Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Opera Cinta Lusiana
Suka
Favorit
Bagikan
22. Berawal di Trotoar

22. EXT & INT. TROTOAR KAMPUS & KANTIN FIB, SIANG.  

 

Cast: 

Lusi, Nathan, dua orang pegawai kantin, dan sepasang pengunjung kantin.


Lusi berjalan santai seorang diri di trotoar jalan utama kompleks kampus. Mengenakan kemeja kotak-kotak dengan lengan digulung hingga bawah siku, tas kuliah tersampir di bahu kanan Lusi. Rambut panjangnya terurai, diberi penjepit di bagian kiri dan kanan. Kabel earphone menyembul dari kedua telinga. 

Langkah Lusi terhenti, matanya menatap lurus ke depan. Dari arah berlawanan, Nathan berjalan mendekat, lalu berhenti di hadapan Lusi. 


Nathan

Apa kabar, Lusi?


Lusi

(Tersipu)

Baik.  


Nathan

Masih ingat nama saya?

 

Lusi mengangguk.

Lusi

Bang Nathan. 

    

Nathan

Lusi mau pulang?


Lusi

Enggak buru-buru, kok. 
Eh! Maksudnya ...


Nathan tersenyum. Lusi salah tingkah. 


Lusi

Bang Nathan mau jemput Ester?


Nathan

Ester lagi sama temannya. 
Lusi, mau temenin saya nunggu? 


Lusi

Ehm ..., boleh.


Nathan

Mau di mana?


Lusi

Kantin FIB?


Nathan mengangguk, kemudian mengajak Lusi menyeberang. Keduanya berjalan santai sambil berbincang. 


JUMP CUT TO


Di kantin FIB (Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya), di meja paling pojok, Lusi duduk berhadapan dengan Nathan, sambil mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru. Hanya ada sepasang pengunjung di meja yang lain. 


Nathan

Lusi, pernah ke sini?


Lusi menggeleng. 


Nathan

Pernah ke kantin Ekonomi?


Lusi

Belum. Katanya nyaman, ya?


Nathan

Minggu depan, mau ke sana?


Lusi mengangguk sambil tersenyum. 

  

Lusi

Kita satu kampus, tapi aku enggak pernah lihat Bang Nathan.

 

Nathan

Saya jarang beredar di luar FIB. 

 

Lusi

Sama, sih. Aku juga. 


Nathan

Saya lihat kamu dua kali, minggu lalu. 

 

Lusi

Oh ya? Di mana?

 

Nathan

Di stasiun. 

 

Lusi

Bang Nathan enggak salah lihat? 

 

Nathan menatap Lusi. 


Nathan

Hari Senin, kamu pakai kemeja kotak-kotak biru. Tangan bajunya digulung seperti sekarang. 
Hari Rabunya, kamu pakai kaos warna krem tangan panjang.

  

Lusi tersenyum, lalu menyangga wajah dengan kedua punggung tangan, dan membalas tatapan Nathan. 


Lusi

Kenapa Bang Nathan enggak tegur aku?

 

Nathan

Saya di jalur seberang.

 

Lusi

Kenapa enggak manggil?

 

Nathan 

Kalau saya panggil, nanti semua orang di stasiun tahu, nama kamu Lusi.

 

Lusi tertawa. Nathan tersenyum. Pelayan kantin datang membawa dua gelas ice coffee latte

Serentak, Lusi dan Nathan mengambil gelas yang sama. Ujung jari mereka bersentuhan. Lusi tersipu, lalu menarik tangannya cepat. Nathan menggeser salah satu gelas ke depan Lusi. Keduanya meminum kopi masing-masing.

 

Lusi

Makam kecil yang Abang datengin waktu itu, makam siapa? Ada dua ‘kan?

 

Nathan mengangguk.

Nathan

Makam adik kembar saya.
Kakak Ester.

 

Lusi

Innalillahi.
Meninggal umur berapa?

 

Nathan

Yang kakak beberapa menit setelah lahir, adiknya dalam kandungan.

 

Lusi

Ya Allah, aku enggak bisa bayangin perasaan Mama Bang Nathan. 

 

Nathan

Hancur. Tapi, Mamakku perempuan paling tangguh.

 

Lusi

(Lembut)

Seperti Ester.

 

Nathan

(Lembut)

Iya, seperti Ester. 

 

Nathan dan Lusi saling bertatapan. 


CUT TO


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar