Cuplikan Chapter ini
Awan mengombak indah di langit biru. Kreasi lukis, metafora angkasa. Memayungi ia yang tengah mengayuh pedal sepeda jengkinya. Sepeda lengkung ke bawah bagai huruf hijaiyah kedua. Dipangkuan sedelnya, ada aku. Yang ia bonceng berkeliling desa. Selepas ia berkunjung ke rumah orangtua. Kedua kakiku melambai-lambai. Daun bambu kering berjatuhan terhempas angin. Di bawah kanopi dedaunan hutan bambu pedesaan yang menaungi jalanan setapak sepeda kami, menuju rumah. Itu hal pertama yang kukenang. T...