Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Opera Cinta Lusiana
Suka
Favorit
Bagikan
31. Sebuah Pengakuan

31. EXT – RUANG RAPAT, SIANG. 

 

Cast: 

Lusiana, Anggara, Iqmal, tiga orang mahasiswi.

 

Trotoar kampus basah. Lusi berjalan tanpa semangat membawa tas kuliah. Earphone terpasang di kedua telinga. 

Lusi terus berjalan. Seseorang menepuk pundaknya dari belakang. Lusi terkejut dan menoleh.


VO Iqmal

(Berteriak)

Lus! Lusi!


Iqmal

Sudah gue duga, itu kuping pasti disumpal! 
Elo sudah cape puasa earphone?


Lusi

Musik teman setia gue, Mal!


Iqmal manggut-manggut.


Iqmal

Iya, sih. Tapi, sebelum masuk kelas, bisalah dicopot dulu itu earphone!


Lusi tersenyum tipis, lalu melepaskan earphone, dan memasukkannya ke saku jaket.


Iqmal

Lus, elo bisa curhat ke gue atau Dirga. Gue yakin elo lagi punya masalah.  


Lusi

Siapa sih yang enggak punya masalah, Mal?


Iqmal

Hahaha! Iya sih! Gue juga lagi punya masalah.


Lusi

(Cemas)

Elo kenapa?


Iqmal

Timbangan gue naik lima kilo, Lus! Celana sempit semua. Kantin Fikom memang bahaya!


Lusi

Bukan kantinnya, dong. Porsinya dikurangin!


Tiba di lobi, mereka berpapasan dengan Anggara yang membuang muka, dan langsung berbalik arah.  Iqmal memperhatikan mimik Lusi yang berubah sedih. 


Iqmal

Doi marah?


Lusi mengangguk. 


Iqmal

Elo lagi kenapa sih, Lus?
Ester belum beres, sekarang Angga!


Lusi

Guenya aja yang enggak bener, Mal. 


Iqmal

Elo ‘kan dekat banget sama Angga. Apa enggak bisa diomongin baik-baik? Cowok kaya dia, pasti maulah dikasih pengertian!


Lusi tidak menjawab dan terus berjalan. Beberapa saat kemudian, ia menghentikan langkah, dan menepuk lengan Iqmal.


Lusi

Elo benar, Mal. Gue harus ngomong sama Angga. 


Iqmal 

Ya, sudah, sana!


Setengah berlari Lusi menyusul Anggara. Begitu dekat, ia menarik pergelangan tangan Anggara. Sambil berjalan, Lusi tidak melepaskan cengkeramannya.


Lusi

Ikut gue!


Tiga orang mahasiswi yang berpapasan, mengerling, dan tersenyum pada Anggara.  

Tiba di taman Lusi berdiri di hadapan Anggara.


Lusi

Mau sampai kapan elo marah? Please, Angga! Gue enggak bisa kita begini. 


Anggara

(Ketus)

Kenapa? Enggak cukup satu cowok? 


Lusi

(Marah)

Kalau elo mikirnya begitu. Ingat!
Gue belajar dari pakarnya!


Lusi menatap Anggara tajam.


Anggara

(Sinis)

Selamat, elo murid gue yang paling sukses!


Beberapa detik saling diam. Lusi menghela napas panjang, kemudian menyentuh lengan Anggara, dan menatap sedih. 


Lusi

Angga, please maafin gue! Tolong jangan marah lagi!


Anggara mengusap rambutnya, kemudian menatap Lusi dengan wajah serius.


Anggara

Elo bikin gue kecewa, Usi! 
Elo ngasih harapan dan bikin gue jatuh cinta, tapi ternyata elo melakukan yang sama ke Nathan.
Kalau elo pikir gue playboy, setidaknya gue jujur!


Anggara berlalu meninggalkan Lusi. 



CUT TO


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar