Cuplikan Chapter ini
Teriring salamku pada kesatuan denganmu. Indahnya fajar masih sedikit orang yang tau. Di atas penggalan surga ini, ada ilusi seolah membeku. Hanya hati yang tercerahkan olehmu, Ia ijinkan dikau memandangnya. Ia alirkan sebutir embun dari tangkai ke ujung daun. Diruang beku penuh cinta, kami lantas berduyun-duyun. Menyambut panggilan muara pagimu. Jika diamku bernilai emas, maka bicaraku harusnya mutiara. Aku, berdiam tanpa pusing berkarya. Ada kami yang jago bicara lantang, tapi minim esensi...