40. EXT. BERANDA RUMAH LUSI, MALAM.
Cast:
Lusi, Ester.
Lusi masuk ke ruang tamu, mengenakan sweater di luar piyama. Potongan rambut Lusi baru, pendek, sebatas pangkal leher. Ester duduk di sofa sendirian.
Lusi
(Lirih)
Hai, Est!
Ester mendongak, lalu menghambur, dan memeluk Lusi.
Ester
Maafin gue ya, Say!
Lusi
Maafin gue juga, Est!
Air mata Ester mengalir. Ia melepaskan pelukan, lalu memegang wajah Lusi dengan kedua tangan.
Ester
Gue marah sama diri sendiri, Lus!
Gue marah karena gue jahat! Sok paling benar!
Gue marah karena gue enggak ada, waktu kamu butuh seorang sahabat.
Lusi tersenyum.
Lusi
Elo sudah jadi sahabat yang terbaik, Est. Sudah ngingetin gue waktu gue bikin salah, elo juga ngebela gue tadi.
Makasih, ya!
Lusi mengajak Ester duduk. Sesaat saling pandang sambil tersenyum.
Ester menarik ujung rambut Lusi.
Ester
Cantik kamu, Lus! Rambut pendek begini, jadi kaya anak SMA.
Lusi tertawa kecil.
Lusi
Buang sial!
Ester
Eeeh! Enggak boleh bilang begitu!
Enggak ada itu yang namanya buang sial!
Lusi
Ya sudah! Buang rambut.
Ester tertawa, merangkul bahu Lusi gemas.
Ester
Gue kangeeen, seubun-ubun!
Lusi
Gue enggak!
Ester mengerling.
Ester
Macaaciiih?
Lusi tersenyum.
Lusi
Gue sengsara kita marahan.
Ester
Gue apalagi! Sengsara dan merasa bodoh.
Lusi menatap sayang pada Ester.
Ester
Say, gue bangga banget waktu rapat tadi. Kamu berani speak up. Enggak nangis pula. Keren!
Lusi
Gue nyaris kabur tadi, Est.
Ester
Tapi keputusannya enggak adil, ah! Bikin emosi!
Lusi
Malah bagus dong, Est! Buat gue!
Bisa kurus kering gue kalau jadi bendahara berdua Tasya.
Ester tertawa.
Ester
By the way, Lus! Gue kaget tadi liat Femi ngebela kamu.
Lusi
Gue juga.
Dia telepon gue tadi, jam lima.
Ester
Oh ya? Ngomong apa?
Lusi
Bilang makasih karena gue mau masuk sie kesenian. Terus dia nawarin gue wawancara untuk magang.
Ester
Wah, baik banget!
Magang di mana?
Lusi
Di RD Radio. Itu punya tantenya.
Ada dua lowongan, Marketing sama penyiar. Yang mana pun gue ambil deh, Est!
Ester
Semoga jadi penyiar.
Gue setuju sama Kak Angga. Kamu cocok jadi penyiar. Suara kamu itu loh, Lus! Renyah, nyaman di kuping.
Lusi tertawa.
Lusi
Pusing gue dengar pujian.
Betewe, naik apa ke sini, Est?
Ester
Mobil.
Lusi
Hah? Jadi selama kita marahan, elo belajar nyetir?
Ester menggeleng, lalu mengerjapkan mata pada Lusi.
Lusi langsung terdiam, menggigit bibir.
Lusi
(Sedih)
Sama Abang?
Ester
(Lembut)
Abang yang ngajak ke sini. Kata dia, gue rugi kehilangan sahabat terbaik.
Lusi melirik ke pintu.
Ester
Abang nunggu di mobil, enggak mau masuk.
Kata dia, kamu yang minta enggak ketemuan dulu, sampai kamu siap.
Lusi mengangguk sedih.
Lusi
Bilang ke Abang, Est, ini hadiah terindah buat gue.
Gue benci kita musuhan. Gue patah hati dua kali, Est! Karena Abang dan adiknya.
Ester memeluk Lusi.
Ester
Gue enggak akan pernah berhenti jadi sahabat, Lus. Bestie forever, oke?
Lusi tersenyum dan mengangguk.
CUT TO