Cuplikan Chapter ini
Ia pemulung, mengapa anaknya mesti jadi pengepul. Mereka buruh tani, mengapa putranya harus jadi petani, pemilik sawah. Dia pedagang asongan, kenapa putrinya harus menjadi pemilik usaha. Para guru, kenapa anaknya pula mengajar. Seorang pejabat, kenapa putranya dituntut paksa menjadi birokrat, “kadang-kadang”. Beberapa kiai, mengapa gus-gus nya jua gemar mengaji. Kenapa? Aku bertanya-tanya. Apakah ada faktor turunan sebegitu sakralnya di negeri ini. Meski banyak anak yang kini memilih jalan