Cuplikan Chapter ini
Jam sembilan malam. Bintang-gemintang di langit kota itu tiba-tiba menghilang. Berganti awan gelap yang memercikkan kilatan petir bergentayangan. Guyuran air hujan meletup-letup. Mengusir kerumunan pengunjung alun-alun kota yang eksotis pergi berlarian sayup-sayup. Alunan lagu pop-melayu menggema. Memanjakan telinga handai taulan kafe merah. Ia nikmati pemandangan dari balkon atas. Berduduk di kursi paling ujung. Angin malam menyisir rambut bob-nya. Rambut berwarna hitam kecoklatan itu terge...