Cuplikan Chapter ini
Dan pagi jingga pun berubah warnanya. Matahari merangkak naik ke petala tengah. Sorak-sorak bocah balita itu kini musnah. Suara hentakan sepatu kaki kini tak lagi bergema. Berganti kelengangan siang penuh pelupuh keringat basah. Ternyata, secepat itu Tuhan merubah nafas alam keagungan alam karsanya. Sejuk pagi buta bergegas pergi meninggalkan. Ia lebih setia mengikuti siklus alam. Cara angin, langit, awan, pepohonan hingga sebutir debu bertasbih, memuji Tuhannya tanpa malu-malu. Punya kuasa ...