Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
ARKANA
Suka
Favorit
Bagikan
4. ARKANA 4

15. EXT. PARKIRAN KAMPUS — PAGI

Establish Shot. Fakultas kedokteran & parkiran. Arkana dan Grey berada di fakultas kedokteran. Mereka turun dari motor Grey, melepas helm mereka masing-masing.


GREYDAKSA (VOICE AND SUBJEK)

Belajar yang rajin ya sayang, biar bisa kayak bunda. Jadi dokter yang hebat.

Arkana tersenyum getir.

ARKANA

Hm.. iya.. (Memaksakan senyum)

GREYDAKSA

Pinter, pokoknya kamu harus jadi seperti bunda. Menjadi seorang dokter bedah yang hebat dan membantu banyak orang.

ARKANA

Iya Grey, aku bakal jadi seperti bunda kamu kok, jadi dokter.

GREYDAKSA

Pinter..

Ya udah kalau gitu aku ke fakultas aku dulu ya. Bye sayang, semangat belajarnya.

Grey berjalan meninggalkan Arkana yang masih menatap kepergiannya. Setelah Grey benar-benar tidak terlihat, Arkana menangis.


ARKANA (VOICE OVER)

Kenapa yang ada di pikiran kamu selalu bunda kamu, Grey? Apa kamu enggak pernah mikirin aku? Aku punya cita-cita sendiri Grey. Tapi kamu malah menentang cita-cita aku dan malah menyuruh aku untuk menjadi dokter, seperti bundamu. (Menangis)

Tapi tak apa, kan ku relakan cita-citaku demi cintaku ke kamu. Aku rela melepas semua impianku, demi kebahagiaanmu.

16. INT. KELAS KEDOKTERAN — PAGI

Pak Handoyo selaku dosen mata kuliah pertama pagi ini di kelas Arkana, terlihat sedang menerangkan materi. Wajah Arkana terlihat jenuh.


ARKANA (VOICE OVER)

Mumet banget sumpah. Kedokteran bukan bidang aku.

Seorang perempuan-Lily berdiri di depan pintu.

PAK HANDOYO

Kamu siapa? Ada keperluan apa?

LILY

Maaf pak mengganggu waktunya, saya anak baru, pindahan dari London.

PAK HANDOYO

Oh iya, silahkan masuk.

Lily masuk ke dalam kelas, sebelum dia duduk Lily memperkenalkan diri terlebih dahulu.

ARKANA

Lily?

LILY

Halo semua, perkenalkan, nama gue Lily Astria. Kalian bisa panggil gue Lily.

Seisi kelas menyambut Lily dengan baik, terlebih kaum Adam yang terlihat mengagumi paras cantik Lily.


PAK HANDOYO

Silakan duduk Lily, bangku di sebelah Arkana kosong itu, kamu boleh duduk di sana.

LILY

Baik, pak.

Lily duduk di bangku di samping Arkana, dia tersenyum manis melihat Arkana yang juga memperhatikannya.


PAK HANDOYO

Baiklah, bapak kira, sampai sini dulu ya pelajaran hari ini, bapak tinggal. Permisi.

SEISI KELAS

Iya pak..
LILY
Aelah, baru aja masuk udah di tinggal aja.

ARKANA

Lily, gue kangen sama lo.

LILY

Ututututu, sini-sini peyuk. (Merentangkan tangannya)

Arkana memeluk Lily. Begitu juga dengan Lily yang erat memeluk Arkana.


ARKANA (VOICE AND SUBJEK)

Gue kangen banget tau sama lo.

LILY

Iya, gue tau gue orangnya emang ngangenin.

ARKANA

Gue kangen sahabat sengklek gue. Sahabat yang lemot dan selalu pikun.

Lily berdecak sebal seraya memukul pelan bahu Arkana.

LILY

Temen biadab lu, bukannya sahabatnya baru pulang di traktir gitu, malah di hina. Dahlah ngambek aja gue.

Arkana tertawa renyah.

LILY

Eh, wait..?

Lo kok kuliah kedokteran? Bukannya cita-cita lo jadi pengusaha? Cita-cita lo dari kecil malah.

Jangan bilang..?

Arkana mengangguk.

ARKANA

Seperti yang lo tau. Grey yang suruh. Dia bilang gue harus jadi dokter biar bisa jadi kaya bundanya.

Lily

What..?? Wah gila!? Terus lo turutin?

ARKANA

Gue cinta sama dia, gue bakal lakuin apapun demi kebahagian dia, walau gue harus relain impian dan kebahagiaan gue, itu enggak masalah. (Sedih)

LILY

Sumpah demi apapun Ar, lo gila banget! Itu bukan lagi cinta Ar! Itu namanya lo bego, Ar!

Arkana menangis, dia meraup wajahnya gusar.

ARKANA

Gue tau, gue tau mungkin semua orang menilai keputusan gue ini keputusan orang bodoh. Tapi gue yang rasain Ly, gue yang rasain gimana caranya Grey meratukan gue, gimana sayangnya Grey ke gue. Perlakuan Grey yang sekarang itu hanya karena dia belum bisa menerima kepergian bundanya. Tapi gue yakin kok, cepat atau lambat Grey bakal sadar kalau gue ini Arkana, perempuan yang mencintainya, bukan perempuan yang melahirkannya.

LILY

Tapi mau sampe kapan Ar? Gue udah pulang juga dari London, dan hidup lo gini-gini aja. Sampe kapan lo harus bertahan nahan semua rasa sakit yang Grey kasih ke elo?

ARKANA

Sampai gue mampu. Sampai tiba saatnya dimana gue harus pergi, dan saat itu akan gue pastikan kalau semuanya sudah baik-baik aja, enggak ada satu orangpun yang terluka. Tapi untuk sekarang, gue masih bisa bertahan, dan gue akan tetap bertahan sampai tiba saatnya gue harus pergi.

Dan terserah lo mau anggap gue apa, yang jelas gue cinta sama Grey dan sampai kapanpun gue bakal pertahankan dia. Grey itu beda Ly, bersama dengan Grey gue jadi tau gimana rasanya di lindungi, gue bisa rasain kasih sayang seorang ayah, dan gue bisa rasain hangatnya cinta. Lo sendiri tau kan Ly? Seumur hidup gue, enggak enggak pernah ngerasain kasih sayang laki-laki, dan gue udah gagal di cinta pertama gue, ayah gue, ayah gue enggak sayang sama gue, bahkan dia selalu KDRT. Tapi, dengan hadirnya Grey, itu bisa menjadi segala obat dari semua rasa sakit di hati gue. Walau.. hadirnya menambah luka baru. (Menangis)

Arkana menangis meninggalkan Lily yang terdiam membeku mendengar jawabannya. Lily juga menangis.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar