75. INT. RUANG MAKAN RUMAH ARKANA — PAGI
Arkana, Lily, dan Yaya duduk di kursi meja makan.
ADELLIA (VOICE AND SUBJEK)
Ini roti gandum ya, kak?
LILY
Iya, ini roti gandum, suka gak?
ADELLIA
Gak tau, coalnya belum pernah coba.
LILY
Ya udah, cobain dulu geh. Buahnya juga makan nih.
Arkana senyum. Lily berbisik pada Arkana.
LILY (VOICE AND SUBJEK)
Lo makan yang banyak, Ar. Makanan-makanan ini baik untuk lo. Ini juga ada apel, bagus untuk bunuh sel kanker.
Arkana senyum.
ARKANA
Siap dokter Lily.
LILY
Apa sih Ar.
Lily tertawa kecil.
ADELLIA (VOICE AND SUBJEK)
Kak Arkana, kak Lily. Nanti kalian pulang jam berapa?
ARKANA
Agak sore kayanya dek. Ini soalnya kakak mau ada urusan sebenarnya, terus siangnya kakak baru kuliah.
ADELLIA
Ouuccch..
LILY
Emangnya kenapa? Yaya takut ya sendiri di rumah?
ADELLIA
Mana ada.. Yaya gak takut, Yaya kan cuma tanya.
Yaya memajukan bibirnya beberapa cm. Arkana tertawa kecil.
ARKANA
Iya kakak Lily ini gimana sih? Kak Yaya gak penakut.
ADELLIA
Iya dong.
LILY
Emangnya kalau udah gede, Yaya pengen jadi apa?
ADELLIA
Yaya mau jadi pengacara.
LILY
Pengacara? Emangnya Yaya tau pengacara itu apa?
ADELLIA
Tau dong, Yaya suka nonton di TV sama baca di buku kakak. Pengacara itu orang yang membela kebenaran. Yaya mau bela kebenaran nanti kalau udah gede. Sekaligus Yaya bakal lindungi kak Arkana.
Arkana tersenyum tipis.
ARKANA (VOICE OVER)
Entah semua yang kamu impikan bisa terwujud atau enggak, kakak gak tau dek. Kakak cuma berharap kalau semua impian kamu bisa terwujud suatu saat nanti.
Arkana, Lily, dan Yaya menghabiskan sarapannya.
76. EXT. TERAS RUMAH ARKANA — PAGI
Arkana dan Lily keluar rumah rumah.
ADELLIA (VOICE AND SUBJEK)
Hati-hati ya, kak Arkana, kak Lily.
ARKANA
Iya, dah sana masuk. Kunci pintunya ya.
ADELLIA
Oke, ciap.
Yaya masuk ke dalam rumah. Yaya mengunci pintu rumahnya. Arkana dan Lily berjalan pelan. Grey berhenti di depan rumah Arkana.
ARKANA (VOICE AND SUBJEK)
Grey? Kok ke sini? Bukannya kamu magang?
GREYDAKSA
Mau lihat kamu dulu. Untuk jadi penyemangat sebelum beraktivitas.
Arkana tersenyum. Lily membuang muka.
ARKANA
Paan sih Grey? Alay tau gak?
GREYDAKSA
Alay darimananya? Itu romantis tau.
ARKANA
Iya terserah deh terserah.
GREYDAKSA
Oh iya, Ar. Semalem jendela kamar aku di timpuk pake batu sama orang misterius gitu. Dan batunya itu ada kertas, ada tulisannya juga.
ARKANA
Apa tulisannya?
GREYDAKSA
Bentar.
Grey mengeluarkan kertas semalam dari dalam tasnya.
GREYDAKSA (CONT'D)
Ini.
Arkana membaca isi kertas. Dahinya mengkerut.
ARKANA
Jakarta, sisi segitiga, besaran pokok, sudut persegi? Maksudnya apa?
GREYDAKSA
Nah itu dia, semaleman aku mumet mikirin ini.
Arkana menoleh ke arah Lily.
ARKANA
Ly, lo tau gak arti ini apa?
Lily menatap malam kertas di tangan Arkana. Lily mengambil kertas tersebut dari tangan Arkana.
LILY (VOICE AND SUBJEK)
Jakarta, sisi segitiga, besaran pokok, sudut persegi?
Lily berpikir.
GREYDAKSA
Sok mikir, tau enggak jawabannya.
Lily melirik Grey.
ARKANA
Ck! Grey! Gak boleh gitu. Lily itu pinter lho, gak inget dari dulu kan dia rengking satu.
Grey berdehem singkat.
LILY
Ini plat nomor kendaraan.
ARKANA
Maksudnya?
LILY
Iya. Coba deh perhatiin.
Jakarta, itu platnya B. Sisi segitiga ada tiga. Besaran pokok ada tujuh. Sudut persegi ada empat. Itu artinya B 374.
Arkana dan Grey mencerna ucapan Lily.
ARKANA
Iya juga ya, tapi plat siapa? Dan itu plat mobil atau motor?
LILY
Kalau itu gue gak tau.
ARKANA
Hm, thanks Ly.
Grey memperhatikan kertas tadi.
GREYDAKSA (VOICE AND SUBJEK)
Kemaren bunda, sekarang plat kendaraan. Apa..?
Arkana dan Grey saling menatap.
ARKANA
Apa kita sepemikiran, Grey?
GREYDAKSA
Iya, aku juga sepemikiran dengan kamu. Tapi masalahnya, kalau emang ini petunjuk kematian bunda, terus yang di penjara itu siapa? Dan siapa yang kasih petunjuk-petunjuk ini?
ARKANA
Aku juga mikir ke sana. Apa jangan-jangan, orang yang di penjara itu di suruh seseorang. Biar pembunuh aslinya aman.
GREYDAKSA
Kalau emang gitu. Aku bakal cari tau siapa pelaku sebenarnya. Siapa yang udah nabrak bunda sampe meninggal. Dan aku bakal pastikan orang itu dapat hukuman yang setimpal.
Telpon Grey berdering.
ARKANA (VOICE AND SUBJEK)
Siapa, Grey?
GREYDAKSA
Gak tau, nomor gak di kenal.
ARKANA
Coba angkat, sapa tau penting.
GREYDAKSA
Iya..
Grey mengangkat telponnya.
GREYDAKSA (VOICE AND SUBJEK)
Hallo, siapa ini?
77. INT. RUANGAN FARIZAL DI RUMAH SAKIT — PAGI
Farizal menelpon Grey.
FARIZAL (VOICE AND SUBJEK)
Hallo, ini saya Farizal. Pemilik perusahaan tempat kamu magang. Saya dapat laporan kamu belum sampai kampus. Apaan, baru pertama kali kerja udah males-malesan.
INTERCUT — PERCAKAPAN TELEPON
GREYDAKSA (VOICE AND SUBJEK)
Lo dapet nomor gue dari mana!?
Farizal tertawa mengejek.
FARIZAL
Kamu itu magang di perusahaan saya, semua data masuk ke email saya. Jadi enggak perlu di tanya saya dapet nomor kamu dari mana. Dan satu lagi, saya bos kamu, yang sopan kalau ngomong sama bos.
Grey menahan amarahnya.
FARIZAL
Lima belas menit belum sampe, siap-siap nilai magang lo nol.
Farizal mematikan telponnya. Grey emosi.
78. INT. RUANGAN FARIZAL DI RUMAH SAKIT — PAGI
Farizal senyum-senyum sendiri.
FARIZAL (VOICE OVER)
Seru juga ternyata ngerjain manusia gak punya satu satu itu.
Farizal memainkan ponselnya.
79. EXT. HALAMAN RUMAH ARKANA — PAGI
Arkana memperhatikan Grey.
ARKANA (VOICE AND SUBJEK)
Kenapa?
GREYDAKSA
Sahabat kamu itu, rese banget. Mentang-mentang aku magang di perusahaan dia, dia jadi semena-mena.
Arkana membulatkan matanya. Lily menoleh.
LILY
Wait? Lo magang di perusahaan Izal?
GREYDAKSA
Kalau iya kenapa!?
ARKANA
Heh! Udah! Kok malah ngegas, kan Lily cuma nanya.
GREYDAKSA
Ck! Bodok amatlah. Aku mau berangkat dulu, ntar si rese satu itu malah makin semena-mena lagi.
ARKANA
Ya udah, sana. Hati-hati, kerja yang bener, jangan lupa makan, jangan lupa solat, dan jangan lupa kamu punya pacar, jangan tebar pesona sama cewek lain.
Wajah kesal Grey berubah menjadi tersenyum.
GREYDAKSA
Kamu bisa posesif juga ya ternyata.
ARKANA
Bisa dong. Ya udah sana, aku juga mau berangkat nih.
GREYDAKSA
Iya, kamu hati-hati ya, sayang.
Arkana tersenyum.
ARKANA
Iya..
Grey menaiki motornya. Grey menjalankan motornya.
LILY
Itu beneran, Ar? Dia magang di perusahaan Izal?
ARKANA
Iya, gue ngerinya mereka berantem.
LILY
Haha.. berantem sih mungkin enggak. Palingan Izal ngerjain dia dikit-dikit.
ARKANA
Ish, kok lo gitu sih?
Lily tertawa.
LILY
Ya udah, yok berangkat. Gak enak sama dokternya udah janji, masa telat.
Arkana dan Lily masuk ke dalam mobil taksi online yang sudah sedari tadi menunggu.