Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
ARKANA
Suka
Favorit
Bagikan
7. ARKANA 7

22. INT. KAMAR ARKANA Di RUMAH ARKANA — MALAM

Di kamarnya Arkana tengah membuka laptop miliknya. Arkana terlihat sedang kebingungan apa yang harus ia buka di laptop.


ARKANA (VOICE AND SUBJEK)

Duh, ini aku mau buka laptop mau buka apa sih tadi? Kok aku jadi nge-blank gini sih? (Meraup wajahnya sendiri)

Aku terus kepikiran tentang kejadian tadi pagi. Kenapa bisa ayah ada di tempat yang sama dengan tempat orang yang nyebut-nyebut nama bundanya Grey tadi? Apa jangan-jangan..?

Arkana tampak berpikir.

ARKANA

Enggak, enggak mungkin! Pasti bukan ayah, iya pasti bukan ayah. (Meyakinkan dirinya sendiri)

Tapi..

Kalau sampe bener ayah yang udah.. akhhh enggak Arkana, enggak. Sejahat-jahatnya ayah, dia tetap ayah kamu, dan kamu enggak boleh berburuk sangka sama dia.

Arkana membuang nafasnya kasar, lalu matanya melirik ke arah pintu kamarnya yang terbuka secara perlahan, dan terlihat adiknya yang tengah berdiri membawa dua gelas susu coklat hangat.

ADELLIA

Kakak cantik.. liat deh Yaya bawa apa? (Tersenyum lucu menampakkan gigi ompongnya)

ARKANA

Bawa apa, hm?

ADELLIA

Yaya bawa susu coklat hangat, Yaya juga udah buatin untuk kakak. (Menyodorkan segelas susu coklat ke Arkana)

Nih minum.. kan kakak yang bilang kalau susu coklat hangat itu bisa buat pikiran jadi lebih tenang. Ya walaupun bagi Yaya yang menenangkan tetap ice cream. (Menunjukkan deretan giginya)

Arkana tersenyum.

ARKANA (VOICE OVER)

Ini yang menjadi alasan kakak tetap pertahankan kamu, Ya. Karena kamu selalu bisa buat kakak sedikit melupakan pikiran kakak, kamu selalu bisa menghibur kakak. Sampai kapanpun kakak akan selalu jaga kamu dek.

ADELLIA (VOICE AND SUBJEK)

Kak? Kenapa diam?

ARKANA

Hm enggak kok, kakak cuma terharu aja punya adik pengertian seperti kamu, cantik.

ADELLIA

Hehe kakak bisa aja. Tapi kak Arka lebih cangtip tau.

ARKANA

Cangtip? (Mengernyit heran)

ADELLIA

Ih, cangtip itu cantik lho kakak. Maca gitu aja gak paham. (Memanyunkan bibirnya lalu meneguk perlahan susu hangat di tangannya)

Mulut Arkana membentuk huruf O.


Cut to:


23. INT. KAMAR GREY — MALAM

Di kamarnya Grey sedang sibuk berkutat dengan laptopnya. Tugasnya kini membuat otaknya serasa ingin pecah, berulang kali Grey meraup wajahnya sendiri.

Tiba-tiba pintu kamarnya berbunyi, pertanda ada seseorang yang ingin meminta izin untuk masuk.


GREYDAKSA (VOICE AND SUBJEK)

Masuk aja, pintu enggak di kunci. (Teriak Grey)

BI SURTI

Maaf den bibi ganggu aden malam-malam gini. Tapi tuan memanggil aden untuk datang ke kamarnya.

GREYDAKSA

Oh iya, bi. Makasih..

BI SURTI

Sama-sama den, kalau gitu, bibi pamit mau istirahat ya den.

GREYDAKSA

Iya bi, jangan begadang ya bi, tidur yang nyenyak.

BI SURTI

Iya den, makasih.

GREYDAKSA

Hm..

Bi Surti akhirnya benar-benar pergi meninggalkan kamar Grey, sedangkan grey bangun dari duduknya dan langsung berjalan menuju kamar sang ayah.

24. INT. KAMAR HENDRA — MALAM

Baru saja tangan Grey ingin mengetuk pintu kamar sang ayah, namun pintu tersebut sudah terbuka terlebih dahulu.

Hendra mempersilakan Grey masuk ke kamarnya dan menyuruh Grey duduk di sofa kamarnya.


GREYDAKSA (VOICE AND SUBJEK)

Ada apa, yah? Kenapa ayah panggil Grey ke sini?

HENDRA

Tidak, ayah hanya ingin tau perkembangan kuliah kamu. Gimana dengan kuliah kamu?

GREYDAKSA

Oh, kuliah Grey baik kok yah. Cuma ya gitu, dosennya suka gak ngotak kalau ngasih tugas. Ini aja Grey lagi kerjain tugas, banyak banget.

HENDRA

Oh gitu, ya sudah kalau gitu, ayah ganggu dong ya. Ayah cuma takut kuliah kamu berantakan kaya anak rekan kerja papa. Dia di DO dari kampus karena ngehamilin anak orang.

Mendengar itu Grey memandang ayahnya dengan wajah lempeng.

GREYDAKSA

Ya Allah Yah, Grey enggak mungkin gitu. Grey mah kuliah bener-bener. Grey mau bikin bunda bangga.

HENDRA

Bagus, anak ayah harus jadi orang sukses ya.

GREYDAKSA

Siap yah..

Ya udah, Grey mau lanjut nugas ya yah. Tugas masih banyak banget.

HENDRA

Iya..

Grey beranjak dari duduknya dan langsung kembil berjalan ke kamarnya.

25. INT. KAMAR GREY — MALAM

Grey kembali di kursi meja belajarnya. Tangannya tertarik untuk mengambil foto sang bunda.

GREYDAKSA (VOICE AND SUBJEK)

Bunda.. Grey kangen sama bunda. Biasanya bunda yang selalu tanyain gimana sekolah Grey, dan bunda yang selalu bilang ke Grey kalau grey harus jadi orang sukses. (Menyeka air matanya)

Grey kangen bunda.. apa enggak bisa ya bun, Grey ketemu sama bunda sebentar aja. Apa enggak bisa sekali aja bunda temui Grey dan kasih semangat buat Grey. Grey butuh bunda.. Grey butuh bunda.. hiks.. Grey kangen bunda.. hiks..

Grey menangis sejadi-jadinya. Hatinya begitu rapuh sekarang. Rindu dengan orang yang sudah pergi benar-benar rindu yang menyakitkan.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar