. Dan inget ambilnya spesialis dokter bedah, biar kaya bunda.

Arkana menatap Grey dari kaca spion. Mata Arkana memerah menahan tangis.

ARKANA (VOICE OVER)

Kapan sih Grey, kapan kamu sadar kalau aku ini bukan bundamu? Sakit banget tau Grey. Sakit banget rasanya, aku harus ngubur mimpi aku demi nurutin keinginan kamu, untuk aku menjadi seperti bundamu.

GREYDAKSA (VOICE AND SUBJEK)

Sayang? Kok diem?

Dengan cepat, Arkana menghapus air matanya.

ARKANA

Oh, enggak kok enggak apa..

Arkana tersenyum getir.

GREYDAKSA

Jadinya kapan nih kam.. (terpotong)

Motor Grey hampir saja tambakan dengan sebuah mobil hitam yang melintas berlawanan arah dengan mereka.

GREYDAKSA

Wah gitu tuh mobil, hampir aja tabrakan.

ARKANA

Sabar, Grey..

Laki-laki paruh baya turun dari mobil tersebut, laki-laki dengan pakaian serba hitam-supir.

PAK MAIL (VOICE AND SUBJEK)

Maaf mas, maaf mba, saya tidak sengaja tadi, saya buru-buru, mangkanya tadi nyalip, dan saya tidak melihat ada motor masnya.

GREYDAKSA

Ya tapi gak gitu juga dong, pak. Itu ngebayangin orang tau gak? Kalau tadi saya enggak cepet ngerem, pasti udh kecelakaan beruntun ini.

PAK MAIL

Iya, mas. Sekali lagi maafkan saya.

GREYDAKSA

Maaf itu mudah, pak. Tapi kalau tadi beneran terjadi kecelakaan gimana?

ARKANA

Udah, Grey. Enggak apa, kasian tuh bapaknya kamu marah-marahin. Sapa tau emang dia buru-buru, jadinya terpaksa ngebut dan nyalip.

GREYDAKSA

Ya tapi enggak gitu juga kali, Ar. Kalau tadi beneran kecelakaan gimana? Itu ngebahayain tau gak?

ARKANA

Iya, aku tau. Tapi ya udahlah, yang pentingkan sekarang kita enggak apa-apa, kita semua selamat. Apa lagi yang di permasalahkan sih?

GREYDAKSA

Masalahnya karena kecelakaan bunda meninggal, Ar! Dan aku, enggak mau kehilangan orang yang aku sayang lagi, hanya karena kelakuan orang yang tidak bertanggung jawab! Kamu ngerti enggak sih!?

Arkana diam, merasa bersalah.

PAK MAIL (VOICE OVER)

Kok saya malah nonton drama gratis ini, ya?

Farizal turun dari mobil, ternyata itu mobilnya Farizal.

FARIZAL (VOICE AND SUBJEK)

Ada apa sih, pak? Kok lama banget? Saya buru-buru ini.

PAK MAIL

Maaf tuan, masnya enggak terima karena tadi saya hampir nabrak motor dia. Dan sekarang masnya dan mbanya malah ribut.

Farizal menoleh ke arah Arkana dan Grey. Semuanya terkejut.

ARKANA

Fariz?

FARIZAL

Arkana?

Mereka saling menatap, memastikan penglihatan mereka.

FARIZAL

Ini beneran lo, Ar?

ARKANA

Ya iyalah, siapa lagi?

Farizal memeluk Arkana sangat erat, Grey melongo di tempat.

FARIZAL

Sumpah demi apapun, gue kangen banget sama lo!

Arkana membalas pelukan Farizal.

ARKANA

Iya, gue juga kangen banget sama lo.

Lo kemana aja sih selama ini? Ngilang gitu aja, sekarang muncul tiba-tiba.

Farizal melepaskan pelukannya dari Arkana. Ia menggaruk tekuk lehernya.

FARIZAL

Haha.. gue tuh ngurusin perusahaan yang di luar negeri.

ARKANA

Iya sih iyaa, yang pengusaha. Sibuk bet kayanya.

FARIZAL

Ya gitu deh.. lo sendiri gimana?

ARKANA

Sibuk kuliah.. paling bentar lagi ambil spesialis.

FARIZAL

Spesialis? Lo kuliah kedokteran? Bukannya cita-cita lo pengusaha ya?

Arkana diam, Farizal melirik ke arah Grey.

FARIZAL

Oh.. gue tau.. manusia ini ya, yang paksa lo ambil jurusan kedokteran?

GREYDAKSA

Gue enggak maksa dia. Arkana sendiri yang mau, dia mau jadi dokter seperti bunda gue.

FARIZAL

Oh ya? Yakin ini atas kemauan Arkana sendiri? Bukannya dari dulu lo suka maksa Arkana ya, maksa dia untuk jadi sosok seperti bunda lo. Iya kan!?

GREYDAKSA

Maksud lo apa nuduh gue sembarangan hah? Lo enggak tau apa-apa! Lo baru dat.. (terpotong)

ARKANA

Kok kalian malah ribut sih!? Ini di jalanan! Enggak tau malu! Udahlah jangan ribut!

GREYDAKSA

Dia yang cari ribut.

ARKANA

Ya udah, ayo kita ke kampus aja.

Riz, kami duluan ya.

FARIZAL

Iya..

Grey dan Arkana kembali menaiki motor Arkana, namun sebelumnya, Farizal sudah menyelipkan kartu namanya di tangan Arkana, kartu nama yang ada nomor teleponnya. Farizal dan supirnya kembali masuk ke dalam mobil.

FARIZAL

Lo liat aja, Grey. Gue akan ambil Arkana dari lo. Gue bakal selamatin dia dari ke egoisan lo. Gue bakal bahagiain dia. Apapun yang terjadi Arkana berhak bahagia, dan kalau dia sama lo, dia enggak akan pernah bahagia. Gue yang akan bawa dia ke gerbang kebahagiaan.

Mobil Farizal kembali berjalan ke arah yang semula mereka tuju.



Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar