Cuplikan Chapter ini
Jika banyak orang-orang membuat renungan malam. Aku tidak termasuk padanya. Selama tujuh tahun belakangan. Tatkala aku dipinta menjadi pembicara dalam sebuah pelatihan. Aku biasa membuat renungan siang. Seperti kala itu, kupacu bebek besiku semakin kencang. Memburu waktu deadline yang tak boleh terbuang. Hawa kota itu semakin dingin mematikan. Gemiris masih saja tak mereda. Nampak nun jauh di depan sana. Sorot lampu-lampu kendaraan berwarna sendu. Menari tajam bersama kabut hujan yang mulai ...